Gara-gara Virus Corona, Para Pemilik Apartemen di Toronto 'Tinggalkan' Airbnb

1 April 2020 13:48 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Logo layanan berbagi ruangan Airbnb. Foto: REUTERS/Yuya Shino
zoom-in-whitePerbesar
Logo layanan berbagi ruangan Airbnb. Foto: REUTERS/Yuya Shino
ADVERTISEMENT
Virus corona memberikan pukulan telak terhadap sektor pariwisata terutama bidang perhotelan. Banyak pelaku industri perhotelan yang memutar otak agar bisnis mereka tetap berjalan.
ADVERTISEMENT
Seperti halnya para pemiliki Airbnb di Toronto, Kanada yang kini mengubah unit apartemen atau perumahan mereka jadi unit biasa atau penyewaan jangka panjang.
Dilansir berbagai sumber, virus corona membuat frustasi para tuan rumah Airbnb di Toronto.
ilustrasi Kanada Foto: Shutter Stock
Bukannya tanpa alasan, selama dua minggu belakangan tak ada lagi hiruk pikuk wisatawan yang sebelumnya mewarnai unit-unit Airbnb mereka. Bahkan, dampak paling parah terjadi di Apartemen Ice Boat Terrace di Ontario, Kanada, yang kini bak hotel berhantu yang ditinggalkan tamunya.
Menurut salah satu penghuni apartemen, James O'Dowda, biasanya apartemen ini selalu ramai para tamu, baik yang ingin menginap atau pun menghabiskan akhir pekan.
"Senin hingga Rabu adalah masa tenang, karena tidak banyak para penyewa Airbnb yang menginap, sedangkan Kamis sampai Minggu, apartemen ini diisi dengan mereka yang berpesta," ungkap O'Dowda, seperti dikutip dari Vice.
ADVERTISEMENT
Ia pun menambahkan, kamar di seberangnya yang dulunya kerap dipesan untuk para penyewa akhir pekan kini sangat sepi, setelah virus corona mewabah di berbagai belahan dunia.
Hal tersebut pun membuat para tuan rumah Airbnb di Toronto mengubah mekanisme penyewaan di unit-unit mereka. Bahkan, tak sedikit dari mereka yang menonaktifkan penyewaan di Airbnb dan beralih ke penyewaan jangka panjang atau tahunan.
Pemilik apartemen seperti ICE Condos dan Residences of Maple Leaf Square melarang penyewaan jangka pendek. Sebab, hal tersebut berisiko ketika begitu banyak orang asing masuk dan keluar dari unit apartemen mereka.
Meski begitu, virus corona ternyata membawa dampak positif di Toronto. Meningkatnya jumlah unit apartemen atau perumahan Airbnb di sana ternyata melanggar peraturan sewa jangka pendek yang ditetapkan oleh Pemerintah Kota Toronto.
ADVERTISEMENT
Peraturan yang akan ditetapkan pada musim semi ini, secara efektif melarang praktik membeli kondominium yang terdaftar di Airbnb.
Sebelumnya, banyak sekali kondominium atau apartemen di Toronto yang diubah menjadi tempat penginapan di Airbnb. Padahal, aturannya hanya tempat tinggal utama yang diizinkan sebagai tempat penginapan untuk sewa jangka pendek.
Ilustrasi Mencari Penginapan di AirBnB Foto: Shutter Stock
"Begitu banyak orang membutuhkan tempat tinggal, tetapi tempat-tempat yang menjalankan Airbnb mencuri unit dari orang-orang yang membutuhkannya," ujar O'Dowda.
Mengutip Inside Airbnb, pada 16 Maret 2020 lalu disebutkan bahwa terdapat 23.500 unit Airbnb di Toronto, meningkat sekitar 64 persen. Artinya, bahwa meningkat pula pelanggaran rumah yang diubah jadi penginapan Airbnb.
Oleh karenanya, banyak para penyewa yang membutuhkan tempat tinggal dengan jangka waktu yang lama seolah 'tergusur' oleh para penyewa yang melakukan pemesanan via Airbnb. Pandemik itu tampaknya mendorong para tuan rumah Airbnb untuk memberi jaminan dan mencari penyewa yang sebenarnya membutuhkan sebuah tempat penginapan.
ADVERTISEMENT
Sementara itu, dalam sebuah surat kabar pada 2016 lalu, analisis kebijakan senior Canadian Mortgage and Housing Corporation, Tyler Horton, mengatakan banyak orang yang cukup kesulitan untuk mencari penyewaan rumah jangka panjang di Toronto.
“Para tuan rumah Airbnb memiliki dampak signifikan pada tingkat kekosongan di beberapa wilayah Toronto, yang telah berkontribusi pada harga yang lebih tinggi untuk unit sewa, berdampak negatif terhadap keterjangkauan perumahan," kata Tyler.
Meski begitu, Airbnb juga ikut merasakan dampak dari virus corona. Perusahaan penginapan dan penyewaan properti tersebut terancam mengalami kerugian yang cukup besar.
Padahal, dua minggu sebelumnya, Airbnb menjadi salah satu perusahaan yang berhasil meraup keuntungan 1,8 miliar dolar AS atau setara Rp 29, 6 triliun pada 2018, meningkat 40 persen dari tahun sebelumnya.
ADVERTISEMENT
***
kumparanDerma membuka campaign crowdfunding untuk bantu pencegahan penyebaran corona virus. Yuk, bantu donasi sekarang!