HardFest Pesona Jatigede 2020 Kembali Digelar, Perkuat Kampanye KEK Pariwisata

14 Februari 2020 18:11 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Atraksi di HardFest Pesona Jatigede. Foto: Kemenparekraf
zoom-in-whitePerbesar
Atraksi di HardFest Pesona Jatigede. Foto: Kemenparekraf
ADVERTISEMENT
Gaung kampanye Kawasan Ekonomi Khusus (KEK) Pariwisata Jatigede akan diperkuat melalui Hardfest Pesona Jatigede 2020. Digelar pada 25-26 April 2020 di kawasan Waduk Jatigede, Sumedang, Jawa Barat, festival ini akan menyajikan beragam potensi Sumedang sebagai daya tarik utama pariwisata.
ADVERTISEMENT
KEK Pariwisata Jatigede selama ini dikenal memiliki atraksi, aksesibilitas, dan amenitas yang bagus. Kota yang dijuluki Kota Tahu itu ditopang dengan industri ekonomi kreatif kompetitif dan lini kuliner, ukiran kayu atau mebel, sepatu rajutan, bahkan senapan angin.
“HardFest Pesona Jatigede 2020 pasti akan digelar lebih meriah. Semua kekayaan dan potensi pariwisata Sumedang akan ditampilkan. Sebab, posisinya sangat strategis sebagai penegasan betapa potensialnya beragam produk pariwisata dan ekonomi kreatif di sini. Bagaimana pun, kami terus mendorong Kawasan Waduk Jatigede sebagai KEK Pariwisata,” ungkap Bupati Sumedang, Dony Ahmad Munir, Jumat (14/2).
Atraksi di HardFest Pesona Jatigede. Foto: Kemenparekraf
Untuk itu, Pemerintah Sumedang saat ini tengah melakukan beragam upaya untuk memajukan KEK Pariwisata Jatigede, seperti menggandeng Indonesia Tourism Development Cooperation (ITDC). Sebab, Jatigede memakai KEK pariwisata Mandalika, NTB, sebagai rujukannya.
ADVERTISEMENT
“Berbagai langkah sudah ditempuh. Sejauh ini sangatlah positif. Kami sangat optimistis KEK Pariwisata Jatigede bisa ditetapkan secepatnya. Kalau status KEK sudah didapat, maka pengembangan pariwisata di Jatigede akan semakin bagus. Artinya, ada banyak keuntungan yang didapat daerah, khususnya bagi masyarakatnya. Tentu di situ ada ekonomi dan kesejahteraan,” lanjut Dony.
Saat ini, Indonesia memiliki 15 wilayah dengan komposisi 6 KEK Pariwisata dan 9 KEK Industri. Selain Mandalika, slot KEK Pariwisata diisi oleh Tanjung Kelayang (Bangka Belitung), Tanjung Lesung (Banten), Morotai (Maluku Utara), Likupang (Sulawesi Utara), dan Singhasari (Jawa Timur).
HardFest Pesona Jatigede. Foto: Kemenparekraf
“Status KEK memberi kesempatan bagi destinasi mendapat beragam akses dan tumbuh cepat. Destinasi Kawasan Waduk Jatigede dan Sumedang akan berkembang pesat bila berstatus KEK. Apalagi, potensi Sumedang besar. Itu bisa dilihat dari HardFest Pesona Jatigede 2020,” terang Direktur Pengembangan Destinasi Regional II Deputi Bidang Pengembangan Destinasi dan Infrastruktur Kemenparekraf, Wawan Gunawan.
ADVERTISEMENT
Sebagai rujukan, Kota Tahu bisa melihat jaminan pertumbuhan ekonomi KEK Likupang dan Singhasari. Meski baru ditetapkan beberapa waktu, keduanya langsung mendapatkan garansi investasi.
Berlokasi di Minahasa Utara, Sulawesi Utara, KEK Likupang memiliki potensi aliran investasi usaha hingga Rp 750 miliar di tiga tahun pertama. Pada kurun waktu yang sama, investasi fisik kawasan mencapai Rp 164 miliar.
Atraksi di HardFest Pesona Jatigede. Foto: Kemenparekraf
Sementara itu, KEK Singhasari yang berlokasi di Kabupaten Malang, Jawa Timur, diprediksi mampu mengalirkan devisa sekitar Rp 23,6 miliar hingga 2030. Pengaruhnya terhadap Produk Domestik Regional Bruto daerah mencapai Rp 135,33 miliar dan serapan tenaga kerjanya sekitar 6.863 orang.
“Secara perinsip, kami tetap mendukung Jatigede sebagai KEK Pariwisata. Potensinya itu memang luar biasa di sana. Industri pariwisata di Sumedang pasti tumbuh cepat dengan kota besar. Mereka sekarang memang punya momentum untuk branding melalui HardFest Pesona Jatigede 2020,” kata Deputi Bidang Produk Wisata dan Penyelenggara Kegiatan (Event) Badan Pariwisata dan Ekonomi Kreatif Kemenparekraf, Rizki Handayani.
ADVERTISEMENT