Alasan Jendela Pesawat Berbentuk Oval

19 Agustus 2018 7:32 WIB
comment
1
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Jendela pesawat (Foto: Thinstock)
zoom-in-whitePerbesar
Jendela pesawat (Foto: Thinstock)
ADVERTISEMENT
Saat sedang traveling, pernahkah kamu berpikir tentang bentuk jendela pesawat yang kamu tumpangi?
ADVERTISEMENT
Jendela pada pesawat umumnya didesain berbentuk oval. Bukan segitiga, persegi, atau bentuk artistik lainnya. Desain jendela tersebut juga bukan hanya digunakan oleh satu atau dua maskapai saja, tetapi hampir semua maskapai penerbangan.
Tahukah kamu alasannya?
Ternyata, bentuk oval pada jendela pesawat bukan karena alasan estetika semata. Tetapi merupakan inovasi dalam bidang aerodinamis yang menunjang kemampuan pesawat untuk terbang.
Garuda Indonesia. (Foto: Yudhistira Amran Saleh/kumparan)
zoom-in-whitePerbesar
Garuda Indonesia. (Foto: Yudhistira Amran Saleh/kumparan)
Hal ini karena bentuk oval membuat jendela pesawat tidak memiliki titik fokus tertentu berupa sudut tajam. Bagi pesawat, sudut tajam merupakan titik lemah yang akan menimbulkan kecelakaan serius saat pesawat mendapatkan tekanan udara yang tinggi akibat terbang dengan ketinggian tertentu. Sudut yang tajam membuat logam di sekitarnya mengalami tekanan sekitar dua hingga tiga kali lebih besar dibanding bagian pesawat lainnya.
ADVERTISEMENT
Padahal pesawat mesti terbang di ketinggian 30 ribu kaki atau 9.144 meter di atas permukaan laut, agar dapat terbang lebih cepat, sehingga tidak boros bahan bakar. Alasan tersebut menjadi titik awal kemunculan jendela berbentuk oval.
Ilustrasi Penumpang Samping Jendela Pesawat (Foto: Pexels)
zoom-in-whitePerbesar
Ilustrasi Penumpang Samping Jendela Pesawat (Foto: Pexels)
Selain itu, bentuk jendela yang melengkung mengurangi kemungkinan jendela untuk retak atau pecah. Bentuk oval juga mampu menahan deformasi, karena mampu mengalirkan tekanan udara ke sekitar badan pesawat dan mengurangi penumpukan tekanan udara. Sehingga pesawat dapat bertahan meski melewati perbedaan tekanan yang ekstrem antara bagian dalam dan luar pesawat.
Fakta ini dibuktikan dengan jatuhnya tiga pesawat pada tahun 1950-an yang menggunakan jendela berbentuk persegi, setelah jendelanya tersobek dari badan pesawat saat sedang melakukan perjalanan. Ketiga pesawat tersebut merupakan armada milik de Havilland Comet. Sebuah maskapai jet komersial pertama di dunia yang memulai penerbangannya pada 1949 silam.
ADVERTISEMENT