news-card-video
Jakarta
imsak
subuh
terbit
dzuhur
ashar
maghrib
isya

Cerita Pelaku Usaha Hotel dan Spa, Harus Jemput Bola agar Bertahan dari Pandemi

23 Oktober 2021 12:17 WIB
ยท
waktu baca 3 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Ilustrasi resepsionis hotel memberikan kartu akses kamar pada tamu  Foto: Shutter Stock
zoom-in-whitePerbesar
Ilustrasi resepsionis hotel memberikan kartu akses kamar pada tamu Foto: Shutter Stock
ADVERTISEMENT
Pandemi COVID-19 yang menyebar di seluruh negara di dunia telah berlangsung hampir dua tahun. Selama pandemi, banyak sektor industri yang harus terpuruk, salah satunya adalah industri pariwisata.
ADVERTISEMENT
Pembatasan perjalanan hingga penutupan perbatasan di setiap negara membuat orang-orang terpaksa berdiam diri di rumah, untuk menghindari penyebaran COVID-19. Akibatnya, sektor penerbangan, hotel, tempat wisata, hingga jasa yang biasanya mengandalkan para wisata harus terpuruk dan bertahan sekuat tenaga agar tetap bisa melanjutkan bisnis mereka.
Hal ini juga yang dialami oleh Life Hospitality Hotel Group dan Reborn Signature Wellness Bali. Budi Patiran, Managing Director Life Hospitality Hotel Group, mengatakan bahwa selama pandemi terjadi penurunan okupansi hingga 70 persen di hotel kapsul mereka.
com-Traveloka, ilustrasi spa Foto: Shutterstock
"Akomodasi hotel kita ada Bintang 1 sampai 3, dan Capsule Hotel. Di Capsule Hotel (penurunan) 70 persen. Hotel Bintang 1-3 penurunan 40 persen (selama pandemi)," ujar Budi, dalam wawancara eksklusif mitra Traveloka, beberapa waktu lalu.
ADVERTISEMENT
Hal yang sama juga dirasakan oleh Reborn Signature Wellness Bali. Jika biasanya mereka mengandalkan wisatawan internasional untuk berkunjung ke tempat spa mereka, kini mereka justru harus bertahan karena sepinya wisatawan semenjak pandemi berlangsung.
"Secara penurunan angka kita sampai ke 70 persen. Karena orang tidak bisa masuk Bali, bahkan orang lokal juga susah. Imbasnya sangat terasa sekali," terang Hendro Ponco R, Operational Manager Reborn Signature Wellness Bali, dalam kesempatan yang sama.

Jemput Bola demi Bertahan

Selama bertahan dari badai pandemi COVID-19, banyak strategi yang coba mereka lakukan agar bisnis tetap berjalan dan tidak membuat karyawan kehilangan pekerjaan mereka, seperti perusahaan lainnya. Salah satunya adalah jemput bola yang dilakukan oleh Reborn Signature Wellness Bali.
ADVERTISEMENT
Hendro mengatakan bahwa mereka menawarkan jasa spa untuk dilakukan di rumah atau vila-vila yang ada di Bali. Sebab, jika hanya berdiam diri, jarang ada customer yang datang, bahkan saat awal pandemi hanya satu customer setiap harinya yang berkunjung.
"Kita jemput bola, kita tawarkan massage di rumah atau vila, dengan tetap menjaga protokol kesehatan. Sebab, awal-awal (pandemi) sehari hanya customer yang datang," tuturnya.
Ilustrasi keluarga staycation. Foto: Shutter Stock
Langkah serupa juga dilakukan oleh Life Hospitality Hotel Group. Memiliki jaringan hotel di seluruh Indonesia, mereka mencoba menjalankan marketing exposure agar orang-orang kembali tertarik untuk menginap. Terlebih, selama pandemi, tren pariwisata kini telah bergeser ke aktivitas staycation yang lebih aman dan nyaman.
Budi menjelaskan, selain mendapatkan sertifikasi CHSE, mereka juga mendokumentasikan seluruh proses protokol kesehatan, mulai dari check-in hingga pembersihan kamar. Langkah ini dibuat agar tamu bisa melihat langsung bagaimana protokol kesehatan yang dilakukan oleh jaringan hotel mereka.
ADVERTISEMENT
"Selain itu, kami tentunya melakukan promosi harga khusus yang mendorong mereka untuk stay kembali," jelasnya.

Menjadi Bagian dari Mitra Traveloka

com-Aplikasi Traveloka Foto: Shutterstock
Meskipun demikian, kini ada secercah harapan untuk membuat bisnis mereka kembali membaik, setelah terpuruk dalam. Beberapa waktu lalu, Pemerintah Indonesia mulai melonggarkan beberapa aturan hingga membuka tempat wisata, dan membuka pariwisata internasional di Bali.
Hal ini juga mulai turut dirasakan oleh Life Hospitality Hotel Group dan Reborn Signature Wellness Bali. Perlahan tapi pasti, okupansi mereka mulai meningkat. Terlebih, mereka juga turut tergabung dalam mitra Traveloka dan ikut dalam program Epic Sale yang diadakan Traveloka beberapa waktu lalu. Dengan ikut Epic Sale ini, mereka mengalami peningkatan hingga lebih dari 100 persen.
ADVERTISEMENT
"Peningkatan di hotel kami kini 150-200 persen," tutur Budi.
Sementara itu, Shirley Lesmana, VP of Brand and Marketing Traveloka mengatakan bahwa Epic Sale diselenggarakan setiap tahun untuk membantu pemulihan sektor pariwisata yang terdampak pandemi COVID-19.
"Kami harap program ini dapat membantu pemulihan sektor pariwisata Indonesia dan membantu puluhan ribu tenaga kerja di industri parekraf yang terdampak COVID-19," ujar Shirley.