Dibantu Rusia, Suriah Akan Bangun Replika Hagia Sophia

30 Juli 2020 9:27 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Umat Islam melaksanakan salat Jumat perdana di luar Masjid Agung Hagia Sophia, di Istanbul, Turki, Jumat (24/7). Foto: Murad Sezer/REUTERS
zoom-in-whitePerbesar
Umat Islam melaksanakan salat Jumat perdana di luar Masjid Agung Hagia Sophia, di Istanbul, Turki, Jumat (24/7). Foto: Murad Sezer/REUTERS
ADVERTISEMENT
Presiden Suriah, Bashar Al-Assad, telah mengumumkan bahwa mereka akan membangun replika miniatur Hagia Sophia. Ini dilakukan sebagai perlawanan atas keputusan Turki yang mengubah fungsi bangunan itu dari museum kembali menjadi masjid.
ADVERTISEMENT
Dilansir Middle Est Monitor, pembangunan Hagia Sophia mini itu akan dilakukan di Provinsi Hama, Suriah Tengah, dengan bantuan sekutu negara itu, Rusia. Bangunan itu nantinya ditujukan untuk menjembatani dialog damai antar-sejumlah agama.
Menurut situs berita Lebanon Al-Modon, ide untuk pembangunan miniatur tersebut diinisiasi oleh seorang pria bernama Nabeul Al-Abdullah. Setelah mendapat persetujuan dari kepala Gereja Ortodoks Yunani Hama, Nicolos Baalbaki, ide itu kemudian disampaikan kepada militer Rusia di Suriah.
Hagia Sophia, Turki. Foto: Shutter Stock
Replika Hagia Sophia itu akan dibangun secara khusus di Kota Al-Suqaylabiyah yang mayoritas berpenduduk Kristen Ortodoks Yunani. Bangunan itu akan berdiri di atas sebidang tanah yang disumbangkan oleh pemimpin milisi Al-Abdullah. Sebuah tim Rusia di pangkalan militer Hmeimim di Latakia dilaporkan telah mengerjakan rencana pembangunan.
ADVERTISEMENT
Surat kabar berbahasa Arab Rai Al-Youm melaporkan, anggota parlemen Rusia Vitaly Milonov menyatakan bahwa Suriah adalah lokasi yang ideal untuk mini replika Hagia Sophia. Sebab, menurutnya Suriah berbeda dengan Turki. Ia percaya, kalau Suriah adalah sebuah negara yang memiliki kesempatan untuk menghadirkan dialog damai antar-agama.
Presiden Suriah Bashar al-Assad Foto: SANA/Handout via Reuters
Menurut para pakar, langkah Presiden Assad itu dilihat sebagai bentuk pembalasan akan Turki di bawah Presiden Erdogan yang mengubah Hagia Sophia jadi masjid. Hal itu juga menunjukkan keberpihakan Assad pada komunitas Kristen Suriah.
Di sisi lain, dukungan Rusia pada kebijakan tersebut dilakukan untuk memantapkan keberadaan militernya di Suriah, sekaligus menjaga rezim Assad terkait hubungannya dengan komunitas Kristen Suriah.
Hagia Sophia, Turki Foto: Shutter stock
Hagia Sophia yang asli, yang berbasis di Kota Istanbul, beralihfungsi menjadi masjid setelah pemerintah Turki membatalkan keputusan 1934 yang membuatnya menjadi museum. Bangunan bersejarah itu awalnya dibangun sebagai katedral oleh Kekaisaran Bizantium, sebelum dijadikan masjid setelah Kekaisaran Ottoman menaklukkan Konstatinopel--sekarang Istanbul--pada 1453.
ADVERTISEMENT
Banyak yang menentang keputusan Turki mengubah Hagia Sophia kembali menjadi masjid, dengan sebagian besar meyakini bangunan itu seharusnya tetap menjadi museum atau dikembalikan menjadi gereja.
(Simak panduan lengkap corona di Pusat Informasi Corona).