Indonesia Dorong Skema Kemitraan Pariwisata Baru di ASEAN

30 April 2020 10:19 WIB
comment
1
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Special Asean Tourism Ministers Meeting (M-ATM) COVID-19 Foto: Dok, Kemenparekraf
zoom-in-whitePerbesar
Special Asean Tourism Ministers Meeting (M-ATM) COVID-19 Foto: Dok, Kemenparekraf
ADVERTISEMENT
Pariwisata dan ekonomi kreatif menjadi salah satu sektor yang terpukul telak akibat pandemi global virus corona. Hal tersebut tak hanya dialami oleh Indonesia, tetapi juga beberapa negara di seluruh dunia.
ADVERTISEMENT
Pandemi virus corona diyakini membuat sektor pariwisata tak akan lagi sama ke depannya, bahkan jika nantinya pandemi ini benar-benar telah berakhir.
Dalam Special Meeting of the ASEAN Tourism Ministers (M-ATM) on Coronavirus Disease 2019 (COVID-19), Rabu (29/4/2020), Wakil Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif, Angela Tanoesoedibjo, mengungkapkan bagaimana teknologi dan media digital memberi cara baru dalam rutinitas dan kehidupan yang akan menjadi "New Normal".
Wamenparekar Angela Tanoesoedibjo saat menghadiri Special Asean Tourism Ministers Meeting (M-ATM) COVID-19, Rabu (29/4) Foto: Dok, Kemenparekraf
“Pandemi ini akan membawa kita pada kondisi "New Normal". Di samping mendorong pentingnya standar kesehatan dan kebersihan bagi para profesional pariwisata, melalui pertemuan virtual ini, kita ditunjukkan bagaimana teknologi dan media digital membawa kita pada rutinitas dan cara hidup yang baru. Ini yang akan segera kita alami dalam industri pariwisata kita,” ujar Angela, seperti dikutip dari keterangan resmi yang diterima kumparan, Kamis (30/4).
ADVERTISEMENT
Untuk itu, ia kembali menegaskan dukungan Indonesia untuk memasukkan pariwisata digital ke Rencana Strategis Pariwisata ASEAN 2016-2025.
"Kita harus menanggapi tantangan bersama ini dengan bekerja sama. Bersama kita akan kuat," kata Angela.
Special Asean Tourism Ministers Meeting (M-ATM) COVID-19 Foto: Dok, Kemenparekraf
Angela menambahkan pertemuan yang dihadiri para menteri pariwisata dari negara-negara ASEAN ini sangatlah penting, sebagai bentuk kepedulian bersama terhadap pariwisata yang merupakan sektor paling terdampak pandemi COVID-19. Tidak hanya dapat bertahan dalam masa yang sulit ini, tapi juga dapat segera pulih setelah pandemi berakhir.
"Saya ingin menegaskan kembali komitmen Indonesia untuk mendukung program dan kegiatan, dalam konteks Rencana Strategis Pariwisata ASEAN dan banyak lagi, terutama di masa-masa sulit ini untuk mendorong kegiatan yang dapat mempercepat pemulihan pariwisata di ASEAN," kata Angela.
ADVERTISEMENT
Pertemuan ini merupakan gagasan Menparekraf Wishnutama Kusubandio, untuk membahas dampak COVID-19 terhadap pariwisata di ASEAN, sekaligus menemukan solusi kerja sama untuk memitigasinya.
Ilustrasi wisatawan di Bali Foto: Dok. Kementerian Pariwisata
M-ATM COVID-19 dipimpin oleh Kamboja selaku Chair dan Indonesia sebagai Vice-Chair. Negara-negara anggota ASEAN yang berpartisipasi dalam agenda ini adalah Brunei Darussalam, Laos, Malaysia, Myanmar, Filipina, Singapura, Thailand, dan Vietnam.
Angela mengungkapkan, sejak kasus COVID-19 terkonfirmasi pertama kali di Indonesia pada awal Maret 2020, Pemerintah Indonesia telah bersiap menghadapi dampak yang terjadi.
Pemerintah Indonesia bekerja keras untuk mengatasi dampak pandemi ini di bawah kebijakan stimulus ekonomi dengan anggaran lebih dari 24 miliar dolar AS untuk jaring pengamanan sosial, keringanan pajak, bantuan bagi pekerja yang terdampak, dan lain sebagainya.
Petugas Balai Konservasi Borobudur (BKB) menyemprotkan cairan disinfektan di candi Borobudur Magelang, Jawa Tengah, Senin (16/3). Foto: FOTO ANTARA/Anis Efizudin
Khusus di sektor pariwisata dan ekonomi kreatif, Presiden Joko Widodo telah menginstruksikan tiga langkah utama. Di antaranya program perlindungan sosial untuk para pekerja, stimulus ekonomi untuk bisnis di sektor ini, serta realokasi anggaran kementerian ke dalam berbagai program yang di antaranya padat karya.
ADVERTISEMENT
Untuk mengimplementasi instruksi tersebut, Angela mengatakan Kemenparekraf telah memformulasikan berbagai program dan aktivitas untuk mendukung lebih dari 13 juta tenaga kerja langsung dan 32,5 juta tenaga kerja tidak langsung di sektor pariwisata.
Program dan aktivitas itu di antaranya mendistribusikan kebutuhan sehari-hari serta perlengkapan kebersihan dan sanitasi, juga pelatihan dan peningkatan keterampilan bagi para pekerja pariwisata yang terdampak, serta menerapkan standar protokol untuk kesehatan, kebersihan dan keselamatan di destinasi.
Peninjauan kesiapan hotel-hotel untuk tenaga medis Foto: Dok. Kemenparekraf
"Kami juga bekerja sama dengan sektor swasta untuk mendukung ribuan tenaga kesehatan sebagai garda terdepan dalam menghadapi COVID-19 dengan penyediaan akomodasi, layanan antar-jemput (transportasi), makanan dan minuman, serta binatu," lanjut Angela.
Kerja sama ini juga sebagai bentuk dukungan Kemenparekraf terhadap industri pariwisata, yakni bisnis hotel dan transportasi agar tetap bisa mempekerjakan pegawainya.
ADVERTISEMENT
Rapat ini juga menghasilkan dua hal penting, yakni Consolidated Paper dan Joint Statement.
Consolidated Paper digunakan sebagai referensi mengenai penilaian dan langkah awal mengurangi dampak COVID-19 terhadap negara anggota ASEAN.
Sedangkan Joint Statement memuat komitmen para negara, usulan pembentukan ASEAN Tourism Crisis Communication Team, dan eksplorasi kebijakan bersama untuk dibahas oleh para Head of National Tourism Organisations (NTOs) and Committee.
(Simak panduan lengkap corona di Pusat Informasi Corona)
***
kumparanDerma membuka campaign crowdfunding untuk bantu pencegahan penyebaran corona virus. Yuk, bantu donasi sekarang!