Dikira Hilang, Pesawat Ini Malah Mendarat Di Bandara yang Belum Jadi
ADVERTISEMENT
ADVERTISEMENT
Dilansir CNN, pesawat kargo yang terbang pada Minggu (4/4) terbang dengan tujuan Bandara Internasional Simon Mwansa Kapwepwe, yang memang melayani penumpang dan kargo di Zambia. Namun, pesawat itu malah mendarat di Bandara Internasional Copperbelt baru Zambia, yang belum diresmikan.
Bandara Internasional Copperbelt berjarak sekitar 21 kilometer (13 mil) dari Bandara Simon Mwansa Kapwepwe dengan mobil. Sekretaris Kementerian Transportasi Zambia Misheck Lungu, mengatakan pilot mendarat di Bandara Internasional Copperbelt karena kesalahan teknis.
Insiden itu diketahui setelah dia tidak mendapatkan respons ketika mendarat.
"Ketika dia akan mendarat, dia berkomunikasi dengan radar dan mereka mengatakan kepadanya, 'Kami tidak bisa melihatmu'," kata Lungu kepada AFP.
"Jadi dia menggunakan penglihatannya karena dia tidak memiliki kendali dan mendarat di bandara yang masih dalam pembangunan," lanjutnya.
ADVERTISEMENT
Setelah menyadari salah bandara, dia kemudian menerbangkan kembali pesawat ke tujuan sebenarnya. Lungu memastikan tidak ada kerusakan apa pun di pesawat itu. Tapi, penyelidikan akan jalan terus dan melaporkan insiden tersebut secara komprehensif.
Sementara itu, pihak maskapai Ethiopian Airlines mengkonfirmasi insiden itu dan mengatakan detailnya sedang diselidiki bersama dengan otoritas Zambia. Bahkan, juru bicara Ethiopian mengatakan bahwa pilot belum diberi tahu tentang pembangunan bandara baru tersebut.
"Fakta bahwa tidak ada NOTAM (pemberitahuan kepada awak pesawat) dan jarak yang dekat antara kedua bandara itu mungkin telah berkontribusi pada insiden tersebut," kata juru bicara maskapai.
Pembukaan bandara baru buatan China di Zambia itu dijadwalkan pada pertengahan 2020, tetapi tertunda akibat pandemi COVID-19 yang masih mewabah. Setelah selesai, bandara yang dibangun dengan menggelontorkan dana sebesar 397 juta dolar atau sekitar 5 triliun itu akan menggantikan bandara lawas.
ADVERTISEMENT
Di sisi lain, imbas dari pandemi corona, Ethiopian Airlines mengubah pesawat penumpangnya menjadi pesawat kargo. Selama pandemi, maskapai tersebut telah mengubah 22 pesawat penumpang menjadi pesawat kargo, sehingga tidak ada lagi kursi. Hal itu dilakukan untuk membantu mengatasi penurunan drastis dalam pendapatan penumpang.
(Simak panduan lengkap corona di Pusat Informasi Corona ).