Atasi Pramuwisata Asing Ilegal, Dispar Bali Bentuk Satgas

15 Juli 2019 20:25 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Pasar Ubud, salah satu pasar tradisional yang menjual beragam oleh-oleh khas Bali. Foto: Shutterstock
zoom-in-whitePerbesar
Pasar Ubud, salah satu pasar tradisional yang menjual beragam oleh-oleh khas Bali. Foto: Shutterstock
ADVERTISEMENT
Dinas Pariwisata Provinsi Bali, membentuk satgas yang terdiri dari tim gabungan Imigrasi, Satpol PP, Badan Kesbangpol, Himpunan Pramuwisata Indonesia (HPI) dan tim gabungan lainnya, untuk mengatasi pramuwisata asing asal Rusia yang ditemukan beraktivitas di Bali secara ilegal.
ADVERTISEMENT
"Dari pramuwisata asing itu, ya solusinya akan dibuatkan satgas gabungan dari imigrasi, Satpol PP, Badan Kesbangpol, HPI dan divisi khusus Rusia, tim juga akan melakukan intelijen terhadap aktivitas mereka, supaya ada efek jera buat yang melakukan ilegal tersebut," kata Plt Kepala Dinas Pariwisata Provinsi Bali, Putu Astawa, saat dikonfirmasi di Denpasar, pada Minggu.
Seorang ibu menjaga barang dagangannya di Pasar Ubud, Bali. Foto: Helinsa Rasputri/kumparan
Seperti yang dilansir dari Antaranews, Senin (15/7), Putu Astawa mengatakan bahwa akan melakukan tindakan intelijen, untuk dapat membedakan yang mana sebagai turis atau pramuwisata. Beberapa waktu lalu sekitar 15 orang WNA asal Rusia sebagai pramuwisata ilegal diamankan.
Pihaknya juga turut melakukan kerja sama dengan Himpunan Pramuwisata Indonesia, agar dapat lebih mudah mengetahui dan mengawasi kumpulan dari pramuwisata di Bali.
ADVERTISEMENT
"Kemarin, ada 15 orang yang diamankan, cuma untuk selanjutnya harus diawasi lagi, karena kan belum tahu ciri-cirinya seperti apa, bukti - bukti juga harus jelas supaya tidak ada salah tangkap," jelasnya.
Pedangan oleh-oleh di pasar Ubud siap melayani pembeli dengan ramah. Foto: Shutterstock
Pihaknya juga menjelaskan terkait dengan keberadaan dari pramuwisata asing asal Rusia ini, disinyalir segmen pasar dari warga Rusia dengan jangkauan yang besar.
"Jadi kenapa mereka (pramuwisata asing ilegal) melakukan itu karena disinyalir segmen pasar warga Rusia kan memang besar, selain juga mereka ada yang diusir dari Thailand sehingga memilih pergi ke Bali," ujar Putu Astawa.
Menurutnya, faktor lain yang juga mempengaruhi adanya pramuwisata asing ilegal di Bali karena pramuwisata asing lokal yang bisa berbahasa Rusia masih minim, sehingga ada peluang pramuwisata asing ilegal beroperasi di Bali.
ADVERTISEMENT
"Dulu dia (pramuwisata asing ilegal) masuknya kan melalui travel - travel, seolah - olah travel yang memasukkan, nah kalau sekarang perginya sendiri-sendiri, biasanya selaku turis, lalu mereka mendekati tamu asal Rusia lainnya, mulai dengan menawarkan paket- paket tur dengan harga yang murah," katanya.
Pura Lempuyang Luhur di Bali yang menghadap Gunung Agung Foto: Shutter Stock
Putu Astawa menjelaskan, dengan operasi ilegal dari warga asing ini, kemudian akan berdampak tidak baik bagi dengan keberadaan Pariwisata di Bali. Selain itu, pramuwisata asing ilegal ini juga tidak mampu dalam menjelaskan pariwisata Bali yang berbasiskan dengan Seni dan Budaya Bali.
"Tentu, hal ini juga berdampak buruk terhadap citra Bali dan pariwisata Budayanya, apalagi mereka (pramuwisata asing illegal) juga mengambil lahan- lahan dari warga lokal kita disini, selain itu tidak punya lisensi dan juga tidak ikut membayar pajak, jadi itu yang kita dikhawatirkan," ungkapnya.
ADVERTISEMENT
Untuk selanjutnya, pihak Dinas Pariwisata Bali akan bersinergi dengan beberapa instansi terkait hingga membentuk Satgas, dan rencana nya akan dengan diusulkan kepada Gubernur Bali agar bisa dibiayai, dengan harapan keberadaan Satgas ini dapat mengurangi operasi dari pramuwisata asing di Bali.