Ini Pesan Pemanggul Peti Ghana Buatmu yang Masih Keluyuran saat Pandemi

12 Mei 2020 10:03 WIB
comment
2
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
ADVERTISEMENT
Beberapa waktu belakangan ini, meme rombongan pemanggul peti Ghana beredar menghiasi media sosial. Banyak warganet yang kreatif menggabungkan video soal kematian dengan meme Ghana dancing pallbearers, terutama di masa pandemi saat ini.
ADVERTISEMENT
Dilansir Daily Mail, tim rombongan pemanggul peti tersebut baru-baru ini merilis sebuah video mengharukan di tengah kekhawatiran pandemi virus corona. Video yang diunggah oleh pemimpin pallbearers, Benjamin Aidoo, itu mengucapkan terima kasih atas peran dokter di seluruh dunia.
Di video itu, tampak tujuh orang berpakaian serba putih, lengkap dengan masker dan sarung tangan. Sang pencetus Ghana dancing pallbearers, Benjamin Aidoo, tampak duduk di bagian depan sambil mengenakan selempang, kaca mata hitam, dan membawa tongkat.
"Halo semuanya, kami ingin mengucapkan terima kasih kepada semua dokter di dunia. Kalian sudah bekerja keras dan merawat semua orang,'' kata Aidoo sambil diiringi dengan tepuk tangan oleh pallbearers yang ada di belakangnya.
ADVERTISEMENT
Dalam video yang berdurasi 20 detik itu, para rombongan pemanggul peti tersebut memperingatkan para penontonnya untuk tetap di rumah saja.
"Ingat, tetaplah di rumah, atau menari dengan kami," ucap Aidoo, seperti caption billboard yang juga viral kala itu.
Ilustrasi pembawa peti di Ghana yang ramai dijadikan meme Foto: Maulana Saputra/kumparan
Rombongan pembawa peti mati kemeja putih dengan jas hitam itu viral setelah BBC Africa menampilkan tarian peti mati flamboyan mereka. Ghana dancing pallbearers yang kita kenal di media sosial ini, ternyata memiliki identitas asli Nana Otafrija Pallbearing and Waiting Service atau Jasa Penunggu dan Pemanggul Peti Nana Otafrija.
Dalam sebuah video yang diunggah BBC melalui akun YouTube resminya, Ghana dancing palbearers bukan cuma memakai jas dan kemeja putih saja, tetapi juga memakai celana bahan, topi, sarung tangan, dan sepatu berdesain klasik. Setiap orang yang berada di dalam ritual pemakaman itu pun terlihat sangat terhibur.
ADVERTISEMENT
Dalam wawancaranya bersama BBC, ia mengatakan selalu menanyakan keinginan klien yang mengundangnya. Apakah klien tersebut ingin mengadakan acara pemakaman yang serius atau ingin yang menarik dengan koreografi di dalamnya.
"Saya memutuskan untuk menambahkan koreografi ke dalamnya sehingga jika klien datang kepada kami, kami hanya bertanya kepada mereka. Apakah Anda menginginkannya khidmat atau Anda ingin sedikit lebih banyak tampilan? Atau mungkin Anda ingin koreografi di atasnya?" ujar Aidoo kepada BBC.
Ilustrasi pembawa peti di Ghana yang mengangkat peti mati sambil menari Foto: Maulana Saputra/kumparan
Dilansir Elite Readers, Benjamin Aidoo memulai bisnisnya membawakan keranda pada 2010. Untuk satu kali tampil, Aidoo membandrol jasanya sebesar 387 dolar Amerika atau sekitar Rp 6 jutaan.
Bagi masyarakat Ghana, kematian merupakan prosesi yang sangat penting. Oleh sebab itu, mereka ingin membuat perayaan yang berkesan dan spesial dalam mengenang sekaligus mengantarkan anggota keluarga yang telah meninggal dunia.
ADVERTISEMENT
(Simak panduan lengkap corona di Pusat Informasi Corona)
***
Yuk! bantu donasi atasi dampak corona.