7 Tempat Wisata yang Jadi Saksi Perjuangan Kemerdekaan Indonesia

14 Agustus 2020 13:37 WIB
comment
1
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Bung Karno dan Bung Hatta Foto: Dok. Kemdikbud
zoom-in-whitePerbesar
Bung Karno dan Bung Hatta Foto: Dok. Kemdikbud
ADVERTISEMENT
Wisata sejarah menjadi salah satu cara bagi kamu yang ingin mengenang jasa para pahlawan yang telah berjuang susah payah menggapai kemerdekaan.
ADVERTISEMENT
Menjelang HUT ke-75 RI pada 17 Agustus mendatang, tak ada salahnya buat kamu untuk mengunjungi destinasi wisata atau tempat-tempat yang menjadi saksi bisu perjuangan kemerdekaan bangsa Indonesia.
Mulai dari gedung yang mengisahkan perjalanan seputar proklamasi kemerdekaan RI, hingga gedung yang menjadi napak tilas diplomatik para pendiri bangsa untuk mencapai kemerdekaan.
Nah, berikut kumparan rangkum tujuh tempat yang menarik dikunjungi untuk mengisi kemerdekaan sembari mengenang masa perjuangan kemerdekaan Indonesia.

1. Gedung Joang '45

Gedung Joang 45 Foto: CAHYADI SUGI/Shutter Stock
Gedung Joang '45 merupakan salah satu bangunan yang menjadi saksi bisu perjuangan Indonesia meraih kemerdekaan. Gedung yang terletak di Jalan Menteng Raya No. 13, Kebon Sirih, Menteng, Jakarta Pusat, itu berada tak jauh dari Patung Tugu Tani dan Kawasan Cikini.
ADVERTISEMENT
Gedung yang dibangun pada 1920-an ini dulunya adalah hotel yang dikelola oleh keluarga LC Schomper, seorang warga keturunan Belanda yang sudah lama tinggal di Batavia. Ketika pendudukan Jepang, hotel ini diambil alih oleh Ganseikanbu Sendenbu (Departemen Propaganda) dan kemudian dikenal sebagai Gedung Menteng 31.
Selanjutnya, Gedung Joang '45 digunakan sebagai tempat diklat, asrama, dan ruang diskusi sejumlah pemuda untuk bertukar pikiran. Seperti Sukarni, Caherul Saleh, Wikana, Achmad Soebardjo, B. M. Diah, Adam Malik, Sayuti Melik, Soerastri Karma Trimurti, Latif Hendraningrat, S. Suhud, dan Trimurti.
Kini, gedung ini pun menjadi sebuah museum yang memamerkan sejumlah lukisan tentang peristiwa seputar proklamasi kemerdekaan RI. Terdapat pula beberapa diorama yang menggambarkan suasana Gedung Menteng 31 pada masa kemerdekaan dan orasi Bung Karno dalam Rapat Besar di Lapangan IKADA pada 19 September 1945. Kemudian, terdapat tiga kendaraan yang digunakan presiden dan wakil presiden pertama RI.
ADVERTISEMENT
Selain dokumentasi sejarah, museum ini juga dilengkapi berbagai fasilitas, seperti ruang pameran, bioskop Joang '45 yang menayangkan berbagai film bertema perjuangan dan dokumenter, perpustakaan referensi sejarah, dan lainnya.

2. Rumah Rengasdengklok

Suasana rumah penculikan Sukarno dan Hatta di Rengasdengklok, Karawang, Rabu (15/8/2018). Foto: Iqbal Firdaus/kumparan
Rumah Djiaw Kie Siong atau yang dikenal Rumah Rengasdengklok juga menjadi salah satu tempat bersejarah yang erat kaitannya dengan peristiwa penculikan Bung Karno dan Bung Hatta oleh para pemuda revolusioner Chaerul Saleh, Soekarni, dan Wikana.
Rumah berwarna hijau yang masih berdiri hingga sekarang ini diketahui milik petani keturunan Tionghoa bernama Djiaw Kie Siong, yang berada di sekitar Sungai Citarum.
Namun, pada tahun 1957, Bung Karno memerintahkan agar rumah ini dipindahkan untuk menghindari luapan lumpur dan erosi. Kini, bangunan bersejarah tersebut terletak di RT. 1/RW. 9, Kampung Kalijaya, Rengasdengklok, Kabupaten Karawang, Jawa Barat, persis di belakang tugu proklamasi.
ADVERTISEMENT

3. Hotel Majapahit

Warga bersorak ketika bendera Merah Putih berkibar di Hotel Majapahit saat teatrikal peristiwa perobekan bendera di Hotel Yamato sekarang Hotel Majapahit di Jalan Tunjungan, Surabaya, Jawa Timur, Rabu (19/9). Foto: Antara/Zabur Karuru
Terletak di jantung kota Surabaya, hotel yang dulu bernama Hotel Yamato ini berperan penting dalam pertempuran Surabaya. Saat itu, para pemuda Indonesia yang marah, merobek bendera Belanda dan menggantinya dengan bendera Indonesia.
Momen tersebut rupanya juga menjadi sejarah penting sebagai pemicu terjadinya peristiwa 10 November 1945. Buat kamu yang ingin mengetahui lebih dalam mengenai sejarah Hotel Yamato, bisa mengikuti tur yang ada di hotel tersebut.
Tak hanya sarat akan sejarah, di hotel ini kamu bisa menemukan sudut foto nan Instagramable yang akan mewarnai feed Instagrammu.

4. Rumah Pengasingan Bung Karno

Rumah Pengasingan Bung Karno Foto: Wikimedia Commons
Selanjutnya adalah Rumah Pengasingan Bung Karno di Bengkulu yang ditempati oleh Bung Karno dan keluarganya saat beliau menjadi tahanan politik setelah sebelumnya diasingkan di Ende, Flores. Berlokasi di Jalan Soekarno Hatta, Kelurahan Anggut Atas, Kecamatan Gading Cempaka, rumah ini awalnya milik seorang keturunan Thionghoa bernama Lion Bwe Seng.
ADVERTISEMENT
Dari segi bangunan rumah ini tidak terlalu besar, tetapi memiliki halaman depan dan belakang yang sangat luas. Di bagian dalam rumah terdapat ruang kerja Bung Karno, lengkap dengan beberapa rak buku yang terisi penuh, yang mayoritas berbahasa Belanda.
Selain itu, terdapat juga beberapa foto karya arsitektur yang dibuat Bung Karno kala tinggal di Bengkulu selama kurang lebih empat tahun.
Kamu pun bisa melihat kamar Bung Karno, yang terdapat sebuah ranjang besi yang menjadi tempat istirahat Sang Proklamator. Sementara itu, di bagian ruang tamu kamu juga bisa melihat sepeda ontel yang pernah dipakai oleh Bung Karno.
Berada tidak jauh dari Rumah Pengasingan Bung Karno, kamu bisa berkunjung ke Rumah Kediaman Ibu Fatmawati. Di dalam rumah ini, kamu akan menemukan foto-foto Bung Karno dan Ibu Fatmawati, serta informasi mengenai silsilah Ibu Fatmawati dan keturunannya hingga manekin yang memajang kebaya buatan sang ibu negara.
ADVERTISEMENT

5. Museum Perumusan Naskah Proklamasi

Museum Perumusan Naskah Proklamasi Foto: ANTARA FOTO/Aprillio Akbar
Dulunya bangunan ini merupakan tempat kediaman Laksamana Maeda, salah satu orang yang membantu Bung Karno dan Bung Hatta untuk memproklamirkan Kemerdekaan Indonesia.
Terletak di Jalan Imam Bonjol No. 1 Menteng, Jakarta Pusat, gedung dengan arsitektur Eropa (Art Deco) yang dibangun pada tahun 1920 ini menjadi saksi sebagai tempat perumusan naskah proklamasi pada 17 Agustus 1945 silam.
Pada tahun 1992, gedung ini diubah menjadi sebuah museum yang dibangun untuk mengenang peristiwa proses perumusan naskah proklamasi kemerdekaan di Indonesia.
Saat berkunjung ke Museum Perumusan Naskah Proklamasi, kamu bisa menyaksikan empat ruangan yang berisi pameran benda-benda bersejarah yang digunakan para tokoh untuk merumuskan naskah proklamasi.
ADVERTISEMENT

6. Tugu Proklamasi

Suasana Tugu Proklamasi, Jakarta, Kamis (9/8/2018). Foto: Iqbal Firdaus/kumparan
Tugu Proklamasi merupakan salah satu monumen bersejarah yang menjadi saksi bisu perjuangan kemerdekaan Indonesia. Memang, tugu ini bukan menjadi lokasi dibacakannya teks proklamasi.
Hal ini karena dahulu kediaman Soekarno di Jalan Pegangsaan Timur No. 56 yang digunakan untuk membacakan proklamasi sudah tidak ada dan rusak di tahun 1960. Maka dari itu, pada 1 Januari 1961 Bung Karno melakukan pencangkulan pertama untuk pembangunan Tugu Petir yang kemudian disebut Tugu Proklamasi.
Di lokasi ini pula dicantumkan, "Di sinilah Dibatjakan Proklamasi Kemerdekaan Indonesia pada Tanggal 17 Agustus 1945 djam 10.00 pagi oleh Bung Karno dan Bung Hatta".
Berada di Jalan Proklamasi No.56 Jakarta Pusat, tugu ini mempunyai dua patung Soekarno-Hatta berukuran besar. Di tengah-tengah kedua patung Soekarno-Hatta ada patung naskah proklamasi yang terbuat dari lempengan batu marmer hitam.
ADVERTISEMENT

7. Benteng Rotterdam

Suasana di sekitar Benteng Rotterdam, Makassar. Foto: Nugroho Sejati/kumparan
Terakhir, Benteng Rotterdam menjadi destinasi wisata yang tak kalah menariknya untuk kamu sambangi.
Benteng Rotterdam atau lebih dikenal dengan nama Fort Rotterdam terletak di Jalan Ujung Pandang No.1, Kota Makassar, Sulawesi Selatan. Benteng yang awalnya bernama Benteng Ujung Pandang ini merupakan peninggalan Kerajaan Gowa-Tallo.
Benteng yang terletak di pinggir pantai sebelah barat Kota Makassar tersebut dibangun pada tahun 1545 oleh Raja Gowa ke-9 yang bernama I Manrigau Daeng Bonto Karaeng Lakiung Tumapa'risi' Kallonna.
Lukisan yang ada di Museum La Galigo yang berada di Benteng Rotterdam, Makassar. Foto: Nugroho Sejati/kumparan
Saat Kerajaan Gowa-Tallo menandatangani Perjanjian Bongaya pada tahun 1667, Benteng Ujung Pandang beralih menjadi milik Belanda dan namanya pun diganti menjadi Fort Rotterdam.
Saat ini, terdapat Museum La Galigo di dalam Benteng Rotterdam. Museum La Galigo berisi benda-benda peninggalan, mulai dari masa Kerajaan Gowa Tallo hingga masa penjajahan Belanda.
ADVERTISEMENT
Untuk memasuki Benteng Rotterdam, pengunjung tidak dipungut biaya. Namun, jika ingin memasuki Museum La Galigo dikenakan biaya retribusi Rp 5.000. Lokasi Benteng ini sangat dekat dengan Pantai Losari yang merupakan ikon Kota Makassar.
Itu tadi beberapa destinasi wisata yang bisa kamu kunjungi untuk mengenang perjuangan Bangsa Indonesia meraih kemerdekaan. Saat berkunjung, jangan lupa untuk menjaga kesehatan dan selalu melaksanakan protokol pencegahan COVID-19, ya.
ADVERTISEMENT
(Simak panduan lengkap corona di Pusat Informasi Corona)