Untitled Image

Karya Mural Under The Same Sun, Sebuah Kolaborasi Seniman Jakarta dan Singapura

15 September 2021 9:26 WIB
·
waktu baca 5 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Karya Mural Under The Same Sun kolaborasi Singapore Tourism Board (STB) dan M Bloc Space, Jakarta. Dok. STB
zoom-in-whitePerbesar
Karya Mural Under The Same Sun kolaborasi Singapore Tourism Board (STB) dan M Bloc Space, Jakarta. Dok. STB
Tidak berlebihan bila menyebut Singapura sebagai 'surga' para pelancong. Di negeri Singa ini, para wisatawan bisa merasakan ‘petualangan rasa’ saat berburu makanan, melihat langsung berbagai kilau pernik cendera mata dan benda koleksi untuk mengekspresikan diri, hingga menjelajahi karya mural artistik yang penuh dengan history.
Ya, sejatinya Singapura kaya akan warna-warni mural yang menarik untuk dijelajahi. Ada yang kurang rasanya saat mengunjungi Singapura tanpa menjelah seni muralnya yang tersebar di setiap sudut kota, setuju?
Jika kamu pernah ke Singapura, tentu masih ingat bukan dengan seluk beluk Chinatown yang penuh dengan ragam mural di sudut-sudutnya? Misalnya saja, karya Yip Yew Chong di dinding candi Thian Hock Keng yang bernilai sejarah Negeri Singa hingga mural Bruce Lee di Chinatown Complex. Beralihlah ke Little India untuk berburu mural dengan suasana yang berbeda. Kamu bisa menemukan mural magis di Alive @CLIVE yang sarat akan kultur dan kepercayaan lokal.
Pesona Mural Singapura tidak hanya dapat kamu temukan di Chinatown dan Little India. Berjalan sedikit dari area Masjid Sultan dan Malay Heritage Center di kawasan Kampong Gelam, kamu dapat berfoto dengan latar mural-mural nan indah di Haji Lane.
Haji Lane Singapura. Foto: Shutterstock.
Di ketiga tempat ini, kamu bisa menjelajah sembari menemukan mural dan street arts yang penuh warna. Selain memanjakan mata, siapkan pose terbaik dengan vespa untuk foto instagrammable yang memesona. Ah, mengingat dan membayangkan kenangan lama saat berburu mural di sana saja sudah bikin kamu #KangenSingapura, bukan?
Tak perlu bersedih karena ruang gerak untuk traveling kini dibatasi. Sebab di tengah kerinduan ini, Singapore Tourism Board (STB) memulai inisiatif “SingapoReimagine” di Indonesia dengan meluncurkan bagian karya mural “Under the Same Sun” yang terpisah antara Singapura dan Indonesia, tepatnya di M Block Space, Kebayoran Baru, Jakarta Selatan.

Under the Same Sun: menghidupkan kembali impian perjalanan wisatawan

Untuk mengobati rindumu dengan Singapura, cobalah mampir ke M Bloc Space, Jakarta. Mural bertema "Under the Same Sun” sedang dipamerkan di sana. Karya ini merupakan hasil kolaborasi antara seniman Indonesia Stereoflow (Adi Dharma) dan seniman Singapura Zero (Zulkarnaen Othman).
Kolaborasi ini merupakan bagian dari Upaya STB untuk menghidupkan kembali impian perjalanan wisatawan dengan perspektif yang menyegarkan. Sebab selama ini, seni mural telah memainkan peran penting dalam memberikan pengalaman menyegarkan di kawasan terkenal Singapura, seperti Little India, Chinatown, dan Kampong Gelam.
Sebelum pandemi, wisatawan Indonesia sangat senang berfoto dengan seni mural di Singapura untuk mengingat liburan mereka serta membagikannya di media sosial. Karenanya, kolaborasi mural ini diharapkan dapat memicu imajinasi masyarakat Indonesia untuk berwisata kembali melalui seni.

Under the Same Sun: karya mural lintas negara dengan satu makna

Sesuai temanya “Under the Same Sun”, karya mural ini merupakan gagasan seniman Stereoflow dari Indonesia dan ZERO dari Singapura yang terpisah secara geografis. Walaupun terpisah layaknya puzzle, karya mural ini memiliki satu makna yakni meski saat ini terpisah dan tidak dapat melakukan perjalanan, kita semua melalui situasi tersebut bersama, dan bersatu di bawah matahari yang sama.
Matahari menjadi simbol tentang harapan-harapan banyak orang di masa depan. Di bawah sinar matahari yang sama, penduduk Singapura, Indonesia, dan seluruh dunia menyimpan tujuan dan keinginan yang sama: kekuatan, ketabahan, dan kewarasan dalam menghadapi keadaan yang sulit.
“Under the Same Sun” dipenuhi dengan berbagai unsur simbolisme yang mencerminkan keinginan orang untuk kembali berwisata dan terhubung kembali dengan keluarga dan teman setelah pandemi berakhir. Hal itu digambarkan para seniman dengan garis dan simbol yang bertindak sebagai pintu gerbang untuk perjalanan waktu dan ruang.
ZERO memilih untuk menampilkan gapura dalam karya seninya, sedangkan Stereoflow memilih Marina Bay dan Gardens by the Bay, sebagai bagian dari ikon yang memiliki arti lebih bagi keduanya.
Zero, seniman mural dari Singapura, berdiri di depan mural karyanya berjudul Under The same Sun. Singapore Tourism Board meluncurkan bagian karya mural yang terpisah antara Singapura dan Indonesia di M Bloc Space Jakarta, Kamis (8/4), sebagai bagian dari “SingapoReimagine” di Indonesia.
Diakui keduanya saat konferensi media virtual STB, Kamis (8/4), kolaborasi karya ini tak begitu sulit dilakukan. Sebab, Zero maupun Stereoflow telah saling mengenal sejak lama. Chemistry antara keduanya membuat pengerjaan mural ’’Under The Same Sun” dapat terselesaikan dengan baik meski proses brainstorming konsep hingga merancang desain untuk mural puzzle tersebut dilakukan jarak jauh antar kedua negara.
Under The same Sun sebuah karya mural dari dua seniman beda negara. Dok. STB.
Stereoflow mengerjakan mural bagian Indonesia dalam waktu tiga hari, sementara Zero mengerjakan mural sisi Singapura selama tujuh hari. Kondisi cuaca yang berbeda di masing-masing negara turut memengaruhi waktu penyelesaian yang berbeda antar kedua seniman tersebut. Namun, secara total, ’’Under The Same Sun” dapat diselesaikan dalam kurun waktu sebulan.
Bila digabungkan keduanya, seolah kedua negara antara Indonesia dan Singapura saling terhubung satu sama lain.
Under The same Sun sebuah karya mural dari dua seniman beda negara. Dok. STB.
Karya mural ini juga merupakan bagian proyek Hall of Fame2 di Kampong Gelam, Singapura. Tersebar di Bali Lane dan Ophir Road, proyek ini menampilkan tujuh belas mural, termasuk karya seni ZERO untuk menambah warna dan karakter pada semangat Kampong Gelam. Ini adalah Hall of Fame graffiti pertama di Asia Tenggara, tempat dengan beberapa dinding di mana seniman dapat melukis dengan bebas.
Dengan adanya setengah lukisan mural yang dilakukan Stereoflow di M Bloc Jakarta, diharapkan masyarakat Indonesia dapat membayangkan berwisata kembali ke Singapura dan mengunjungi setengah lukisan mural lainnya yang dilakukan ZERO di Bali Lane, Kampong Gelam pada saat yang bersamaan.
Yuk, hidupkan kembali impianmu berlibur ke Singapura dan bayangkan keseruan di sana dengan Singapura lewat puzzle mural di M Bloc Jakarta.
#SingapoRimagine #VisitSingapore
Sedang memuat...0 Konten
Sedang memuat...0 Konten
Sedang memuat...0 Konten
Sedang memuat...0 Konten
Sedang memuat...0 Konten