YouTube Rekrut 10.000 'Mata-mata' Video Porno sampai Terorisme

7 Desember 2017 11:00 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Seorang anak sedang membuka YouTube. (Foto: Beawiharta/Reuters)
zoom-in-whitePerbesar
Seorang anak sedang membuka YouTube. (Foto: Beawiharta/Reuters)
ADVERTISEMENT
Maraknya konten video negatif di YouTube membuat platform streaming video tersebut mengambil sikap lebih tegas. CEO YouTube, Susan Wojcicki, menulis sebuah blog yang menyinggung sejumlah kontroversi terkait kepercayaan dan keamanaan di YouTube selama setahun ke belakang.
ADVERTISEMENT
Wojcicki mengatakan YouTube telah memberikan dampak positif selama satu dekade ini, namun ia tidak bisa menyembunyikan jika ada masalah-masalah yang juga dialami platform tersebut. Berbagai macam video ekstrem, eksploitasi anak, dan konten mengganggu lainnya di YouTube menimbulkan protes besar dan kampanye menarik iklan.
"Saya telah melihat bagaimana sejumlah pihak jahat mengeksplitasi keterbukaan kami dengan cara memanipulasi, melecehkan, bahkan melukai orang," katanya dalam tulisan tersebut, dilansir The Verge.
Sang CEO mengungkapkan YouTube telah belajar banyak dari beragam upayanya dalam menangkal konten ekstrem. Beberapa langkahnya adalah menghapus 150 ribu video terkait konten ekstremis sejak Juni tahun ini, saat mereka mulai menggunakan teknik machine learning dalam mengidentifikasi video semacam itu. 98 persen dari video yang dihapus adalah video yang teridentifikasi sebagai video dengan konten ekstremis oleh algoritma mesin pembelajaran tersebut.
ADVERTISEMENT
Untuk meningkatkan kemampuan machine learning miliknya dalam mendeteksi konten negatif, YouTube berjanji untuk menambah lebih banyak lagi database-nya. Selain itu, Google selaku induk perusahaan YouTube juga bakal menambah lebih banyak tenaga manusia untuk mengawasi penyebaran konten video semacam ini.
Aplikasi YouTube. (Foto: Freestock.org)
zoom-in-whitePerbesar
Aplikasi YouTube. (Foto: Freestock.org)
Dalam blognya, Wojcicki menulis perusahaan bakal menambah jumlah tenaga manusia hingga lebih dari 10 ribu orang pada 2018 untuk menangkal konten video yang melanggar aturan dan kebijakan YouTube.
Seiring dengan semakin ketatnya pengawasan konten, sejumlah kreator video YouTube mengaku mengalami penurunan pendapatan karena jumlah iklan yang berkurang.
"Ini adalah tahun dengan pertumbuhan dan inovasi yang luar biasa, tapi saya ingin menggunakan kesempatan ini untuk merefleksikan yang terjadi pada tahun-tahun yang sulit bagi komunitas pembuat (konten) kami," kata Wojcicki.
ADVERTISEMENT
Untuk mengatasi masalah ini, ia berjanji bakal memberikan transparansi dan sarana bagi para pembuat konten untuk membantu bisnis mereka, terutama bagi yang terkena deteksi sistem machine learning.
CEO YouTube tersebut mengatakan bahwa ia akan mengurangi jumlah video yang berhak dipasang iklan.
"Kami berencana untuk menerapkan kriteria yang lebih ketat, melakukan kurasi video dengan cara lebih manual, sembari meningkatkan tim pengulas iklan untuk memastikan jika iklan-iklan berada pada konten yang seharusnya," tulisnya.
"Ini juga akan membantu para pembuat konten untuk memeriksa kestabilan pendapatan mereka. Ini penting bagi kami untuk melakukan hal yang baik bagi pemasang iklan dan pembuat konten, dan dalam beberapa minggu, kami akan membicarakan tentang pendekatan ini."
Masalah besar terkait konten negatif di YouTube memang sangat meresahkan, mengingat aksesnya yang begitu mudah. YouTube mengaku bakal terus memperhatikan maalah ini, juga memenuhi apa yang dibutuhkan oleh para kreator konten agar bisa terus berkarya dengan nyaman dan mendapatkan pendapatan sesuai.
ADVERTISEMENT