AP I Bakal Wujudkan Bandara Ngurah Rai Sebagai Bandara Ramah Lingkungan

19 Februari 2021 8:05 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Ilustrasi bandara  Foto: Shutter Stock
zoom-in-whitePerbesar
Ilustrasi bandara Foto: Shutter Stock
ADVERTISEMENT
Angkasa Pura I (AP I) ingin mewujudkan Bandara Ngurah Rai, Bali sebagai bandara ramah lingkungan. AP I pun telah memulai proses tahapan penerapan Sistem Manajemen Energi ISO 50001:2018 di bandara dan lingkungan perusahaan.
ADVERTISEMENT
Tahapan tersebut dilakukan dalam kick off meeting bersama dengan Direktorat Jenderal Energi Baru Terbarukan dan Konservasi Energi Kementerian ESDM (Ditjen EBTKE) Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (KESDM), dan United Nations Development Programme (UNDP) Indonesia yang digelar secara virtual pada Kamis (18/2).
Bandara Ngurah Rai di Bali Foto: Angkasa Pura I
Direktur Utama PT Angkasa Pura I (Persero) Faik Fahmi mengatakan AP I berkomitmen untuk dapat berkontribusi positif terhadap lingkungan hidup yang menjadi salah satu misi perusahaan.
"Pengelolaan energi terbarukan merupakan wujud dari implementasi misi perusahaan tersebut. Terkait konservasi energi melalui penerapan sistem manajemen energi dan pemanfaatan energi baru terbarukan di bandara, manajemen telah menandatangani nota kesepahaman dengan Ditjen EBTKE Kementerian ESDM pada Oktober lalu," ujar Faik, seperti dikutip dari keterangan resminya, Jumat (19/2).
ADVERTISEMENT
Kick off meeting ini merupakan kelanjutan dari penandatanganan nota kesepahaman antara Angkasa Pura I dengan Ditjen EBTKE KESDM pada 22 Oktober 2020, tentang penerapan konservasi energi dan pemanfaatan energi terbarukan secara berkelanjutan.
Pada kick off meeting akan dibahas mengenai rincian rencana kerja dan kerangka waktu dalam pengerjaan persiapan Sistem Manajemen Energi serta pembentukan Tim Energi dan Tim Pendukung Sistem Manajemen Energi (EnMS) perusahaan.
Ilustrasi penumpang di bandara Foto: Dok. Angkasa Pura I
Selain itu, Faik mengatakan, manajemen juga telah menerbitkan instruksi tentang langkah-langkah penurunan gas emisi rumah kaca di bandara-bandara yang dikelola.
Hal tersebut untuk mendukung konservasi energi seperti pemanfaatan energi baru terbarukan melalui penggunaan pembangkit listrik tenaga surya, penggunaan lampu penerangan jalan solar cell , penggunaan lampu LED, dan penggunaan peralatan hemat energi lainnya yang mendukung kegiatan operasional bandara.
Suasana Terminal Kedatangan Internasional di Bandara Internasional I Gusti Ngurah Rai Bali. Foto: ANTARA FOTO/Fikri Yusuf
Terkait penerapan sistem manajemen energi, AP I akan menjadikan Bandara I Gusti Ngurah Rai Bali sebagai bandara pertama yang ditargetkan meraih sertifikasi sistem manajemen energi ISO 50001:2018. Bandara I Gusti Ngurah Rai Bali dipilih pada program ini karena bandara ini merupakan salah satu bandara dengan aktivitas tersibuk.
ADVERTISEMENT
Meningkatnya operasional bandara berdampak pada peningkatan konsumsi energi, baik penggunaan energi listrik maupun energi bahan bakar minyak (BBM).
Pemnumpang berfoto di depan Bandara Internasional I Gusti Ngurah Rai, Badung, Bali, Jumat (31/7). Foto: SONNY TUMBELAKA / AFP
Sementara itu, Faik mengatakan melalui kerja sama dengan Ditjen EBTKE Kementerian ESDM dan UNDP, diharapkan penerapan Sistem Manajemen Energi ISO 50001:2018 di Bandara Ngurah Rai Bali dapat mewujudkannya sebagai bandara ramah lingkungan.
"Hal itu diharapkan dapat memberikan upaya konservasi dan penghematan energi yang nyata untuk mendukung bandara ramah lingkungan atau green airport serta Angkasa Pura I dalam berkontribusi dalam menurunkan emisi gas rumah kaca di sektor transportasi sebagai wujud kontribusi positif terhadap lingkungan," tutup Faik.
(Simak panduan lengkap corona di Pusat Informasi Corona)