Yenny Wahid Ungkap Alasan Gabung Bukalapak: Dukung Ekosistem UMKM Lokal

21 Oktober 2021 18:35 WIB
·
waktu baca 3 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Yenny Wahid saat wawancara dengan kumparan, Jumat (11/6). Foto:  Fitra Andrianto/kumparan
zoom-in-whitePerbesar
Yenny Wahid saat wawancara dengan kumparan, Jumat (11/6). Foto: Fitra Andrianto/kumparan
ADVERTISEMENT
Komisaris Bukalapak, Yenny Wahid, akhirnya mengungkap alasan dirinya bergabung ke perusahaan e-commerce tersebut. Dia menjelaskan bahwa Bukalapak memiliki visi yang sama seperti dirinya untuk memberdayakan komunitas secara inklusif.
ADVERTISEMENT
Yenny dikenal sebagai aktivis Islam moderat dan kesetaraan gender atau feminisme. Ia bergabung di Bukalapak sejak awal 2021 lalu, menjelang masuknya perusahaan ke bursa saham Jakarta.
“Bukalapak itu jalurnya sudah tepat karena intensinya sudah tepat. Niat in sum-nya sudah tepat karena ingin memberdayakan masyarakat kecil. Dan kemudian menjadi local champion, menjadi sebuah entitas bisnis tapi memberikan prioritas perhatian kepada hal-hal yang lokal,” kata Yenny dalam sebuah diskusi virtual, Kamis (21/10).
Bisnis lokal seperti UMKM sendiri dipandang penting oleh Yenny. Ia menuturkan, sektor yang berkontribusi pada 97 persen dari total tenaga kerja di Indonesia itu perlu diberdayakan agar dapat memberikan dampak positif bagi perekonomian masyarakat.
Bukalapak, yang kini memiliki sekitar 7 juta UMKM di platformnya, dianggap Yenny memiliki visi yang selaras seperti dirinya untuk memberdayakan masyarakat.
ADVERTISEMENT
“Itu penarik utama buat saya. Karena, ya memang saya berkecimpungnya dengan masyarakat di tingkat komunitas terbawah, seperti desa. Saya dari dulu memang banyak melakukan program-program pemberdayaan di tingkat desa,” tutur Yenny.
“Nah, sekarang ada korporasi besar yang punya visi sama, memberdayakan masyarakat, mitranya, di tingkat paling bawah, UMKM. Ya, sudah, ini kalau orang Jawa bilang ‘tumbu ketemu tutup’.”
Bukalapak memang memiliki rekam jejak program pemberdayaan UMKM secara inklusif. Salah satunya lewat komunitas Srikandi Bukalapak yang dibentuk pada 2018 lalu.
Lewat komunitas ini, Bukalapak menyediakan berbagai pelatihan keterampilan bagi perempuan mulai dari manajemen waktu, manajemen keuangan, dan kemampuan untuk menangani masalah keluarga serta kesehatan, untuk meningkatkan efektivitas mereka sebagai pengusaha.
Yenny Wahid saat wawancara dengan kumparan, Jumat (11/6). Foto: Fitra Andrianto/kumparan
Bukalapak menyebut bahwa pengusaha UMKM perempuan dalam komunitas Srikandi Bukalapak mencatat peningkatan gross merchandise value (GMV) hingga 30 persen jika dibandingkan pengusaha UMKM laki-laki.
ADVERTISEMENT
Dengan program pemberdayaan semacam itu, Bukalapak mendapat penghargaan Asia-Pacific Women Empowerment Principles (WEPs) Awards dalam kategori Gender Responsive Marketplace dari UN Women pada 2020 lalu.
Yenny menyebut bahwa Bukalapak kini tengah mempersiapkan lebih banyak program pemberdayaan yang inklusif bagi UMKM lokal.
“Kami sekarang sedang melihat berbagai model di mana kita bisa lebih memberikan penekanan kepada masyarakat atau mitra-mitra kita bisa lebih berinteraksi tanpa dipisahkan oleh perbedaan,” ungkap Yenny.
“Terus terang sekarang ada satu yang sedang digodok. Saya belum berani bicara, tapi itu jelas akan menyasar hal-hal yang membantu inklusivitas di tengah-tengah masyarakat. Dan program ini akan melibatkan berbagai macam organisasi juga,” pungkasnya.
* * *
Ikuti survei kumparan Tekno & Sains dan menangi e-voucher senilai total Rp 3 juta. Isi surveinya sekarang di kum.pr/surveiteknosains
ADVERTISEMENT