Benarkah Tak Ada Festival Lampion di DCF Tahun Depan?

10 Agustus 2019 11:00 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Suasana pelepasan lampion di DCF 2019 Foto: Gitario Vista Inasis/kumparan
zoom-in-whitePerbesar
Suasana pelepasan lampion di DCF 2019 Foto: Gitario Vista Inasis/kumparan
ADVERTISEMENT
Dieng Culture Festival yang digelar sejak 2013 lalu, menjadi acara yang ditunggu-tunggu wisatawan baik lokal hingga mancanegara. Pasalnya, festival budaya yang digelar di Dataran Tinggi Dieng, Banjarnegara, Jawa Tengah ini selalu menghadirkan nuansa yang berbeda pada tiap tahunnya.
ADVERTISEMENT
Tak hanya prosesi ritual pemotongan rambut gimbal anak-anak Dieng, wisatawan juga ingin merasakan langsung momen romantis melalui acara pelepasan ribuan lampion ke udara. Hal ini pula lah yang kumparan rasakan langsung saat mengikuti festival lampion pada puncak acara Dieng Culture Festival 2019 beberapa waktu lalu.
Suasana pelepasan lampion di DCF 2019 Foto: Gitario Vista Inasis/kumparan
Sembari diiringi lagu Tanah Air, ribuan lampion diterbangkan ke angkasa. Tak ketinggalan ribuan wisatawan pun ikut bersenandung, menghadirkan kehangatan di tengah dinginnya suhu Dieng pada malam itu.
Namun, sepertinya tahun ini festival lampion di Dieng Culture Festival 2019 adalah yang terakhir. Hal ini pun sempat diunggah lewat akun Instagram @festivaldieng yang menyatakan bahwa tidak akan ada lagi festival lampion pada tahun depan.
Dicinta dan Dikritik
ADVERTISEMENT
Sejak digelar pada 2013, agenda pelepasan lampion tidak terlepas dari pro dan kontra. Di satu sisi festival lampion adalah acara yang ditunggu-tunggu oleh wisatawan karena bisa menyaksikan ribuan lampion cantik yang terbang ke udara.
Salah satunya wisatawan yang bernama Fitri, dara asal Jakarta ini sangat menanti-nantikan festival lampion di ajang DCF ke-10 ini.
"Pertama kali datang ke DCF dan yang paling ditunggu itu lampion-lampion ini sih. Karena penasaran dan setahun sekali sih," ujar Fitri saat berbincang dengan kumparan beberapa waktu lalu.
Wisatawan yang sedang menikmati indahnya festival lampion DCF 2019 Foto: Gitario Vista Inasis/kumparan
Meski begitu, sisi kontra datang dari banyak pihak. Selain dari warganet, keluhan juga muncul secara resmi dari Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK).
Dalam surat yang dikeluarkan KLHK bernomor 5.355/P3E.JW/TU/SET.1/7/2019 ada dua poin yang menyatakan potensi risiko lingkungan yang terjadi dari pelepasan lampion:
ADVERTISEMENT
1. Risiko kebakaran yang akan mengakibatkan kerusakan dan pencemaran lingkungan hutan/lahan/pemukiman.
2. Risiko pencemaran sampah baik yang diakibatkan oleh bahan baku lampion maupun sampah dari keseluruhan kegiatan selama 3 (tiga) hari.
"Banyak yang mencoba menjual lampion di luar kami, padahal kami sudah menghitung kekuatan kami untuk mengantisipasi hal-hal yang tidak kita inginkan walaupun alhamdulillah selama ini tidak ada hal yang jelek ibaratnya dan semua berjalan dengan lancar," tutur Ketua Panitia Dieng Culture Festival Alif Fauzi beberapa waktu lalu.
Suasana pelepasan lampion di DCF 2019 Foto: Gitario Vista Inasis/kumparan
Arif pun menambahkan, kondisi geografis Dieng sebenarnya memberikan keuntungan khususnya dalam penerbangan lampion ini.
Jika dilihat Dieng ini berada di dalam sebuah mangkok besar dan kita berada di tengahnya.
"Dieng dengan ketinggian bukit sekitar sampai 2.700 meter dan penerbangan lampion ada di desa kami itu 2.100 meter, ada 600 meter untuk melebihi dari bukit tertinggi Gunung Prau. Artinya ketinggian lampion tidak sampai 200 meter, artinya kan 2.100 tambah 200 cuma 2.300 itu belum melampaui bukit sebelah kalau dilihat dari bahaya penerbangan dan itu sudah dilihat dari teman-teman airnav," jelas Alif.
Wisatawan menyalakan lampion saat mengikuti malam lampion di Dieng Culture Festival 2019. Foto: Helmi Afandi Abdullah/kumparan
Terkait kebakaran, Alif pun mengatakan lampion yang digunakan saat gelaran DCF menggunakan bahan yang aman dan tidak berbahaya.
ADVERTISEMENT
"Karena kalau lampionnya standar memakai parafin, parafin itu kalau sudah terbang itu mati dan akan turun," tambah Alif.
Kemudian, terkait masalah kebersihan, alif menjelaskan pihaknya selalu mengadakan Aksi Dieng Bersih setiap hari selama festival berlangsung
"Kami ada berapa petugas ataupun relawan yang mungkin bisa dilihat mereka berjalan banyak mengambili sampah dan telah melakukan langkah-langkah antisipasi terkait hal itu," papar Alif.
Wisatawan menyalakan lampion saat mengikuti malam lampion di Dieng Culture Festival 2019. Foto: Helmi Afandi Abdullah/kumparan
Lebih lanjut, Alif pun mengatakan tidak menutup kemungkinan bahwa Festival Lampion tahun depan tidak akan digelar. Namun, sebagai gantinya panita DCF akan mencari inovasi yang menarik jika pelepasan lampion tidak ada di tahun depan.
Suasana saat malam lampion di Dieng Culture Festival 2019. Foto: Helmi Afandi Abdullah/kumparan
"Tahun depan rencananya akan kita hilangkan. Namun, kita akan tetap mencari solusinya karena DCF setiap tahunnya akan menampilkan hal yang berbeda. Dari temanya setiap tahunnya kita ubah, desain panggungnya juga kita ubah yang tentunya ini menjadi daya tarik karena ini kan sudah kita kolaborasikan bahwa manfaat budaya dan pariwisata perlu inovasi dan kreativitas," pungkasnya
ADVERTISEMENT