AS Bakar Paspor Warga Afghanistan yang Ingin Evakuasi, Ini Alasannya

20 Agustus 2021 14:00 WIB
·
waktu baca 3 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Pengungsi Afghanistan memadati pesawat angkut C-17 Globemaster III Angkatan Udara AS yang membawa sekitar 640 warga Afghanistan ke Qatar dari Kabul, Afghanistan, Minggu (15/8/2021). Foto: Defense One via Reuters
zoom-in-whitePerbesar
Pengungsi Afghanistan memadati pesawat angkut C-17 Globemaster III Angkatan Udara AS yang membawa sekitar 640 warga Afghanistan ke Qatar dari Kabul, Afghanistan, Minggu (15/8/2021). Foto: Defense One via Reuters
ADVERTISEMENT
Kedutaan Besar Amerika Serikat (AS) di Kabul, dilaporkan menghancurkan paspor sejumlah warga Afghanistan yang akan dievakuasi ke negara tersebut dengan membakarnya. Selain paspor, semua materi sensitif di Kedutaan Besar dihancurkan menjelang evakuasi staf.
ADVERTISEMENT
Dilansir The Independent, hal itu dilaporkan kantor anggota Kongres AS, Andy Kim, yang memperbarui informasi terkait warga yang meminta bantuan untuk dievakuasi dari Afghanistan.
"Penunjukan visa dan paspor di Kedutaan telah dibatalkan, dan paspor yang dimiliki Kedutaan telah dihancurkan. Saat ini, tidak mungkin untuk menyediakan layanan visa lebih lanjut di Afghanistan," anggota kongres Andy Kim.
"Kementerian Luar Negeri menyarankan semua orang menunggu proses menemukan tempat berlindung dan menunggu instruksi lebih lanjut. Mereka tidak boleh pergi ke bandara sampai dipanggil untuk evakuasi dan harus mengikuti instruksi dengan hati-hati," lanjutnya.
Para pejabat India di Afghanistan dan warga sipil India yang dievakuasi dari Kabul, mendarat di kota Jamnagar di India barat untuk mengisi bahan bakar dalam perjalanan ke Delhi, India, Selasa (17/8). Foto: Stringer/REUTERS
Departemen Luar Negeri AS menyebut bahwa tindakan menghancurkan dokumen perjalanan warga Afghanistan itu, merupakan prosedur operasi standar yang dilakukan selama situasi kritis, seperti yang terjadi antara Taliban dan Pemerintah Afghanistan.
ADVERTISEMENT
Sementara itu, tindakan tersebut juga dilakukan untuk menghilangkan jejak agar tidak jatuh ke tangan Taliban yang bisa saja targetkan warga Afghanistan yang berafiliasi dengan Amerika Serikat.
Langkah ini mungkin saja disahkan oleh Pemerintah AS, tetapi tidak dengan nasib warga Afghanistan yang paspornya ikut dibakar. Hal itu buat mereka tidak bisa melintasi perbatasan tanpa paspor, terlebih layanan juga kini dihentikan.
Orang-orang Afghanistan naik ke atas sebuah pesawat saat mereka menunggu di bandara Kabul di Kabul pada 16 Agustus 2021. Foto: WAKIL KOHSAR / AFP)
Kantor Imigrasi di Afghanistan telah diramaikan oleh penduduk yang mencoba untuk kabur ke luar negeri ,sebelum Taliban sepenuhnya menguasai negara tersebut.
“Bagian konsuler di Kedutaan Besar AS di Kabul telah ditutup karena situasi keamanan yang berubah dengan cepat. Penunjukan visa non-imigran tetap tidak tersedia dan semua janji temu visa imigran, termasuk Visa Imigran Khusus, di Kedutaan telah dibatalkan,” tulis Departemen Luar Negeri.
ADVERTISEMENT
Sementara itu, berdasarkan laporan CNN, anggota Kongres AS lainnya, Tom Malinowski, mengatakan dirinya memiliki cara memverifikasi identitas warga Afghanistan yang paspornya dibakar.
"Kita harus membawa orang tanpa paspor dan memeriksanya dengan cara lain, seperti nomor telepon misalnya. Dalam banyak kasus, kita mengetahui informasi kontak mereka dan telepon mereka dan begitulah kami mengidentifikasi mereka," kata Malinowski.
Menurut Malinowski, setiap orang Afghanistan yang berani melakukan perjalanan ke bandara tidak mau pergi ke sana dengan membawa identitas mereka.
Sementara itu, juru bicara Kemenlu AS, Ned Price, mengatakan AS tidak benar-benar melindungi Kedutaan Besarnya di Kabul. Namun, kompleks Kedutaannya itu berada di daerah yang dijaga ketat.

Dievakuasi ke Luar Negeri

Warga Afghanistan berkerumun di landasan bandara Kabul pada 16 Agustus 2021, untuk melarikan diri dari negara itu ketika Taliban menguasai Afghanistan. Foto: AFP
AS telah mengerahkan belasan jet kargo C-17 raksasanya dan mengangkut beberapa ratus orang sekaligus keluar Afghanistan sejak Minggu pekan lalu.
ADVERTISEMENT
Seorang pejabat AS mengatakan, sekitar 640 orang berbondong-bondong memasuki pesawat, bersamaan dengan ribuan warga menyerbu Bandara Internasional Hamid Karzai.
“Jumlah penumpang yang jauh lebih tinggi dari biasanya merupakan hasil dari dinamisnya situasi keamanan, yang memaksa pengambilan keputusan cepat oleh awak kabin, secara penuh memastikan penumpang-penumpang ini dibawa keluar Afghanistan dengan cepat,” kata dia.
Menurut pabrik pesawat kargo tersebut, Boeing, armada C-17 Globemaster III memiliki kapasitas hingga 134 penumpang. Dengan demikian, jika mengangkut 640 orang berarti pesawat itu overload.
(Simak panduan lengkap corona di Pusat Informasi Corona).