Gaet 3 Negara, Perjanjian Travel Bubble Indonesia Ditargetkan Selesai Akhir Juli

14 Juli 2020 11:17 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Labuan Bajo. Foto: Kemenparekraf
zoom-in-whitePerbesar
Labuan Bajo. Foto: Kemenparekraf
ADVERTISEMENT
sosmed-whatsapp-green
kumparan Hadir di WhatsApp Channel
Follow
Rencana Indonesia membuka kembali travel bubble atau travel corridor dengan sejumlah negara saat ini masih dalam tahap negosiasi. Travel bubble sendiri merupakan akses wisata untuk meningkatkan kunjungan wisatawan mancanegara.
ADVERTISEMENT
Deputi Bidang Koordinasi Pariwisata dan Ekonomi Kreatif, Kemenko Maritim dan Investasi, Odo Manuhuhu, mengatakan bahwa saat ini pihaknya saat ini sedang melakukan negosiasi dengan tiga negara.
"Sekarang Kemenlu yang mengurus berdasarkan masukan dari teman-teman di Kemenko Maritim dan Investasi dan Kemenparekraf," kata Odo, seperti dikutip dari Antara.
Ilustrasi wisatawan Foto: Dok. Kemenparekraf
Odo menjelaskan ide utama dalam membuka travel bubble ini adalah untuk menciptakan koridor perjalanan pariwisata yang menjamin keamanan dan keselamatan wisatawan, atau pebisnis dalam melakukan kunjungan ke negara yang masuk dalam kelompok travel bubble.
Ia menyebut, rencananya akhir Juli ini perjanjian travel bubble akan disepakati atau ditanda tangani oleh ketiga negara tersebut. Namun, hal itu bergantung dengan kondisi penurunan tingkat infeksi kasus COVID-19 di masing-masing titik.
ADVERTISEMENT
Selain itu, belum diketahui juga tiga negara yang saat ini sedang dalam tahap negosiasi travel bubble dengan Indonesia.
Travel bubble sendiri merupakan kerja sama antar negara untuk saling mendatangkan turis. Tidak hanya itu, travel bubble dianggap sebagai salah satu solusi meningkatkan kunjungan wisatawan mancanegara, setelah pandemi virus corona.
Ilustrasi rapid test untuk wisatawan. Foto: Kemenparekraf
Sebelumnya, Odo mengungkapkan bahwa Indonesia akan menggaet empat negara dalam membuka travel bubble, yaitu China, Korea Selatan, Jepang, dan Australia.
Dalam kesempatan yang sama, Deputi Bidang Destinasi dan Infrastruktur Kemenparekraf Hari Sungkari, mengatakan sampai saat ini seluruh dunia pun tengah melakukan negosiasi terkait travel bubble. Oleh karena itu, langkah untuk menyasar wisatawan Nusantara menjadi strategi utama untuk memulihkan sektor pariwisata.
Ilustrasi Travel Bubble Foto: Shutter stock
Namun, Hari menegaskan, pemulihan pariwisata dengan membuka pintu bagi wisatawan Nusantara pun harus dilakukan dengan penuh persiapan, tidak hanya sekadar promosi juga memastikan protokol kesehatan berjalan. Hari mengatakan, dengan kondisi saat ini, target kunjungan wisatawan pun tidak akan bisa sama seperti tahun-tahun sebelumnya.
ADVERTISEMENT
"Kita baru akan normal wisatawan mancanegara itu 2024 atau 2025 sampai bisa mencapai seperti tahun lalu (16 juta kunjungan)," kata Hari.
"Begitu pula wisatawan domestik mungkin bisa mencapai 300 juta itu kira-kira 2023. Memang butuh beberapa tahun maka wisatawan nusantara itu target utama karena tidak butuh travel bubble," pungkasnya.
(Simak panduan lengkap corona di Pusat Informasi Corona)