Bali Kejar Target Sertifikasi CHSE Bagi Pelaku Wisata, Sudah Capai 60 Persen

1 Oktober 2021 9:00 WIB
ยท
waktu baca 3 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Keindahan Pura Ulun Danu, Bali  Foto: Shutter stock
zoom-in-whitePerbesar
Keindahan Pura Ulun Danu, Bali Foto: Shutter stock
ADVERTISEMENT
sosmed-whatsapp-green
kumparan Hadir di WhatsApp Channel
Follow
Bali terus bersiap untuk pembukaan sektor pariwisata, khususnya bagi wisatawan mancanegara. Sebanyak 726 usaha pariwisata di wilayah Bali yang terdiri dari 139 hotel dan 587 non-hotel telah menjalani proses audit sertifikasi Cleanliness, Health, Safety and Environment Sustainability (CHSE) pada 2021 atau 60 persen dari target.
ADVERTISEMENT
Pada tahun ini, Provinsi Bali mendapatkan kuota sertifikasi CHSE sebanyak 1.200 industri usaha pariwisata yang terdiri dari 200 hotel dan 1.000 non-hotel yang ditargetkan selesai audit pada Oktober.
Ilustrasi junior milenial backpacking ke Bali Foto: Shutter Stock
"Data hingga Selasa (28/9) telah dilakukan audit sebanyak 139 hotel, non hotel sebanyak 587 atau baru sekitar 60 persen dari target, masih terdapat waktu satu bulan kami dan konsorsium melakukan sosialisasi serta audit," ujar Kepala Cabang PT Sucofindo (Persero) Denpasar, Dedih Budiawan Sugianto di Kabupaten Badung, Bali, seperti dilansir Antara, Jumat (1/10).
Ia mengatakan, pihaknya optimistis sebelum batas waktu sertifikasi CHSE tahun ini berakhir dapat mencapai target 1.200 pelaku usaha pariwisata yang disertifikasi, mengingat pariwisata Bali untuk wisatawan mancanegara rencananya akan mulai dibuka pada Oktober.
ADVERTISEMENT
"Otomatis pelaku usaha pariwisata sebaiknya segera mendaftarkan diri untuk dilakukan sertifikasi CHSE," katanya.

Sertifikasi CHSE di Bali Ditargetkan Mencapai 1.200 Pelaku Pariwisata

Ilustrasi protokol kesehatan destinasi wisata di Bali Foto: Shutter stock
Dedih Budiawan Sugianto menjelaskan, proses audit sertifikasi CHSE untuk di Provinsi Bali, Nusa Tenggara Barat dan Nusa Tenggara Timur dilakukan oleh Konsorsium PT Sucofindo, TUV Rheinland-PT Mutu Agung Lestari.
"Tahun lalu masih banyak pelaku usaha pariwisata belum mendaftarkan diri untuk sertifikasi CHSE sehingga tahun ini diharapkan yang belum itu mendaftar. Tahun lalu di Bali sekitar 1.079 sertifikasi dan tahun ini 1.200. Provinsi Bali terbesar kuotanya di antara daerah lain di Indonesia," ungkapnya.
Ilustrasi wisatawan berlibur di Bali, Foto: Kemenparekraf
Ia menambahkan, proses pengajuan sertifikasi sangat mudah. Pelaku usaha pariwisata dapat mengakses laman https://chse.kemenparekraf.go.id/, lalu akan dilakukan verifikasi oleh Kemenparekraf.
ADVERTISEMENT
Setelah itu akan disampaikan ke Sucofindo dan konsorsiumnya untuk pelaksanaan audit dan apabila lolos audit baru sertifikat akan diterbitkan oleh Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif Republik Indonesia.
Ilustrasi wisatawan di Bali Foto: Dok. Kemenparekraf
"Kami berharap bagi pelaku usaha pariwisata hotel dan non hotel yang belum mendaftarkan diri untuk sertifikasi CHSE agar segera mendaftar pada link https://chse.kemenparekraf.go.id," ujar Dedih.
Sebelumnya pada Sabtu (25/9), Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif Republik Indonesia (Menparekraf) Sandiaga Salahuddin Uno telah menyerahkan langsung sertifikat CHSE kepada 10 pelaku usaha pariwisata di Avani Hotel Seminyak, Badung, Bali.
10 penerima sertifikat CHSE tersebut di antaranya Lv8 Resort Hotel, The Seminyak Beach Resort & Spa, Jungle Gold, Bukit Pandawa Golf & Country Club, Montigo Resort Seminyak, Avani Seminyak Bali Resort, Vasanti Kuta Hotel, Forketta Restaurant, La Brisa dan The Dukuh Retreat.
ADVERTISEMENT
"Sertifikasi CHSE ini adalah sebagai bagian daripada pola hidup baru yang membuka Bali ini dengan penuh kehati-hatian, kewaspadaan dan kepatuhan terhadap protokol kesehatan. Oleh karena itu saya pesan juga aplikasi PeduliLindungi QR Code-nya akan kami fasilitasi dan mohon betul-betul dijaga kepatuhan terhadap sertifikat yang diterima ini," kata Sandiaga Uno.
***
(Simak panduan lengkap corona di Pusat Informasi Corona)