Ini yang Sebenarnya Terjadi Jika Pesawatmu Mengalami Turbulensi

2 Agustus 2020 11:01 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Ilustrasi Turbulensi Pesawat Foto: Shutter Stock
zoom-in-whitePerbesar
Ilustrasi Turbulensi Pesawat Foto: Shutter Stock
ADVERTISEMENT
Saat naik pesawat, sejauh mata memandang kamu akan disuguhkan dengan pemandangan kumpulan awan bak permen kapas. Gunung yang menjulang tinggi, birunya samudera, hingga perkotaan, semua tersaji begitu mengagumkan dari ketinggian.
ADVERTISEMENT
Namun, semua berubah ketika ada guncangan atau turbulensi dan pilot meminta untuk mengencangkan sabuk pengaman. Tentu banyak yang takut karena turbulensi menggetarkan burung besi, tak jarang banyak yang berasumsi pesawat akan jatuh.
Ilustrasi Turbulensi Pesawat Foto: Shutter Stock
Dilansir Business Insider, sebenarnya turbulensi tidak menyebabkan pesawat jatuh. Ada beberapa hal yang mendasari kenapa pesawat mengalami turbulensi.
Salah satunya adalah perubahan mendadak di dalam aliran udara di ketinggian yang disebabkan oleh cuaca dan lain sebagainya.
Selain itu turbulensi juga bisa dihasilkan oleh mesin atau jet pesawat itu sendiri, hal inilah yang membuat setiap pesawat tidak akan pernah mengambil jalur yang sama di dalam sebuah penerbangan.
Meski turbulensi cukup menjadi momok menakutkan bagi penumpang, kamu tidak perlu khawatir pesawat akan jatuh. Sebab, pesawat modern umumnya didesain untuk menahan turbulensi yang sangat kencang sekalipun.
ADVERTISEMENT
“Pesawat dirancang agar bisa menerima guncangan yang luar biasa,” kata Patrick Smith, penulis Ask the Pilot dan Cockpit Confidential, seperti dikutip dari CNTraveler.
The Federal Aviation Administration juga mengatakan sekitar 58 penumpang terluka setiap tahun, dua pertiganya didominasi oleh awak kabin dan penumpang yang tidak menggunakan sabuk pengaman saat terjadi turbulensi. Artinya, ada 20 orang dari 800 juta penumpang yang terluka karena turbulensi.
Ilustrasi Sabuk Pesawat untuk Menghindari Goncangan dari Turbulensi Pesawat Foto: Shutter Stock

Ada Berbagai Faktor yang Menyebabkan Pesawat Mengalami Turbulensi

Meski tidak berbahaya dan umum terjadi, turbulensi tetap menjadi pengalaman yang tidak menyenangkan. Sebagian besar turbulensi disebabkan karena kondisi cuaca, seperti badai petir.
Dalam tulisannya, The Sun menyebutkan ada banyak jenis turbulensi. Mulai dari Clear Air Turbulence (CAT), Wake Turbulence, Mechanical Turbulence, Convection Turbulence, Inversion Turbulence, Frontal Turbulence, Mountain Wave Turbulence, dan Thunderstorm Turbulence.
ADVERTISEMENT
Selain itu, perubahan iklim jadi salah satu penyebab pesawat mengalami turbulensi.
Ilustrasi Turbulensi Pesawat Foto: Shutter Stock
Sejak 1958, turbulensi yang dialami sebuah pesawat kemungkinannya naik dari 40 persen menjadi 90 persen, terutama di Eropa dan Amerika Utara. Bahkan, sebuah studi terbaru menunjukkan bahwa perubahan iklim dapat menyebabkan pesawat bisa mengalami turbulensi yang lebih buruk pada tahun 2050.
Meski tidak dapat diprediksi, bila melihat 'tanda-tanda' akan terjadi turbulensi, biasanya pilot akan mengubah rute agar terhindar dari ‘terowongan angin’. Atau dengan terbang lebih tinggi (jika memungkinkan) atau lebih rendah dengan konsekuensi dapat menghabiskan lebih banyak bahan bakar.
“Pada umumnya ada lebih banyak kemungkinan turbulensi melintasi ITCZ (Intertropical Convergence Zone), ketika terbang ke selatan melintasi Afrika, misalnya,” ujar pilot British Airways, Steve Allright, kepada Independent.
ADVERTISEMENT
Sementara masalah tempat duduk, tak ada perbedaan yang berarti. Di mana pun duduknya, bila terjadi turbulensi yang cukup kuat, semua pasti akan terasa.
"Tempat duduk yang paling ‘halus’ adalah di atas sayap, dan yang paling ‘kasar’ biasanya adalah barisan paling belakang dekat ekor,” pungkasnya.
(Simak panduan lengkap corona di Pusat Informasi Corona)