Cuaca Panas yang Ekstrem Bisa Sebabkan Jadwal Penerbangan Dibatalkan

18 April 2022 12:00 WIB
·
waktu baca 2 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Ilustrasi pesawat terbang di atas kepulauan. Foto: Shutter Stock
zoom-in-whitePerbesar
Ilustrasi pesawat terbang di atas kepulauan. Foto: Shutter Stock
ADVERTISEMENT
Tahukah kamu kalau cuaca panas bisa menyebabkan sebuah penerbangan dibatalkan? Seorang pilot mengungkapkan bahwa cuaca panas bisa menyebabkan pesawat batal terbang.
ADVERTISEMENT
Semua pesawat perlu 'diangkat' untuk bisa terbang. Hal ini berarti pesawat akan menggunakan tekanan udara supaya tetap berada di atas.
Caranya, dengan menyeimbangkan gaya gravitasi yang timbul dari bawah, daya tarik dari belakang, dan gaya dorong untuk mendorong pesawat ke depan.
Namun, kerapatan udara menjadi jauh lebih tipis selama kondisi panas yang ekstrem, sehingga membuat pesawat lebih sulit lepas landas atau mendarat.
Artinya, suhu di tempat tujuan dan lokasi awal pesawat yang dapat menentukan apakah penerbangan bisa dilanjutkan atau dibatalkan.
Ilustrasi pilot di kokpit. Foto: Skycolors/Shuttertock
Dilansir The Sun, seorang pilot bernama Kapten John Cox mengatakan ada suhu maksimum yang diizinkan. Jika melebihi suhu tersebut, maka penerbangan tidak dapat dilakukan.
"Pada suhu yang sangat tinggi, jumlah muatan yang dapat dibawa oleh pesawat dapat dibatasi. Membongkar kargo dan/atau penumpang terkadang diperlukan karena udara panas tidak sepadat itu, sehingga mengurangi daya angkat yang tersedia," kata Kapten John Cox.
ADVERTISEMENT
Pesawat dapat bekerja pada suhu tinggi dengan suhu mulai dari sekitar 43 derajat Celcius. Namun, bukan tidak mungkin ada cuaca panas yang ekstrem.
Seperti pada tahun 2017, ada lebih dari 40 penerbangan Phoenix, Arizona, dibatalkan karena suhu di sana mencapai 48 derajat Celcius.
Ilustrasi cuaca panas. Foto: FREDERIC J. BROWN / AFP
Pesawat juga perlu mengatasi masalah panas ekstrem yang berdampak pada mesin kompleks pesawat.
Dalam suhu panas yang tinggi, sistem pendingin udara di dalam pesawat dapat rusak, dan bisa membuat perjalanan penumpang menjadi sangat tidak nyaman.
Efek negatif paling ekstrem dari hal ini akan mengakibatkan penumpang dapat mengalami dehidrasi parah atau menderita penyakit terkait panas lainnya.
Para pilot juga harus terus-menerus mengawasi mesin pesawat dan suhunya.
Ilustrasi pesawat tengah terbang Foto: Shutter Stock
Terlepas dari kondisi panas yang ekstrem, saat lepas landaslah yang harus diperhatikan. Karena saat lepas landas mesin pesawat berada pada kondisi terpanas dan bekerja pada kapasitas maksimumnya untuk menciptakan lebih banyak daya dorong dan membuat pesawat terbang ke angkasa.
ADVERTISEMENT
Dapat disimpulkan jika dalam kondisi cuaca panas yang ekstrem dan kerapatan udara yang lebih rendah, maka mesin pesawat harus bekerja lebih keras dan berisiko untuk terjadi overheat.
Maka dari itu, pilot yang bertugas akan bekerja keras untuk melacak suhu mesin dengan menghitung suhu eksternal dan internal, dan menyesuaikan penggunaan mesin yang sesuai. Namun, ini dapat mempengaruhi kecepatan dan fungsionalitas mesin.