Cita-Cita Kemenparekraf Jadi Penghasil Devisa Nomor Satu Indonesia

7 November 2019 18:44 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Menparekraf Wishnutama Kusubandio (kanan) dan Menpar Arief Yahya Periode 2014-2019 (kiri) Foto: Dok. Kementerian Pariwisata
zoom-in-whitePerbesar
Menparekraf Wishnutama Kusubandio (kanan) dan Menpar Arief Yahya Periode 2014-2019 (kiri) Foto: Dok. Kementerian Pariwisata
ADVERTISEMENT
Mimpi Indonesia untuk menjadikan pariwisata sebagai sumber devisa terbesar nomor wahid rupanya tak putus begitu saja setelah turunnya Arief Yahya dari jabatan Menteri Pariwisata periode 2009-2014. Mimpi itu kini diestafetkan pada Wishnutama dan Angela Tanoe yang kini menjabat sebagai Menteri dan Wakil Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif.
ADVERTISEMENT
Disatukannya pariwisata dan ekonomi kreatif disambut baik oleh Wishnutama dan Angela. Wishnutama mengaku bahwa baik pariwisata dan ekonomi kreatif ke depannya akan diperlakukan sama penting. Sehingga baik pelaku pariwisata dan ekonomi kreatif tak perlu khawatir.
"Ini akan jauh lebih punya manfaat pada saat kreativitas itu atau pelaku kreatif men-support pariwisata dan juga sebaliknya, Jadi dua arah, tidak ada yang less important, justru saling mendukung, saling memperkuat satu dan yang lainnya," ujarnya dalam acara Ngobrol Bareng Mas Tama dan Mbak Angela di M Bloc beberapa waktu lalu.
Menparekraf Wishnutama dan Wamenparekraf Angela dalam acara Ngopi Bareng di Oeang, M Bloc Space, Selasa (5/11). Foto: Helinsa Rasputri/kumparan
Ia meyakini bahwa dengan adanya sinergisitas antara ekonomi kreatif dan pariwisata, mimpi untuk menjadi penghasil devisa nomor satu di Indonesia bisa saja menjadi kenyataan. Karena kini jabatan menteri sekaligus Kepada Badan Ekonomi Kreatif yang ia emban memungkinkannya untuk melakukan fungsi-fungsi besar seperti koordinasi, sinkronisasi, hingga eksekusi dengan lebih efisien.
ADVERTISEMENT
"Tugas ke depan ini dengan Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif/Badan Ekonomi Kreatif akan memudahkan kami untuk mencapai target-target yang diinginkan selain berkoordinasi dengan kementerian-kementerian terkait," jelasnya lagi.
Untuk dapat mewujudkan mimpi menjadi penghasil devisa terbesar di Indonesia, Kemenparekraf telah menyiapkan beberapa cara. Antara lain membangun distrik kreatif yang memiliki nuansa dan ekosistem yang dapat memicu para pelaku kreatif untuk bisa berkreasi. Nantinya, para insan kreatif yang dapat memberi dampak positif akan diberikan insentif sebagai bentuk apresiasi.
Wishnutama dan Angela Tanoesoedibjo ketika menjawab pertanyaan dari awak media. Foto: Instagram @wishnutama
Wishnutama juga mengusulkan agar sertifikat HAKI nantinya akan bisa dievaluasi dan dijadikan sebagai agunan ketika hendak meminjam modal ke lembaga keuangan seperti perbankan.
Ia juga berencana akan mengunjungi lima destinasi super prioritas secepat mungkin, mencari tahu secara langsung progresnya dan mengklasifikasikan kelebihan serta kekurangannya.
ADVERTISEMENT
Hasil peninjauan itulah yang nantinya akan dikembangkan menjadi karakter khusus bagi daerah tersebut sekaligus sebagai cara untuk menentukan target pasarnya dari sisi pariwisata.
Menparekraf Wishnutama dan Wamenparekraf Angela dalam acara Ngopi Bareng di Oeang, M Bloc Space, Selasa (5/11). Foto: Helinsa Rasputri/kumparan
Menparekraf juga berencana akan mengkaji kembali 100 Calendar of Event (COE) serta memberi perhatian pada sektor MICE (Meeting, Incentive, Convention, and Exhibition).
Sektor MICE dianggap sebagai salah satu pangsa pasar yang potensial. Karena orang-orang yang datang dari sektor MICE tidak hanya satu atau dua orang saja. Wishnutama mengakui bahwa Kemenparekraf juga telah berkonsultasi dengan penyelenggara dari luar mengenai potensi dan kemampuan Indonesia.
"MICE menurut kami sangat potensial, dan bagusnya MICE itu kalau datang enggak mungkin cuma berdua tapi bisa ribuan. Apa yang disampaikan luar biasa. Tapi untuk sementara, masih dalam proses diskusi, masih dalam proses, apakah event dan MICE akan jadi satu direktorat, itu masih diproses," ujar pria kelahiran 4 Mei 1970 tersebut.
Menparekraf Wishnutama dan Wamenparekraf Angela dalam acara Ngopi Bareng di Oeang, M Bloc Space, Selasa (5/11). Foto: Helinsa Rasputri/kumparan
Satu lagi yang menarik dari usaha Kemenparekraf dalam memperkenalkan Indonesia ke mancanegara adalah dengan berusaha menggaet industri perfilman Hollywood untuk mau membuat film di Tanah Air.
ADVERTISEMENT
"Kita berusaha menggaet Hollywood untuk membuat film di Indonesia," tuturnya dalam acara yang sama.
Walau memiliki manfaat yang baik, menggaet Hollywood ke Indonesia bukanlah perkara mudah. Perizinan diakui Wishnutama sebagai salah satu persoalan yang bukan hanya dialami oleh Kemenparekraf saja, tetapi juga kementerian lainnya. Terlebih, ia sendiri sudah pernah merasakan sulitnya mendapatkan perizinan bagi industri Hollywood untuk syuting di Indonesia.
"Kita harus mempermudah perizinan. Semua harus dipermudah. Saya juga pernah membantu film Hollywood untuk meminta izin memproduksi film di Indonesia dan itu sulitnya setengah mati. Justru dari pembelajaran itu, sebagai orang yang pernah minta izin, saya akan mempelajari apa yang mempermudah dan membuat itu menjadi jauh lebih nyaman. Karena itu bagian dari investasi juga, kan, ke Indonesia," tutupnya.
ADVERTISEMENT