Ada Kasus Varian Baru, Selandia Baru Tangguhkan Travel Bubble dengan Australia

26 Januari 2021 18:31 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
ilustrasi Selandia Baru Foto: Shutterstock
zoom-in-whitePerbesar
ilustrasi Selandia Baru Foto: Shutterstock
ADVERTISEMENT
Selandia Baru telah menangguhkan koridor perjalanan atau travel bubble dengan Australia selama tiga hari. Keputusan itu diambil pemerintah Selandia Baru, setelah seorang wisatawan yang baru tiba dari Australia terkonfirmasi menderita COVID-19.
ADVERTISEMENT
Perjalanan travel bubble yang memungkinkan wisatawan antarkedua negara dapat melakukan perjalanan tanpa harus menjalani karantina. Namun, setelah ada wisatawan yang terkonfirmasi COVID-19, Selandia Baru memutuskan menangguhkan kebijakan travel bubble dengan negara tetangganya tersebut.
Dilansir ABC, Pemerintah Selandia Baru mengimbau warganya mempertimbangkan keputusan mereka untuk bepergian ke Australia, karena mereka akan menghadapi karantina minimal 72 jam di hotel. Namun, jika penangguhan koridor perjalanan itu diperpanjang, warga Selandia Baru harus melakukan karantina hingga 14 hari ke depan.
Perdana Menteri Selandia Baru Jacinda Ardern. Foto: MARTY MELVILLE/AFP
Selandia baru memutuskan untuk memperketat aturannya lantaran kasus yang ditemukan di negaranya merupakan varian baru dari Afrika Selatan, yang dilaporkan lebih menular dari yang ditemukan di Wuhan. Pengujian genetik pada Senin (25/1) mengkonfirmasi kecurigaan otoritas Selandia Baru.
ADVERTISEMENT
Varian COVID-19 tersebut nyatanya lebih cepat menular. Itulah sebabnya Australia mengakhiri apa yang disebut pengaturan perjalanan 'zona hijau' dengan Selandia Baru, tak lama setelah kasus baru itu muncul di Negeri Kanguru.
"Varian baru (virus dari Afrika Selatan) ini lebih mudah menular dan menghadirkan tingkat risiko yang tinggi," kata Kepala Petugas Medis setempat, Michael Kidd, mengutip ABC.
"Sejauh ini telah dilaporkan setidaknya dari 13 negara dan ini termasuk 13 orang yang telah menjalani karantina di hotel wilayah Australia," sambung Kidd.
Ilustrasi jalanan di Australia. Foto: AFP/PETER PARKS
Sebelumnya, terdapat kasus seorang wanita diketahui mengunjungi kafe, bar, dan pertokoan di Selandia Baru Utara sebelum dia dinyatakan positif COVID-19 pada Sabtu (23/1) malam lalu. Wanita tersebut dipulangkan dari karantina hotel pada 13 Januari.
ADVERTISEMENT
"Itu hanya karena lamanya periode antara infeksi dan konfirmasi," kata Menteri Kesehatan Australia, Greg Hunt.
Siapa pun yang tiba di Australia dengan penerbangan dari Selandia Baru pada atau sejak 14 Januari kata dia, perlu diisolasi dan menjalani tes COVID-19. Orang tersebut harus tetap terisolasi sampai hasil tes COVID-19 dinyatakan negatif.
(Simak panduan lengkap corona di Pusat Informasi Corona).