Bangun Kepercayaan Wisatawan, Bali Berencana Kembangkan Pariwisata Kesehatan

7 September 2020 9:06 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Area Taman Budaya Garuda Wisnu Kencana (GWK) yang sepi pengunjung di Badung, Bali, Sabtu (21/3/2020).  Foto:  ANTARA FOTO/Nyoman Hendra Wibowo
zoom-in-whitePerbesar
Area Taman Budaya Garuda Wisnu Kencana (GWK) yang sepi pengunjung di Badung, Bali, Sabtu (21/3/2020). Foto: ANTARA FOTO/Nyoman Hendra Wibowo
ADVERTISEMENT
Pandemi COVID-19 menjadi hal yang sangat dikhawatirkan masyarakat, khususnya saat liburan ke suatu destinasi wisata. Sebagai wilayah pertama yang mendapat gelar new normal, Bali dianggap dapat membangun kepercayaan wisatawan dengan mengembangkan pariwisata kesehatan.
ADVERTISEMENT
Hal tersebut disampaikan oleh Wakil Gubernur Bali Tjokorda Oka Artha Ardana Sukawati atau Cok Ace saat menjadi pembicara utama dalam Webinar Health Tourism dengan Ikatan Arsitek Indonesia (IAI) Bali dan Fakultas Teknik Universitas Udayana. Cok Ace menyebut pariwisata kesehatan atau health tourism tersebut memberikan sisi positif kepada masyarakat, seperti berpikir lebih kreatif, inovatif, dan strategis.
''Potensi pariwisata kesehatan ini cukup besar dan sebenarnya merupakan bentuk tren pariwisata yang menggabungkan aspek kesehatan dan hiburan (leisure),'' kata Cok Ace, sebagaimana dikutip Antara.
Ilustrasi wisatawan di Bali Foto: Dok. Kementerian Pariwisata
Menggali arahannya, Cok Ace menyampaikan bahwa pandemi COVID-19 telah membawa dampak signifikan pada segala lini kehidupan, mulai dari ekonomi, sosial, hingga budaya.
Bali sebagai destinasi pariwisata dunia, lanjut dia, menjadi daerah yang paling merasakan dampak negatif karena jumlah wisatawan mancanegara yang datang ke Bali menurun hampir 100 persen. Penurunan sektor pariwisata saat ini tentu memberi pukulan keras pada ekonomi Bali.
ADVERTISEMENT
''Membangun Bali pasca-pandemi di masa kenormalan baru bukanlah hal yang mudah. Tantangan terbesar yang dihadapi adalah bagaimana membangun rasa percaya wisatawan pada pariwisata Bali, apalagi jika berkenaan dengan aspek kesehatan,'' ujar Cok Ace.
Ilustrasi seorang perempuan mencoba totok wajah saat spa Foto: Shutterstock
Selain itu, Cok Ace menegaskan bahwa Bali memang memiliki potensi luar biasa sebagai destinasi kesehatan global, terutama dari segi wellness atau kebugaran. Sejauh ini, Bali memiliki 3.200 wellness centre seperti pusat pengobatan herbal tradisional dan spa. Namun, sayangnya hanya segelintir saja yang telah memenuhi standar fasilitas kesehatan.
''Untuk itu, ini merupakan catatan penting yang harus kita pikirkan ke depan jika ingin membangun pariwisata kesehatan di Bali,'' ujarnya.
Ilustrasi Suasana di Bali Foto: Shutter Stock
Ia menyebut, potensi utama Bali sebagai destinasi Bali kesehatan terletak pada keindahan alam Bali dan posisinya yang strategis sebagai destinasi wisata eksotis dengan budaya yang unik. Selain itu, biaya pengobatan di pusat kesehatan Bali terbilang lebih terjangkau daripada negara lain, terutama negara maju.
ADVERTISEMENT
''Wisatawan yang berobat yang berobat di Bali dapat mengalihkan pikiran mereka dari penyakit yang dideritanya dan menikmati keindahan alam dan budaya Bali. Ini penting untuk mengendalikan tingkat stres yang berdampak pada proses pemulihan yang lebih efektif,'' tutur Cok Ace.
Untuk itu, Cok Ace berharap wisata kesehatan Bali terus berbenah untuk meningkatkan kualitas menuju wisata kelas dunia. Sebagai contoh, Bali harus mengembangkan SDM dan tenaga profesional di bidang medis yang tak hanya ahli di bidangnya, tetapi juga memperoleh pengakuan dari komunitas internasional.
(Simak panduan lengkap corona di Pusat Informasi Corona).