Cuti Bersama Dikurangi, Sandiaga Optimistis Tak Pengaruhi Kunjungan Wisatawan

1 Maret 2021 20:27 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif, Sandiaga Uno, saat mengunjungi UMKM pariwisata dan ekonomi kreatif di Labuan Bajo. Foto: Dok. Istimewa
zoom-in-whitePerbesar
Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif, Sandiaga Uno, saat mengunjungi UMKM pariwisata dan ekonomi kreatif di Labuan Bajo. Foto: Dok. Istimewa
ADVERTISEMENT
Pemerintah telah resmi mengurangi jumlah cuti bersama di tahun 2021 guna menekan jumlah kasus COVID-19. Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Menparekraf) Sandiaga Uno, optimistis bahwa hal tersebut tak akan mempengaruhi jumlah kunjungan wisatawan.
ADVERTISEMENT
Hal itu dikarenakan bahwa masyarakat kini sudah lebih tertib dan disiplin dalam menerapkan protokol kesehatan yang ketat.
Ilustrasi wisatawan yang sedang traveling di tengah pandemi Foto: Dok. Pegipegi
Sandiaga meyakini tren kunjungan wisatawan, baik wisatawan nusantara maupun mancanegara tetap akan tumbuh ke depannya. Meski, tidak sebesar sebelum pandemi COVID-19.
"Hari ini saya diminta untuk menyikapi tentang pengurangan libur bersama, kami dari Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif tentunya menyadari bahwa langkah dikuranginya libur bersama menjadi keputusan strategis untuk memutus mata rantai penularan COVID-19," ungkap Sandiaga, dalam keterangan resmi yang diterima kumparan, Senin (1/3).
Untuk itulah, Sandiaga ingin bahwa kebijakan pengurangan cuti bersama yang dilakukan pemerintah bisa diantisipasi dengan menambah preferensi wisata untuk wisatawan.
"Namun, dari pengurangan waktu cuti bersama yang kita perlu antisipasi adalah bagaimana mendistribusikan dari kepergian wisatawan nusantara menuju sentra-sentra destinasi wisata yang lebih personalized, localized, dan smaller in size," jelasnya.
Menparekraf Sandiaga Uno berkantor di Bali untuk mendorong pemuluhan pariwisata Pulau Dewata. Foto: Kemenparekraf

Sandiaga Uno Ingin Preferensi Produk Wisata Ditambah

Sandiaga mengatakan, jumlah kunjungan wisatawan tentu berbeda sebelum adanya pandemi COVID-19. Oleh karena itu, hal itu dapat didongkrak lewat beragam inovasi, kolaborasi serta adaptasi dari beragam produk pariwisata.
ADVERTISEMENT
Seperti wisata berbasis budaya dan alam terbuka di sejumlah destinasi wisata nusantara, khusus destinasi super prioritas yang meliputi Danau Toba, Borobudur, Labuan Bajo, Mandalika dan Likupang.
Ilustrasi wisatawan berlibur di Indonesia. Foto: Kemenparekraf
Begitu juga dengan penawaran family trip atau kerap sebagai road trip over land, Work from Destination, School from Destination lewat pemanfaatan teknologi informasi.
"Mungkin jumlahnya lebih kecil dari segi alokasi wisatawannya, tidak lagi berbus-bus seperti dulu. Tapi lebih berkualitas dan berkesan," ujar Sandiaga.
Ilustrasi wisatawan yang mematuhi protokol kesehatan di Bali Foto: Shutter stock
"Jadi kami di Kemenparekraf akan menerapkan inovasi-inovasi produk-produk wisata dan tentunya event-event dan atraksi mengacu kepada kenormalan dan kebiasaan baru ini," lanjutnya.
Sehingga, lanjutnya, walau terdapat pengurangan jumlah hari dalam cuti bersama tahun 2021, kualitas maupun nilai tambah yang dihasilkan dari sektor pariwisata dan ekonomi kreatif masih dapat berjalan.
ADVERTISEMENT
Hanya saja, protokol kesehatan yang ketat dan disiplin harus diterapkan seluruh pihak, baik pelaku usaha pariwisata dan ekonomi kreatif, maupun seluruh wisatawan yang berlibur di destinasi wisata.
"Dengan begitu, kami berharap roda perekonomian dapat terus bergerak, sehingga terbuka lapangan kerja seluas-luasnya dan sebesar-besarnya di masa depan," pungkasnya.
(Simak panduan lengkap corona di Pusat Informasi Corona)