Cerro Rico, 'Gunung Emas' di Bolivia yang Renggut Jutaan Nyawa Umat Manusia

20 Oktober 2022 7:01 WIB
·
waktu baca 3 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Gunung 'pemakan manusia' di Bolivia. Foto: Bas van den Heuvel/Shutterstock
zoom-in-whitePerbesar
Gunung 'pemakan manusia' di Bolivia. Foto: Bas van den Heuvel/Shutterstock
ADVERTISEMENT
Saat mendengar gunung pasti yang terlintas di benakmu adalah sebuah tempat yang indah, dikelilingi panorama alamnya yang menakjubkan. Namun, hal itu tak berlaku dengan sebuah gunung di Bolivia satu ini.
ADVERTISEMENT
Bukan terkenal akan keindahannya, Gunung Cerro Rico justru punya reputasi mengerikan sebagai 'gunung pemakan manusia'. Bagaimana tidak? Lebih dari jutaan orang tewas di dalam gunung tersebut. Ngeri!
Dilansir Amusing Planet, cerita kelam Gunung Cerro Rico bermula dari sesuatu yang tersimpan di dalam gunung tersebut.
Gunung 'pemakan manusia' di Bolivia. Foto: Erlantz P.R/Shutterstock
Berada di sebelah barat daya Bolivia kawasan Pegunungan Andes, tepatnya Kota Potosi, Gunung Cerro Rico padahal tampak seperti gunung lainnya.
Hanya saja yang membedakan, gunung ini tersimpan perak yang sangat besar. Hal itu tak terlepas dari Gunung Cerro Rico yang kaya akan mineral.
Karena itulah banyak dari warga Spanyol dan sekitarnya yang berbondong-bondong untuk menambang di gunung tersebut.
Nama gunung tersebut juga diberikan oleh orang-orang Kolonial Spanyol karena jumlah perak yang dikandungnya. Orang-orang Spanyol pun menyebut Cerro Rico sebagai 'gunung emas'.
ADVERTISEMENT

Gunung Emas yang Renggut Lebih dari 8 Juta Nyawa

Para pekerja tambang di Gunung Cerro Rico. Foto: TLF Images/Shutterstock
Area pertambangan pertama kali dibangun pada tahun 1545 di kaki gunung Cerro Rico. Lebih dari 3 juta pekerja dipekerjakan oleh Kolonial Spanyol melakukan penambangan di gunung tersebut.
Seiring berjalannya waktu, gunung tersebut pun akhirnya dipenuhi dengan berbagai terowongan-terowongan yang digali di mana perak terpendam dalam tanah. Setidaknya, lebih dari 2 miliar ons perak berhasil diekstraksi dari gunung tersebut.
Namun, di balik semua itu, ada ribuan bahkan jutaan nyawa pekerja yang menjadi tumbal. Mereka kebanyakan tewas karena terjerembab di dalam terowongan yang tiba-tiba runtuh, bekerja dengan waktu yang tak manusiawi, kelaparan, hingga wabah penyakit.
Menurut sejarawan bernama Eduardo Galeano, setidaknya 8 juta penambang yang kebanyakan para pria meregang nyawa di Cerro Rico sejak abad 16 silam. Meski demikian, jumlah tersebut pun tak pasti, karena diprediksi jumlah korban yang tewas di Gunung Cerro Rico bisa lebih besar lagi.
Para pekerja tambang di Gunung Cerro Rico. Foto: flocu/Shutterstock
Tak hanya itu, asosiasi lokal setempat menyebut, 14 perempuan kehilangan suaminya tiap bulannya. Angka harapan hidup rata-rata di sana hanya 40 tahun.
ADVERTISEMENT
Itu dikarenakan mereka yang bekerja di gunung tersebut kalau tidak meninggal karena tertimpa reruntuhan, mereka mengalami penyakit paru-paru akut akibat menghirup banyak debu saat bekerja hingga terkena penyakit skoliosis atau kelainan tulang karena kekurangan matahari.
Dari situlah kemudian Gunung Cerro Rico mendapat julukan sebagai "gunung pemakan manusia".
Gunung 'pemakan manusia' di Bolivia. Foto: SL-Photography/Shutterstock
Selain menelan banyak nyawa, penambangan selama berabad-abad juga membuat gunung itu penuh dengan ribuan lubang terowongan. Lubang-lubang tersebut nyatanya membuat kondisi gunung tidak stabil dan menimbulkan risiko serius gunung akan runtuh.
Saat ini, penambangan di gunung tersebut tak lagi beroperasi dalam jumlah seperti pada abad ke-18. Sejak itu pula, Kota Potosi mengalami perlambatan ekonomi.