Dubes China: WHO Tidak Setuju Pembatasan Travel untuk Turis China

4 Februari 2020 12:58 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Konferensi Pers Kedubes China Xiao Qian, terkait Virus Corona di Kedubes China, Kuningan, Jakarta, Selasa (4/2). Foto: Darin Atiandina/kumparan
zoom-in-whitePerbesar
Konferensi Pers Kedubes China Xiao Qian, terkait Virus Corona di Kedubes China, Kuningan, Jakarta, Selasa (4/2). Foto: Darin Atiandina/kumparan
ADVERTISEMENT
sosmed-whatsapp-green
kumparan Hadir di WhatsApp Channel
Follow
Virus corona yang bersumber dari Wuhan, China, saat ini sedang menjadi perhatian serius hampir seluruh negara di dunia. Untuk mencegah penyebaran virus mematikan itu, beberapa negara telah mengambil keputusan untuk melarang penerbangan ke China daratan.
ADVERTISEMENT
Indonesia, menjadi salah satu negara yang mengambil keputusan untuk menangguhkan penerbangan dari dan ke China. Namun, Pemerintah China mengklaim bahwa WHO justru keberatan dengan segala tindakan pembatasan travel maupun perdagangan terhadap China.
Turis China waspadai virus corona Foto: AFP/Mark Ralston
Pernyataan itu disampaikan oleh Duta Besar (Dubes) China untuk Indonesia, Xiao Qian. Ia mengatakan bahwa keputusan penangguhan dan pembatasan travel justru tidak disarankan oleh WHO. Bukan hanya itu, menurutnya langkah itu justru akan berimbas terhadap hubungan dua negara yang selama ini terjalin.
"Didunia ini ada beberapa negara sudah mengambil pembatasan travel dan perdagangan. Sekali lagi saya tegaskan, itu tidak sama dengan saran WHO dan itu (virus corona) tidak jadi alasan negara lain untuk mengambil tindakan yang sama," kata Xiao Qian, saat ditemui dalam konferensi pers terkait Virus Corona di Kedubes China, Kuningan, Jakarta, Selasa (4/2).
Petugas mengarahkan para WNI menaiki pesawat Hercules di Bandara Hang Nadim, Batam, Kepulauan Riau, Minggu (2/2). Foto: Dok. Kemlu
Selain mengambil langkah pembatasan perjalanan wisata dan perdagangan, banyak negara yang mengambil langkah lain, seperti yang disarankan oleh WHO yaitu, mengkarantina dan mendaftarkan turis asal China yang masuk ke suatu negara.
ADVERTISEMENT
Bagi Xiao, langkah tersebut justru akan menjadi keputusan yang berbahaya bagi perekonomian Indonesia, khususnya di sektor pariwisata. Ia mengatakan bahwa China menjadi negara kedua terbesar sumber wisatawan asing.
Terlebih, setiap tahunnya lebih dari 2 juta turis asal China yang datang ke Indonesia. Keputusan untuk membatalkan penerbangan dan larangan masuknya turis China, jelas akan berdampak kepada perekonomian pariwisata Indonesia.
"Tiongkok adalah salah satu sumber investor terbesar di Indonesia. Dan menurut saya, kalau ambil pembatasan seperti terhadap pertukaran personal penerbangan dan perdagangan kami sangat tidak berharap itu dampaknya (kepada ekonomi pariwisata)," ungkap Xiao.
Petugas memindai masyarakat dengan alat khusus untuk mendeteksi virus corona di Wuhan, China. Foto: AFP/HECTOR RETAMAL
Selain itu, Xiao menyebut bahwa tingkat pertumbuhan kematian akibat virus corona menurun dari 2,92 persen pada 26 Januari menjadi 2,10 persen per 2 Februari.
ADVERTISEMENT
Saat ini jumlah pasien yang berhasil sembuh adalah 632 orang. Sementara masih ada lebih dari 17 ribu penderita lagi di China, 148 pasien lain tersebar di 24 negara.
Virus corona telah berkembang di China sejak akhir Desember 2019 dan dinyatakan sebagai darurat global oleh WHO pada akhir Januari 2020. China telah mengisolasi seluruh Kota Wuhan, titik nol penyebaran wabah, dan kota-kota lainnya di Provinsi Hubei.