news-card-video
Jakarta
imsak
subuh
terbit
dzuhur
ashar
maghrib
isya

Cerita Warga Singapura yang 'Terpaksa' Isolasi Diri di Hotel Mewah

25 April 2020 9:56 WIB
comment
7
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Ilustrasi Singapura. Foto: AFP
zoom-in-whitePerbesar
Ilustrasi Singapura. Foto: AFP
ADVERTISEMENT
Singapura menjadi salah satu negara yang tak luput dari pandemi virus corona. Sama seperti negara-negara lainnya, Singapura pun kini memperketat aturan isolasi bagi para pendatang ke negaranya guna mengantisipasi penyebaran virus tersebut.
ADVERTISEMENT
Setiap warga Singapura yang pulang ke negaranya diwajibkan untuk melakukan isolasi diri selama 14 hari di kediaman masing-masing, ataupun tempat yang memang telah disediakan.
Meski begitu, hidup dalam isolasi mandiri boleh jadi tak sebegitu menyeramkan bagi mereka yang baru saja pulang ke Singapura.
Hotel Shangri-La's Rasa Sentosa Resort & Spa di Singapura. Foto: Dok. Shangri-la
Seperti halnya yang dialami seorang wanita bernama Andrea Goh ini.
Dilansir Insider, sepulangnya dari Inggris, Andrea Goh diisolasi di hotel Shangri-La's Rasa Sentosa Resort & Spa yang terletak di Sentosa, Singapura. Kegelisahan yang selama ini ia rasakan pun berubah jadi kegembiraan yang tak dapat dibayangkan.
Andrea Goh, warga Singapura yang membagikan pengalamannnya saat karantina di hotel mewah Foto: Ferry Ahmad
"Secara pribadi saya sangat takut. Rasanya seperti, 'Oh Tuhan, apakah saya akan berada di barak militer ataupun tempat lain'. Namun, semuanya ternyata tak seperti apa yang saya bayangkan," ujar Goh.
ADVERTISEMENT
Hal ini ternyata tidak terlepas kebijakan dari Menteri Kesehatan Singapura Gan Kim Yong, beberapa waktu lalu, bahwa setiap orang yang baru saja kembali dari Inggris dan Amerika Serikat pada Rabu, 25 Maret 2020, akan melakukan isolasi mandiri di fasilitas tertentu dan tak kembali ke rumah mereka di periode ini.
Kebijakan tersebut diambil karena warga Singapura yang baru pulang dari Inggris dan Amerika Serikat, negera penyumbang kasus impor corona COVID-19 dalam jumlah besar. Yang mana total ada 1,2 ribu orang kembali ke Singapura dari dua negara itu.
Hotel Shangri-La's Rasa Sentosa Resort & Spa di Singapura. Foto: Dok. Shangri-la
Hotel Shangri-La's Rasa Sentosa Resort & Spa di Singapura. Foto: Dok. Shangri-la
Sementara itu, Shangri-La's Rasa Sentosa Resort & Spa adalah satu dari seakan banyak lokasi yang didedikasikan untuk fasilitas isolasi mandiri.
Shangri-La's Rasa Sentosa Resort & Spa merupakan sebuah hotel berbintang lima yang menyuguhkan segudang fasilitas lengkap.
ADVERTISEMENT
Dengan pemandangan menakjubkan langsung ke pantai. Untuk menginap di hotel ini saja, per malamnya dibutuhkan biaya sekitar Rp 3,8 juta.
Hotel Shangri-La's Rasa Sentosa Resort & Spa di Singapura. Foto: Dok. Shangri-la
Jika dihitung-hitung, kalau menginap selama 14 hari, dibutuhkan biaya sekitar Rp 54,5 juta. Harga yang cukup fantastis bukan.
Bak ketiban durian runtuh, semua biaya hotel dan juga akomodasi lainnya ditanggung oleh pemerintah Singapura. Tak hanya itu, dengan cara ini, pemerintah Singapura juga bisa membuat industri hotel Singapura tetap berjalan.
"Jika tidak ada yang menginap di hotel ini, para staff tidak akan dibayar. Jadi, itu juga menciptakan sebuah lapangan pekerjaan," lanjut Goh.
Tidak semua orang bisa merasakan hal yang ia rasakan yaitu dikarantina di sebuah hotel mewah. Bahkan, wanita yang bekerja sebagai produser film tersebut juga membagikan momen-momen selama ia dikarantina.
ADVERTISEMENT
Goh membuat film saat tiba di bandara dan mengunggah video kesehariannya di akun YouTube pribadinya untuk menunjukkan keadaannya.
Ia pun mengatakan bahwa para tamu dan staff hotel seakan seperti satu komunitas yang saling bertukar pikiran satu sama lain lewat platform Zoom.
"Setiap hari kami mendapat telepon dari resepsionis untuk menanyakan kepada kami masing-masing bagaimana perasaan kami dan berapa suhu kami. Jadi saya benar-benar ingin melihat siapa orang yang memanggil saya, meninggalkan makanan di luar kamar saya, dan juga mencuci pakaian saya," ujar Goh.
Seakan tak perlu takut kesepian, Goh pun mengatakan ada banyak hal menarik yang dilakukan. Mulai dari mengikuti kelas memasak secara online hingga menikmati aneka sajian yang ada di hotel.
ADVERTISEMENT
Di sore harinya, ketika semua orang keluar menuju balkoni, para tamu dapat menikmati pertunjukan dari seorang staff hotel yang sedang bermain violin.
Hotel Shangri-La's Rasa Sentosa Resort & Spa di Singapura. Foto: Dok. Shangri-la
Barulah pada pukul 20.00 waktu setempat, para warga Singapura melangkah ke luar dari ruangan masing-masing dan memberi tepuk tangan kepada para tenaga medis yang sedang bertugas. Hal ini pun juga dilakukan di seluruh negara lainnya tak hanya Singapura.
“Banyak dari kita yang mendengar suara tepuk tangan, tetapi saya tidak bisa menebak dari arah mana suara tersebut," ungkap Goh.
Setelah dikarantina selama kurang lebih 14 hari, Goh pun akhirnya telah selesai dikarantina dan meninggalkan Shangri-La. Dia berkata dia dan temannya sangat sedih untuk pergi, terutama ketika mereka mengucapkan selamat tinggal pada panggilan Zoom terakhir.
ADVERTISEMENT
Ia pun mengatakan bahwa beberapa dari mereka telah membuat rencana untuk kembali ke hotel suatu hari ketika pandemi berakhir. Goh dan teman-temannya berencana untuk tinggal di kamar yang sama di mana saat mereka dikarantina.
"Saya sedih meninggalkan tempat itu karena saya mulai merasa sangat nyaman dengan situasi kehidupan. Meskipun aku sendirian, aku tidak pernah merasa benar-benar sendirian," pungkas Goh.
***
(Simak panduan lengkap corona di Pusat Informasi Corona)
kumparanDerma membuka campaign crowdfunding untuk bantu pencegahan penyebaran corona virus. Yuk, bantu donasi sekarang!