Buntut Video Puluhan Pendaki Berpesta di Rinjani, TNGR Tutup Savana Propok

5 Agustus 2020 15:30 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Gunung Rinjani   Foto: Shutter stock
zoom-in-whitePerbesar
Gunung Rinjani Foto: Shutter stock
ADVERTISEMENT
Baru-baru ini viral di media sosial video puluhan pendaki yang tengah berpesta atau dugem di salah satu savana yang berada di kaki Gunung Rinjani.
ADVERTISEMENT
Kejadian tersebut pertama kali diunggah oleh akun Instagram @mountnesia. Dalam video berdurasi kurang lebih 1 menit itu memperlihatkan puluhan orang yang sedang berpesta sambil berjoget dengan menyalakan senternya.
Dari keterangan caption pada video tersebut, kejadian itu diduga terjadi pada Sabtu (1/8) malam di Savana Propok Kaki Gunung Rinjani, Kabupaten Lombok Timur.
Buntut viralnya video tersebut, Balai Taman Nasional Gunung Rinjani telah menutup Savana Propok hingga batas waktu yang tidak ditentukan.
Gunung Rinjani Foto: Shutter stock
"SOP-nya melanggar, jadi kita sudah proses tegur dan kita akan tutup mulai besok dan akan kita evaluasi," kata Kepala Balai Taman Nasional Gunung Rinjani (BTNGR), Dedy Asriady, saat dihubungi kumparan, Rabu (5/8).
Dedy mengungkapkan pihaknya akan melakukan evaluasi atas kejadian tersebut dengan pihak terkait, yakni Pokdarwis, Taman Nasional Gunung Rinjani, dan juga pengunjung.
ADVERTISEMENT
"Itu proses nanti, kita tutup dulu kemudian kita tegur pengelolanya. Nanti, proses yang lainnya berjalan," imbuh Dedy.
Dedy juga menyayangkan kejadian tersebut. Menurutnya, hal tersebut sangat sulit untuk dikendalikan mengingat lokasi kejadian berada di alam bebas.
Untuk itu, ia pun lagi-lagi mengingatkan kepada para pengunjung tentang bagaimana harus bersikap saat berwisata ke suatu tempat.
Apalagi menurutnya alam harus dijaga kelestariannya, keindahannya, hingga kenyamanan, bukan dengan menjadikannya sebagai tempat untuk melakukan hal aneh-aneh yang dapat merusaknya.
Gunung Rinjani Foto: Shutter stock
"Di semua tempat ada penyimpangannya, sekarang bagaimana menyikapinya apalagi ini di alam. Tanggung jawab di tempat wisata bukan hanya di TNGR, Pokdarwis, tetapi juga pengunjung. Kalau petugas yang ditempatkan di situ ada, tetapi pengawasannya tidak melekat apalagi itu kejadiannya malam," lanjut Dedy.
ADVERTISEMENT
Sementara itu, Dedy juga mengingatkan kepada pengelola Savana Propok, yakni Pokdarwis untuk lebih memperhatikan lagi aktivitas dari para pengunjung di TNGR. Hal tersebut agar kejadian serupa tidak terulang ke depannya.
"Ini bukan pengusaha yang dikasih izin, tetapi Pokdarwis yang dulunya desa itu adalah perambah, kemudian kita bina untuk jadi pelaku wisata. Tanggung jawab TNGR selaku orang tua itu membina anak-anaknya. Pokdarwis itu anak-anak kami. Kita tetap beri teguran, lalu kita bina agar bagus. Pemberdayaan, edukasi, perbaikan SOP yang itu yang kita ke depankan," pungkas Dedy.
(Simak panduan lengkap corona di Pusat Informasi Corona)