Baru Dibuka, Pegunungan Huangshan di China Kembali Tutup Usai Diserbu Wisatawan

7 April 2020 11:43 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Ilustrasi wisatawan yang tengah menikmati keindahan Pegunungan Huangshan di China Foto: Shutter Stock
zoom-in-whitePerbesar
Ilustrasi wisatawan yang tengah menikmati keindahan Pegunungan Huangshan di China Foto: Shutter Stock
ADVERTISEMENT
Pandemi virus corona yang mereda di China membuat aktivitas masyarakat di sekitarnya mulai pulih. Beberapa objek wisata populer di Negeri Tirai Bambu pun mulai dibuka untuk menerima kembali kunjungan wisatawan, seperti misalnya area Badaling di Tembok Besar China.
ADVERTISEMENT
Selain Tembok Besar China, Pemerintah Provinsi Anhui di China mulai membuka 29 objek wisata lainnya. Salah satunya Pegunungan Huangshan yang populer dan mulai dibuka untuk umum sejak Sabtu (4/4) lalu.
Pegunungan Huangshan atau dikenal sebagai Yellow Mountains ini merupakan salah satu tempat wisata terpopuler, karena menyuguhkan pemandangan yang eksotis.
Panorama alam Pegunungan Huangshan di China Foto: Shutter Stock
Akan tetapi, baru saja dibuka, pegunungan populer di tenggara China itu terpaksa ditutup kembali setelah dikunjungi puluhan ribu wisatawan pada Minggu (5/4). Dilansir SCMP, jalur pendakian ke gunung tersebut pun dipadati oleh wisatawan.
Bahkan, beberapa waktu lalu foto pengunjung yang memadati Pegunungan Huangshan viral di jejaring media sosial China, yaitu Weibo. Dalam foto tersebut terlihat antrean manusia yang mengular hingga beberapa puluh kilometer selama Festival Chin Ming yang berlangsung tiga hari.
ADVERTISEMENT
Meski pengunjung sudah melakukan pemeriksaan ketat, seperti menunjukkan kondisi kesehatan mereka melalui sebuah aplikasi, diwajibkan mengenakan masker kesehatan, dan pemeriksaan suhu tubuh sebelum memasuki lokasi, tetapi itu tidak cukup. Pihak pengelola tetap merasa khawatir kalau penyebaran virus corona akan terjadi lagi.
Otoritas setempat pun langsung bertindak cepat dan menutup objek wisata tersebut, karena jumlah pengunjung telah mencapai batas harian mereka, yaitu 20 ribu orang.
Ilustrasi wisatawan yang tengah menikmati keindahan Pegunungan Huangshan di China Foto: Shutter Stock
Kejadian ini pun menuai beragam komentar para pengguna Weibo di se-antero China. Banyak yang menyayangkan hal tersebut.
"Pariwisata dan industri terkait telah terpukul dengan keras. Namun, pandemi belum berakhir. Jika harus membuka situs, otoritas setempat harus membatasi arus turis, dan pengunjung dari luar," tulis salah satu pengguna Weibo.
ADVERTISEMENT
Menurut National Helath Commision, jumlah pasien yang terkonfirmasi sedang dirawat di China mengalami penurunan menjadi 2.382 pada Minggu (5/4). Namun, jumlah kasus impor (imported case) melonjak menjadi 913 kasus.
Suasana di pasar elektornik terbesar di dunia di Shenzhen, Guangdong, China. Foto: REUTERS / David Kirton
Oleh sebab itu, Profesor Ahli Epidemiologi dan Biostatistik Hong Kong University, Benjamin Cowling, mengungkapkan meski pandemi COVID-19 mulai mereda dan China mulai mengendurkan hal yang berkaitan dengan isolasi, tetapi harus tetap waspada karena pandemi ini belum berakhir.
"Meski China tetap mengawasi dengan ketat pengawasan atau deteksi COVID-19, akan tetapi hal tersebut harus diperketat jika jumlah kasus tiba-tiba bertambah," kata Cowling.
Cowling juga tidak terkejut jika banyak dari negara-negara lain yang melarang pertemuan besar sepanjang tahun 2020.
Dia menambahkan, pemeriksaan suhu tubuh di pintu masuk memang ide yang bagus. Namun, hal itu mungkin tidak cukup untuk melindungi pengunjung.
Foto kolase suasana di jalan sepanjang Sungai Huangpu selama liburan May Day di Shanghai pada 1 Mei 2019 (atas) dan pada 8 Maret 2020. Foto: Hector RETAMAL / AFP
Apalagi Provinsi Anhui yang berada di bagian barat sangat berdekatan dengan Provinsi Hubei yang menjadi tempat awal mula penyebaran wabah. Terakhir, otoritas setempat mengkonfirmasi ada infeksi baru pada 27 Februari 2020 dengan total 990 kasus COVID-19, termasuk kematian enam orang.
ADVERTISEMENT
Sektor pariwisata di China merupakan salah satu yang terkena dampak paling parah terhadap wabah tersebut. Oleh sebab itu, virus corona yang mulai mereda membuat Pemerintah China mulai mengakselerasi kembali pariwisata mereka untuk mendatangkan kunjungan wisatawan.
Meski begitu, pandemi virus corona yang masih menghantui membuat sejumlah objek wisata populer di Shanghai. Termasuk Shanghai Oriental Pearl Tower dan Shanghai Jinmao Tower juga ditutup kembali pekan lalu setelah dibuka selama dua pekan.
***
kumparanDerma membuka campaign crowdfunding untuk bantu pencegahan penyebaran corona virus. Yuk, bantu donasi sekarang!