Jadi Tuan Rumah KTT G20 dan Asean Summit, Labuan Bajo Bangun Fasilitas Premium

12 Agustus 2020 10:01 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Pulau Padar di Kepulauan Komodo, Nusa Tenggara Timur. Keindahan kawasan Taman Nasional Komodo membuat Labuan Bajo semakin banyak dikuncungi wisatawan mancanegara. Foto: Luke Wait/Shutterstock
zoom-in-whitePerbesar
Pulau Padar di Kepulauan Komodo, Nusa Tenggara Timur. Keindahan kawasan Taman Nasional Komodo membuat Labuan Bajo semakin banyak dikuncungi wisatawan mancanegara. Foto: Luke Wait/Shutterstock
ADVERTISEMENT
sosmed-whatsapp-green
kumparan Hadir di WhatsApp Channel
Follow
Labuan Bajo di Nusa Tenggara Timur terus berbenah untuk menjadi tuan rumah Asean Summit dan Konferensi Tingkat Tinggi (KTT) G20 yang akan digelar pada tahun 2023. Sejak awal tahun 2020, Labuan Bajo memang dipersiapkan sebagai destinasi wisata dengan kelas super premium menjelang event internasional.
ADVERTISEMENT
Direktur Utama Badan Otorita Pariwisata (BOP) Labuan Bajo Flores, Shana Fatina, mengatakan ada sejumlah pembangunan dan peningkatan pelayanan yang dilakukan untuk menjadikan Labuan Bajo sebagai destinasi wisata premium.
"Salah satunya, kesiapan Bandara Komodo menerima kedatangan penerbangan Internasional," kata Shana Fatina, seperti dikutip dari Antara.
Angela Tanoesoedibjo berfoto di Pulau Padar Foto: Dok. Kemenparekraf
Shana mengungkapkan, sebenarnya Bandara Komodo dijadwalkan sudah bisa melayani penerbangan internasional pada akhir tahun 2020 mendatang. Namun, rencana tersebut terpaksa ditunda hingga 2021 lantaran adanya pandemi virus corona.
"Targetnya Februari 2021 Airport Komodo akan dikelola bersama Airport Changi dan Cardig untuk melayani penerbangan internasional, ditargetkan tahun depan akan dilakukan perpanjangan runway dan apron. Untuk tahun ini yang dikerjakan Kemenhub perpanjangan runway 250 meter dan pemotongan bukit Telumpang, sehingga pesawat bisa terbang dengan nyaman," Kata Shana.
ADVERTISEMENT
Selain itu, untuk meningkatkan perekonomian Labuan Bajo, Shana mengatakan bahwa pihaknya juga mendorong peningkatan sumber daya manusia pelaku pariwisata di wilayah koordinasi BOP Labuan Bajo.
“Kami juga mendorong pariwisata berkualitas yang menjaring kunjungan wisatawan dengan tingkat pengeluaran yang tinggi, setidaknya 1.500 dolar AS per kunjungan per orang. Jadi saat ini kami selain mendorong penyediaan fasilitas premium, kami juga berupaya agar sumber daya manusia yang mengelola juga premium,” ujar Shana.
Pulau Komodo, NTT Foto: Shutter stock
Meskipun BOPLBF menargetkan pasar wisatawan dengan daya beli, namun pihaknya tetap akan berusaha mengakomodasi para backpacker. Shana menyebut bahwa saat ini pihaknya tengah mempersiapkan sejumlah fasilitas dan atraksi wisata yang nantinya dapat dijangkau oleh backpacker.
"Karena memang banyak sekali potensi pariwisata yang ada di Flores yang selama ini dirintis oleh mereka (backpacker). Jadi kami akan siapkan kantong-kantongnya, sehingga seluruh wisatawan dari berbagai kalangan bisa menikmati wisata berkualitas premium di Flores dan juga memberikan nilai tambah karena interaksi dengan masyarakat dan kearifan lokal sambil menikmati kekayaan alam di Flores," katanya.
Pulau Padar yang mempesona dari kejauhan Foto: Dok. Kemenparekraf
Sementara itu, Direktur Pengembangan Indonesia Tourism Development Corporation (ITDC), Edwin Darmasetiawan, menuturkan ITDC bekerja sama dengan BOP Labuan Bajo, serta kementerian dan instansi terkait untuk membenahi kawasan Tana Mori yang ada di Labuan Bajo untuk dijadikan sebagai destinasi wisata kelas premium.
ADVERTISEMENT
Pembangunan ini, sebut Edwin, merupakan upaya ITDC dan BOP Labuan Bajo Flores untuk menjadikan Labuan Bajo destinasi wisata premium yang menarik wisatawan mancanegara dengan daya beli tinggi.
Tak hanya itu, Edwin juga menyebut bahwa pihaknya tengah membangun dua unit hotel bintang lima dan satu unit hotel bintang empat untuk menampung para tamu KTT G-20 dan Asean Summit nanti.
(Simak panduan lengkap corona di Pusat Informasi Corona).