Kebakaran di Lereng Gunung Merbabu, Seluruh Jalur Pendakian Ditutup

12 September 2019 16:20 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Kebakaran di Lereng Gunung Merbabu. Foto: Dok. Balai TN Gunung Merbabu
zoom-in-whitePerbesar
Kebakaran di Lereng Gunung Merbabu. Foto: Dok. Balai TN Gunung Merbabu
ADVERTISEMENT
sosmed-whatsapp-green
kumparan Hadir di WhatsApp Channel
Follow
Kebakaran hutan yang terjadi di Gunung Merbabu pada Rabu (11/9) malam, membuat seluruh jalur pendakiannya ditutup. Belum diketahui secara pasti penyebab kebakaran yang terjadi di gunung dengan ketinggian 3.145 mdpl itu.
ADVERTISEMENT
Namun, berdasarkan informasi yang diterima kumparan dari Kepala Balai TN Gunung Merbabu, Junita Parjanti, titik api pertama kali terlihat pada Rabu malam (11/9), sekitar pukul 19.17 WIB. Tepatnya di kawasan sekitar Dusun Malang, Desa Wonolelo, Kecamatan Sawangan.
Kemudian, sekitar pukul 22.25 WIB, api terlihat semakin membesar dan merembet ke arah puncak yang terpantau dari Dusun Batur, Desa Wonolelo, Kecamatan Sawangan. Hingga pukul 22.50 WIB, masih terus dilakukan pemantauan oleh petugas dan relawan.
Kebakaran di Lereng Gunung Merbabu. Foto: Dok. Balai TN Gunung Merbabu
Kemudian api terpantau semakin membesar pada Kamis (12/9), pukul 00.15 WIB. Tepat pada pagi hari pukul 05.45 WIB, terlihat kepulan asap dari Dusun Malang, Desa Wonolelo, Kecamatan Sawangan.
Menurut Kepala TU Balai TNGMb, Johan Setiawan, seluruh elemen masyarakat dan instansi terkait tengah berupaya untuk memadamkan titik-titik api.
ADVERTISEMENT
“Mulai dari tadi malam termonitor terjadi kebakaran di lereng Merbabu. Kita sudah memobilisasi rekan-rekan Masyarakat Peduli Api (MPA), Mitra Polisi Hutan (MPH), seluruh elemen masyarakat, perangkat desa, dan instansi terkait sudah turun hari ini untuk melakukan pemadaman kebakaran,” ujar Johan, saat dihubungi kumparan, Kamis (12/9).
Kebakaran di Lereng Gunung Merbabu. Foto: Dok. Balai TN Gunung Merbabu
Adapun saat kebakaran terjadi, terdapat pendaki yang tengah berada di Puncak Merbabu. Meskipun demikian, Junita menuturkan bahwa beberapa pendaki yang sedang berada di Puncak Merbabu telah berhasil dievakuasi petugas.
“Saat ini, berdasarkan data jumlah pendaki, sedang dilakukan penyisiran seluruh jalur pendakian oleh petugas. Pendaki yang masih ada di jalur pendakian seperti Selo berjumlah 58 orang dan Thekelan 6 orang, sedang disusul untuk dievakuasi oleh petugas. Sedangkan, untuk jalur Suwanting berjumlah 12 orang sudah clear. Untuk dua jalur lainnya, Wekas dan Chuntel tidak ada pendaki. Dan jalur Suwanting merupakan yang terdekat dengan lokasi karhutla yang terjadi saat ini,” papar Junita.
ADVERTISEMENT
Akibat kebakaran ini, seluruh jalur pendakian di Gunung Merbabu ditutup per Kamis (12/9). Keputusan ini juga tertuang di dalam Surat Edaran bernomor SE. 417/T.35/TU/EVLAP/2019, yang menyatakan seluruh jalur pendakian di Taman Nasional Gunung Merbabu ditutup sementara sampai batas waktu yang belum ditentukan (sampai kondisi memungkinkan).
Penutupan ini dilakukan demi keselamatan pendaki, agar tidak ada yang terjebak api atau asap yang akan menimbulkan korban jiwa.
“Untuk antisipasinya kita lakukan penutupan. Termasuk mereka yang telah melakukan pendaftaran online hari ini sudah kita informasikan utuk ditunda sementara waktu,” ungkap Johan.
Kebakaran di Lereng Gunung Merbabu. Foto: Dok. Balai TN Gunung Merbabu
Johan mengimbau para pendaki untuk menunda dan me-reschedule jadwal pendakiannya sambil menunggu perkembangan situasi. Sedangkan bagi masyarakat sekitar Gunung Merbabu, diimbau untuk tidak melakukan kegiatan yang bisa menimbulkan terjadinya kebakaran hutan, seperti akibat faktor ketidaksengajaan dan sebagainya.
ADVERTISEMENT
“Karena kami tidak ingin terjadi justru malah pendaki terjebak asap dan sebagainya. Kejadian di Gunung Lawu itu menjadi pelajaran berharga bagi pengelola pendakian,” ujar Johan.
Kebakaran di Lereng Gunung Merbabu. Foto: Dok. Balai TN Gunung Merbabu
Sementara itu, ada lima jalur resmi pendakian di Gunung Merbabu yang biasanya dilewati para pendaki. Di antaranya jalur Selo, Suwanting, Wekas, Chuntel, dan Thekelan.
“Bagi yang kemarin sudah terlanjur naik, diimbau agar kalau bisa jangan turun melalui jalur Suwanting, lebih baik melalui jalur lain. Kita antisipasi saja, kita tidak tahu pergerakan api dan asap, kalau api mudah dideteksi, kalau asap itu tergantung angin dan sulit terdeteksi dikhawatirkan pendaki bisa terjebak asap,” pungkas Johan.