Airbnb Ungkap Tren Traveling Usai Pandemi: Fleksibilitas hingga Lama Menginap

26 November 2021 13:59 WIB
·
waktu baca 3 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Ilustrasi wisatawan yang sedang berwisata alam Foto: Dok. Kemenparekraf
zoom-in-whitePerbesar
Ilustrasi wisatawan yang sedang berwisata alam Foto: Dok. Kemenparekraf
ADVERTISEMENT
Pandemi yang mulai mereda di beberapa negara membuat industri perjalanan mulai, meski secara perlahan tapi pasti. Kembali pulihnya industri perjalanan membuat tren traveling diperkirakan juga akan mengalami perubahan.
ADVERTISEMENT
Hal tersebut terungkap dalam sebuah survei yang dilakukan platform penyedia layanan penginapan terbesar di dunia, Airbnb. Head of Public Policy Airbnb, Southeast Asia, Airbnb, Mich Goh, mengatakan setidaknya ada tiga tren baru yang terjadi pada pola perjalanan global.
Shah Rukh Khan dan Gauri Khan sewakan rumah di Airbnb Foto: Instagram @iamsrk
"Ada tiga hal perubahan yang terjadi mengenai pariwisata. Ada fleksibilitas yang lebih luas lagi mengenai cara berwisata. Seperti berwisata ke lebih banyak tempat dan juga destinasi, kemudian masa tinggal yang lebih panjang antara perjalanan dan juga hidup," ujar Goh, dalam webinar yang digelar Kamis (25/11).
Ilustrasi Memesan Penginapan di AirBnB Foto: Shutter Stock
Goh menjelaskan, fleksibilitas menjadi konsiderasi ketiga bagi konsumen untuk merencanakan perjalanan mereka. Banyak wisatawan yang ingin melakukan perjalanan lebih lama jika mereka memiliki fleksibilitas dalam hal bekerja.
ADVERTISEMENT
"Kita melihat ini pada platform kami dengan lebih dari 200 juta pencarian tanggal yang fleksibel terjadi di Airbnb. Termasuk 100 juta yang menggunakan Airbnb pada menu fitur 'flexible dates'," ujarnya.

Traveler Memilih Pola Perjalanan yang Berbeda

Selain fleksibilitas, tren traveling pasca-pandemi juga mengalami perubahan, khususnya dalam pemilihan tempat atau destinasi wisata. Goh mengatakan, pandemi membuat orang-orang cenderung memilih pola perjalanan yang berbeda.
Ilustrasi Wisatawan di Tengah Perkebunan Foto: Shutter Stock
"Sejak pandemi sudah ada 4.000 kota di dunia yang terjadi pemesanan di Airbnb. Sementara destinasi baru semakin muncul. Sebagai contoh, kami melihat perjalanan kembali ke kota atau tempat-tempat, seperti Istanbul atau Sao Paulo sudah mulai pulih dibandingkan masa pra-pandemi," papar Goh.
Dengan kembalinya pariwisata ke kota-kota tersebut, Airbnb menilai bahwa perjalanan ke perkotaan semakin kuat. Bahkan, pada pertengahan pertama tahun 2021, ada lebih dari 50 persen perjalanan di Airbnb dibandingkan periode yang sama di 2019.
ADVERTISEMENT

Batasan Antara Traveling dan Pola Hidup Menjadi Buyar

Tren lainnya yang juga sedang berkembang adalah traveler cenderung memilih perjalanan yang cukup lama. Ini dikarenakan mereka bisa bekerja dari rumah (WFH) ataupun liburan sambil bekerja alias workcation.
"Terakhir, kami melihat mereka tinggal di tempat-tempat yang lama ketika bepergian. Teknologi kini membuatnya menjadi mungkin untuk bekerja dari rumah, dan Airbnb mungkin membuat mereka melakukan pekerjaan dari rumah," ungkap Goh.
Ilustrasi digital nomad. Foto: Getty Images
Di sisi lain, pekerjaan dan perjalanan wisata semakin kabur, karena tren wisatawan kini sudah bergeser ke arah digital nomad, di mana mereka bisa melakukan pekerjaan dari berbagai tempat ataupun destinasi wisata.
"Kami melihat orang-orang mulai mencari perjalanan yang panjang, sehingga batasan travel dan juga hidup menjadi buyar. 20 persen Airbnb dipesan antara bulan Juli-September adalah perjalanan atau penginapan yang berdurasi sebulan atau lebih dan hampir setengahnya atau 45 persen tinggal lebih dari seminggu," pungkas Goh.
ADVERTISEMENT
***
(Simak panduan lengkap corona di Pusat Informasi Corona)