Ini Strategi Raja Ampat Saat Menyambut Kembali Wisatawan Usai Pandemi

10 Juni 2020 16:47 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Dermaga Waiwo, Raja Ampat.  Foto: Marcia Audita/kumparan
zoom-in-whitePerbesar
Dermaga Waiwo, Raja Ampat. Foto: Marcia Audita/kumparan
ADVERTISEMENT
Raja Ampat tengah bersiap memasuki era new normal pariwisata. Berbagai hal akan disiapkan guna menyambut kembali datangnya wisatawan, baik lokal maupun mancanegara.
ADVERTISEMENT
Kepala Dinas Pariwisata Kabupaten Raja Ampat Papua Barat, Yusdi Lamatenggo, mengungkapkan ada beberapa strategi yang akan dilakukan guna menyambut new normal pariwisata di Raja Ampat.
Salah satunya adalah dengan membuat sistem satu pintu untuk pelayanan wisatawan di Raja Ampat.
"Memang sudah direncanakan dari tahun kemarin dan harusnya awal tahun sudah mulai, tetapi karena COVID-19 tertunda dan kita berharap setelah COVID-19 selesai sistem kita sudah kita siapkan," kata Yusdi, dalam konferensi pers daring 'New Normal Raja Ampat', Rabu (10/6).
Suasana di Top view of Piaynemo. Foto: Marcia Audita/kumparan
Yusdi menambahkan, hal tersebut tentu akan memudahkan segi pelayanan terhadap wisatawan saat berkunjung ke Raja Ampat
"Kenapa kita buat satu pintu, karena di Raja Ampat ada banyak kawasan, kita punya kawasan di laut, di darat, tentu jika tidak diatur satu pintu akan membuat Raja Ampat kurang baik," lanjut Yusdi.
ADVERTISEMENT
Sementara itu, Dinas Pariwisata Raja Ampat juga akan memberlakukan protokol kesehatan. Hal tersebut untuk mencegah penyebaran virus corona.
"Kita akan melakukan pengecekan terhadap seluruh wisatawan yang masuk di Raja Ampat, baik di pelabuhan dan di Bandara Waisai. Ini penting bagi kita semua. Kita ingin Raja Ampat aman, wisatawan dan pelaku wisata juga aman, makanya kita terapkan hal ini," papar Yusdi.
Protokol tersebut juga akan diterapkan di kapal-kapal wisata, akomodasi hingga restoran, dan akan dibuat pedoman pelaksanaannya.
Selain itu, untuk memutus rantai penyebaran virus corona, pihaknya akan mulai mengembangkan pendekatan digital atau digitalisasi di Raja Ampat.
Pemandangan Raja Ampat. Foto: Muhammad Iqbal/kumparan
"Kemudian kita juga akan melakukan digitalisasi sistem reservasi di Raja Ampat apakah di hotel, restoran, dan di kawasan destinasi wisata," imbuh Yusdi.
ADVERTISEMENT
Terkait hal tersebut, Kepala Balai Kawasan Konservasi Perairan Nasional (BKKPN) Kupang Kementerian Kelautan dan Perikanan, Ikram M. Sangaji, mengapresiasi hal tersebut. Sebab, sistem digitalisasi akan semakin mempermudah wisatawan kala berlibur.
"Sistem digitalisasi mempermudah wisatawan mengakses informasi protokol dan mekanisme berwisata secara elektronik, sebagai referensi dalam memutuskan pilihannya apakah akan melanjutkan atau beralih ke destinasi lain," papar Ikram.
Ikram juga menambahkan bahwa pelayanan digitalisasi bisa mengurangi kontak fisik secara langsung antara pelaku wisata, pengelola kawasan, dan wisatawan.
Piaynemo Raja Ampat. Foto: Kemenparekraf
Di sisi lain, Yusdi mengatakan bahwa nantinya juga akan dibuat jalur-jalur evakuasi untuk proses mitigasi bencana. Serta akan disiapkan kontak darurat di hotel, di kawasan destinasi wisata, sehingga bisa dilakukan penanganan secara cepat jika terjadi hal darurat.
ADVERTISEMENT
Kemudian, bagi para pemandu yang akan menemani wisatawan di Raja Ampat, juga akan dibekali dengan pelatihan agar nantinya bisa menerangkan tentang SOP COVID-19 terhadap wisatawan.
Suasana dermaga Piaynemo. Foto: Marcia Audita/kumparan
Sementara itu, aspek lain yang tidak kalah penting adalah pihaknya juga akan menerapkan carrying capacity di Raja Ampat atau pembatasan jumlah wisatawan di tiap destinasi wisata.
Dinas Pariwisata Raja Ampat akan mengatur sedemikian rupa, sehingga tekanan terhadap alam berkurang, tetapi wisatawan bisa menikmati keindahan terumbu karang di Raja Ampat.
"Jadi, per hari berapa orang yang bisa diving di spot itu, kemudian jumlah penyelaman berapa orang, total per tahun berapa orang," tutur Yusdi.
Sementara itu, Yusdi mengatakan bahwa pariwisata di Raja Ampat akan dibuka secara bertahap dan tidak tergesa-gesa. Sebab, menururutnya segala sesuatunya harus benar-benar dipersiapkan dengan baik.
ADVERTISEMENT
"Kita punya tahapan-tahapan sampai bulan September, dan Oktober sudah ada angin segar. Tetapi itu semua tergantung dengan masyarakat untuk mematuhi protokol pencegahan COVID-19, karena kita intinya membuka pariwisata secara bertahap," pungkasnya.
Berdasarkan data terakhir, kasus COVID-19 di Raja Ampat berjumlah 16 orang. Dengan 12 di antaranya berhasil sembuh dan tinggal empat orang yang masih dirawat.
(Simak panduan lengkap corona di Pusat Informasi Corona)
***
Yuk! bantu donasi atasi dampak corona.