1.286 Penari Meriahkan Festival Gandrung Sewu Banyuwangi

8 Oktober 2017 11:53 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Pantai Boom Banyuwangi (Foto: Maulana Ramadhan/kumparan)
zoom-in-whitePerbesar
Pantai Boom Banyuwangi (Foto: Maulana Ramadhan/kumparan)
ADVERTISEMENT
Festival Gandrung Sewu digelar, Minggu (8/10) di Pantai Boom, Banyuwangi. Atraksi budaya tahunan ini menyajikan penampilan kolosal 1.286 penari Gandrung, tarian khas Banyuwangi yang telah ditetapkan sebagai Warisan Budaya Tak Benda oleh Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan.
ADVERTISEMENT
Bupati Banyuwangi, Abdullah Azwar Anas, mengungkapkan, saat pertama kali diadakan tahun 2012 lalu, sangat sulit untuk mencari anak yang bisa menari gandrung. Tapi kini banyak anak-anak muda yang berminat untuk terlibat di Gandrung Sewu.
”Gandrung Sewu menjadi instrumen memperkenalkan seni-budaya daerah ke publik global. Sekaligus ini menjadi bagian dari regenerasi pelaku seni. Kami bangga, makin mudah mencari anak Banyuwangi yang memiliki bakat menari," kata Anas kepada kumparan di Banyuwangi.
Pantai Boom Banyuwangi (Foto: Maulana Ramadhan/kumparan)
zoom-in-whitePerbesar
Pantai Boom Banyuwangi (Foto: Maulana Ramadhan/kumparan)
Anas mengatakan, festival seni budaya seperti Festival Gandrung Sewu bukan semata pertunjukan dan atraksi wisata saja, namun menjadi ajang konsolidasi budaya. ”Dulu di tahun pertama, untuk mencari pelaku seninya atau penarinya, kita kebingungan. Tapi sekarang minat anak-anak muda membeludak. Ini menunjukkan betapa bangganya rakyat terhadap seni budayanya," kata Anas.
ADVERTISEMENT
Hal tersebut diamini, oleh Rini, salah satu koordinator penari Gandrung Sewu dari Kecamatan Giri, Banyuwangi.
"Dulu memang iya susah mencari penari anak-anak, tapi setelah tahu festival Gandrung Sewu itu seperti apa, narinya bagaimana, baru banyak yang mau ikut, " ujar Rini.
Untuk tahun ini, Kecamatan Giri mengirimkan 70 penari dari total 1.286 penari yang terlibat di festival Gandrung Sewu. "Tahun ini terbanyak, biasanya 50 orang. Peminatnya lebih banyak sebenarnya, setelah diseleksi akhirnya yang terpilih 70 orang," kata Rini.
Seniman, Butet Kartaredjasa, mengatakan apa yang dilakukan oleh Banyuwangi merupakan cara unik untuk mencintai Indonesia.
"Gandrung Sewu adalah cara yang cantik mencintai Indonesia," kata Butet, Sabtu (7/10) di Banyuwangi.
ADVERTISEMENT
Menggelar Gandrung Sewu menurut Butet, merupakan pemikiran cerdas Banyuwangi membuat rakyatnya mencintai Indonesia.
"Gandrung Sewu mengajak mencintai Indonesia melalui kebudayaan. Tanpa banyak bicara, tapi Banyuwangi langsung melakukan aksi," kata seniman asal Yogyakarta tersebut.
Penari yang akan tampil di Festival Gandrung Sewu (Foto:  Joseph Pradipta /kumparan)
zoom-in-whitePerbesar
Penari yang akan tampil di Festival Gandrung Sewu (Foto: Joseph Pradipta /kumparan)
Sementara itu Pelaksana Tugas (Plt) Kepala Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Banyuwangi, MY Bramuda mengatakan, Festival Gandrung Sewu tahun ini melakonkan kisah perjuangan masyarakat melawan penjajah. Tema yang diusung adalah ”Kembang Pepe” yang merupakan salah satu tembang gending yang biasa digunakan untuk mengiringi Tari Gandrung.
”Tahun ini fragmen yang disuguhkan adalah perang melawan penjajah dengan atraksi yang keras dan rancak. Tari Gandrung sebagai seni tradisi rakyat memang dalam sejarahnya memiliki peran penting sebagai siasat melawan Belanda," ujar Bramuda.
Penari yang akan tampil di Festival Gandrung Sewu (Foto:  Joseph Padipta /kumparan)
zoom-in-whitePerbesar
Penari yang akan tampil di Festival Gandrung Sewu (Foto: Joseph Padipta /kumparan)
ADVERTISEMENT