Intip Kisah Pasangan Selandia Baru yang Pensiun Muda demi Traveling

5 September 2018 12:36 WIB
comment
1
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Pasangan Selandia Baru, Katie dan Mark Sievers dan putrinya (Foto: Instagram/@kiwi_and_free)
zoom-in-whitePerbesar
Pasangan Selandia Baru, Katie dan Mark Sievers dan putrinya (Foto: Instagram/@kiwi_and_free)
ADVERTISEMENT
sosmed-whatsapp-green
kumparan Hadir di WhatsApp Channel
Follow
Bagi kamu yang telah berkeluarga, traveling mungkin saja bukan menjadi prioritas utama. Tetapi menjadi aktivitas menghabiskan akhir pekan, atau sekadar memanfaatkan kesempatan untuk quality time dengan keluarga.
ADVERTISEMENT
Namun berbeda dengan pasangan asal Selandia Baru, Katie dan Mark Sievers. Pasangan dengan dua orang anak perempuan yang dinamai Poppie (5) dan Lillie (2) ini menghabiskan waktu mereka lebih dari setahun untuk traveling keliling dunia.
Seperti yang diceritakan mereka lewat highlight Instagram stories di akun @kiwi-and_free, Keluarga Siever memulai petualangannya sejak Agustus 2017 silam.
Dalam stories tersebut, Katie dan Mark menyebutkan bahwa menjadi full time traveler adalah sebuah ketidaksengajaan.
"Awalnya kami hanya ingin menghabiskan waktu bersama dan bersenang-senang di suatu tempat yang hangat. Tapi ide tersebut kemudian berubah menjadi traveling full-time," tutur mereka.
Selama setahun lebih, keluarga kecil dari Negeri Kiwi itu traveling ke berbagai negara. Mulai dari negara bagian di Amerika Serikat seperti San Fransisco, Washington, Oregon, hingga negara lainnya seperti Meksiko, Inggris, Hawaii, Belize, Costa Rica, Panama, Kolombia, dan Yunani.
ADVERTISEMENT
Lebih lanjut, dilansir Dailymail, keputusan untuk traveling bersama dengan anak-anak diambil oleh Mark dan Katie sejak mereka masih muda. Katie dan Mark Siever telah merencanakan untuk pensiun muda di usia ke-30 untuk dapat menghabiskan waktu bersama dengan putri mereka.
Meski akhirnya 'terlambat' tiga tahun, Katie dan Mark akhirnya memutuskan untuk pensiun dini pada usia 33 tahun.
"Tujuan awalnya bukan untuk benar-benar berhenti bekerja dan melakukan perjalanan dunia. Tetapi memberi kebebasan finansial dan keamanan untuk memilih apa yang ingin kita lakukan untuk bekerja," kata Katie (34) pada Dailymail.
Ide untuk traveling berasal dari kejenuhan Katie dan Mark yang merasa stres dan tertekan setelah bekerja keras selama 10 tahun. Keluarga Siever membiayai perjalanan traveling mereka dengan menggunakan dana yang didapat dari menyewakan properti, seperti rumah, properti, dan perkebunan milik mereka.
ADVERTISEMENT
"Mark dan saya sebelumnya belum pernah melakukan traveling, jadi ini terasa lebih nyata dan menantang. Apalagi karena kami bepergian bersama dengan anak-anak. Kami hanya merasa ingin menghabiskan waktu lebih banyak bersama mereka sampai nanti mereka masuk sekolah,'' ungkap Katie.
Alasan itu pula yang menyebabkan mereka tidak menjual rumah miliknya di Auckland, Selandia Baru. Katie dan Mark merasa akan ada waktu di mana mereka akan kembali ke Negeri Kiwi dan menetap bersama anak-anaknya.
Saat traveling, Katie dan Mark lebih memilih untuk menyewa apartemen atau villa saat tengah berada di negara asing. Dengan tujuan menghemat biaya perjalanan, terutama karena penginapan berbentuk rumah memiliki kamar tidur dan dapur yang terpisah.
Pemisahan ruangan ini menjadi salah satu trik Katie untuk menjaga kualitas tidur yang nyaman dan penyiapan makanan yang sehat sekaligus menghemat biaya bagi keluarganya.
ADVERTISEMENT
Katie beserta keluarganya biasanya juga memilih lokasi menginap yang dekat dengan pasar lokal yang besar atau kios pinggir jalan dengan kualitas buah dan sayur yang baik. Ia juga menyiasati traveling dengan tidak mengikuti tur di setiap harinya.
"Kita tidak harus selalu pergi ke luar. Ada banyak tempat yang memebri fasilitas untuk digunakan bersama seperti kolam atau taman untuk bersantai. Kami melakukan banyak aktivitas gratis seperti menjelajah kota, mendaki, berkunjung ke museum, taman, atau piknik ke pantai,'' tutupnya.