Banyak Biaya Tambahan saat Beli Tiket Pesawat via Ponsel? Ternyata Ini Alasannya

6 November 2022 16:58 WIB
·
waktu baca 2 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
com-Ilustrasi Mencari Tiket Pesawat Secara Online Foto: Shutterstock
zoom-in-whitePerbesar
com-Ilustrasi Mencari Tiket Pesawat Secara Online Foto: Shutterstock
ADVERTISEMENT
Perkembangan teknologi memang bisa dibilang sangat pesat, bagaimana tidak kini para penggunanya bisa berbelanja atau memesan suatu hal hanya dengan sekali tekan.
ADVERTISEMENT
Mayoritas konsumen mengandalkan ponselnya untuk memenuhi kebutuhan mereka. Bukan hanya untuk urusan sehari-hari, tapi saat ingin membeli layanan perjalanan juga mereka lakukan melalui ponsel.
Dilansir Euro News, baru-baru ini di Amerika Serikat ada survei yang dilakukan kepada lebih dari 3 ribu konsumen. Setidaknya sebanyak 51,4 persen membeli layanan perjalanan melalui ponsel mereka.
Namun, tahukah kamu ternyata jika membeli tiket pesawat di ponselmu ternyata ada strategi penetapan harga dan cenderung menjadi lebih mahal? Strateginya itu bernama Drip pricing.

Apa Itu Drip Pricing?

com-Ilustrasi mengecek harga tiket pesawat lewat gadget Foto: Shutterstock
Sebenarnya apa itu drip pricing? Ternyata, penetapan drip pricing bisa dibilang sudah menjadi strategi penjualan online yang populer. Sebuah perusahaan akan menunjukkan harga yang lebih kecil, kemudian perlahan-lahan menambah biaya selama proses pembelian.
ADVERTISEMENT
Hal ini sangat umum ketika para pengguna memilih untuk membeli layanan secara online tak jarang akan mendapatkan biaya tambahan seperti tambahan seperti bagasi dan pemilihan kursi.
Menurut Biro Statistik Transportasi, maskapai penerbangan Amerika Serikat setidaknya berhasil mengumpulkan 5,3 miliar dolar Amerika hanya untuk biaya bagasi saja pada tahun 2021.
Namun, sebuah studi tahun 2021 dalam jurnal Marketing Science menemukan bahwa pembeli cenderung membuat keputusan yang kurang optimal dalam situasi penetapan harga ini, yaitu, ketika biaya yang tak diketahui diberikan dalam proses pembayaran.
Ilustrasi penumpang pesawat bikin macet antrean di counter check in bandara. Foto: Shutterstock
Pembeli cenderung membandingkan harga awal antar pesaing, yang rendah, daripada harga akhir yang lebih tinggi.
“Ketika perusahaan menerapkan strategi penetapan drip pricing, harga awal hampir selalu lebih rendah daripada harga keseluruhan pesaing,” kata Shelle Santana, asisten profesor pemasaran di Universitas Bentley dan salah satu penulis studi tersebut.
ADVERTISEMENT
“Tetapi begitu mereka mulai menambahkan fasilitas seperti bagasi terdaftar, pilihan tempat duduk, dan perbedaan harga antar perusahaan berkurang dan terkadang berbalik," tambahnya.
com-Ilustrasi mengecek harga tiket pesawat lewat gadget Foto: Shutterstock
Pembeli justru akan lebih sering melihat harga pertama dibandingkan mereka harus melakukan pencarian dari awal lagi. Sebab, berbelanja untuk perjalanan jauh dengan harga murah biasanya memerlukan peralihan antara beberapa tab dan aplikasi.
Tentu hal tersebut sangat merepotkan jika dilakukan di ponsel, sehingga mereka akan menyetujui harga pertama yang diberikan oleh pihak travel agent.
“Saya hampir selalu berbelanja untuk perjalanan di desktop, saya suka membuka beberapa tab sekaligus dan beralih di antara mereka untuk memastikan saya memahami perbedaan harga dan penggerak di seluruh perusahaan,” ujar Santana.