Kasus COVID-19 Meningkat, Sydney Kembali Tutup Perbatasan untuk Pariwisata

26 Juni 2021 12:55 WIB
·
waktu baca 2 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Sydney Opera House terlihat di belakang kandang jerapah di Kebun Binatang Taronga, Sydney, Australia, Senin (1/6). Foto: REUTERS/Loren Elliott
zoom-in-whitePerbesar
Sydney Opera House terlihat di belakang kandang jerapah di Kebun Binatang Taronga, Sydney, Australia, Senin (1/6). Foto: REUTERS/Loren Elliott
ADVERTISEMENT
Merebaknya wabah COVID-19 di Sydney menyebabkan beberapa bagian wilayahnya menutup perbatasan mereka. Industri pariwisata pun diperkirakan mengalami kerugian besar sekitar ratusan juta dolar Australia.
ADVERTISEMENT
Melihat hal tersebut, Pemerintah Sydney memberlakukan pembatasan baru sesuai dengan arahan pemerintah New South Wales (NSW), Australia, di antaranya mencakup larangan masuk dari area pemerintah lokal tertentu di pinggiran tenggara Sydney.
Dean Long, kepala eksekutif Asosiasi Akomodasi, mengatakan beberapa jam setelah NSW mengumumkan 16 kasus COVID-19 baru dan negara bagian lain memperketat perbatasan mereka, terjadi pembatalan perjalanan massal. Dia mengatakan operator pariwisata Queensland sangat terpukul.
"Penduduk Sydney sudah merencanakan liburannya, tetapi terpaksa harus dibatalkan akibat adanya perkembangan COVID-19 tersebut," ujar Dean, seperti dikutip dari Guardian.
Suasana sepi Sidney Opera House di Australia, Kamis (26/3/2020). Foto: Reuters/Loren Elliott
Selain itu, hotel-hotel di Sydney terkena dampaknya. Satu hotel di CBD kota kehilangan pemesanan senilai 40.000 dolar Australia atau sekitar Rp 400 juta dalam tiga jam pada Rabu (23/6) sore. Operator pariwisata regional di NSW pun telah terpukul keras, dengan daerah-daerah seperti Hunter Valley kehilangan 20 persen dari pemesanan mereka yang akan datang dalam beberapa jam setelah pembatasan pergerakan diberlakukan.
ADVERTISEMENT
Menurut Margy Osmond, kepala eksekutif Forum Pariwisata dan Transportasi, dampak keuangan dari klaster COVID-19 Sydney di dalam industri belum jelas, penutupan perbatasan kemungkinan akan menelan biaya ratusan juta dolar dalam hal konsumsi pariwisata. Pembatalan tersebut menggarisbawahi perlunya dukungan upah yang berkelanjutan khusus untuk sektor ini setelah berakhirnya jobkeeper, karena dukungan hotspot pemerintah federal terbatas pada lokasi wabah.
“Virus itu tampaknya muncul persis sama dengan siklus liburan sekolah, itu sudah terjadi tahun ini dan sangat disayangkan. Masalahnya ketakutan terbesar saya adalah bagi banyak bisnis yang mengandalkan liburan sekolah untuk menenangkan mereka setelah masa sulit, penutupan perbatasan terbaru ini membuat mereka mengibarkan bendera putih. Akhirnya industri ini selesai dengan diskusi tentang setiap negara bagian yang memiliki pendekatan berbeda. Kami sudah jauh melewati titik ketika kabinet nasional terus mengatakan terlalu sulit untuk memiliki respons nasional terhadap penutupan perbatasan,” kata Osmond.
ADVERTISEMENT
Sementara itu, maskapai Virgin Australia mengumumkan akan menyesuaikan penerbangan yang direncanakan selama liburan sekolah dan memindahkan pesawat yang disiapkan untuk rute Sydney guna meningkatkan frekuensi pada rute dari Melbourne dan Brisbane ke tujuan liburan, seperti Cairns, Darwin, Gold Coast, Byron Bay, dan Hobart.
Penulis: Rani Nuraeni Khairunissa