Kembangkan 5 DSP, Kemenparekraf Buat Pola Perjalanan Baru di Borobudur

8 November 2021 16:09 WIB
·
waktu baca 4 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Candi Borobudur. Foto: Shutter Stock
zoom-in-whitePerbesar
Candi Borobudur. Foto: Shutter Stock
ADVERTISEMENT
Banyak cara kini tengah dilakukan oleh Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Kemenparekraf) untuk membangkitkan kembali pariwisata Indonesia, khususnya di 5 Destinasi Super Prioritas (DSP). Setelah mempromosikan desa-desa wisata di Indonesia, kini Kemenparekraf kembali meluncurkan pola perjalanan baru, khususnya di Borobudur, bertajuk Borobudur Trail of Civilization (BToC), untuk menarik minat wisatawan untuk berlibur.
ADVERTISEMENT
Wakil Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Wamenparekraf) Angela Tanoesoedibjo, mengatakan bahwa peluncuran BToC merupakan upaya untuk mengembangkan sektor pariwisata dan ekonomi kreatif (parekraf) Indonesia di 5 DSP, di mana salah satunya adalah DSP Borobudur.
"Dalam rangka pengembangan Borobudur, sekaligus upaya untuk mendukung pelestarian Candi Borobudur, maka kami hadirkan pola perjalanan baru bertajuk Borobudur Trail of Civilization," ujar Angela, dalam peluncuran Borobudur Trail of Civilization, yang digelar secara daring, Senin (8/11).
Lebih lanjut, Angela mengatakan bahwa BToC ini disusun berdasarkan relief yang ada pada dinding Candi Borobudur, sehingga wisatawan yang datang tidak hanya jalan-jalan biasa.
"Pola perjalanan baru ini bukan hanya pola jalan-jalan biasa, namun menggambarkan peradaban kehidupan masyarakat tanah Jawa sejak zaman kerajaan Hindu Buddha yang dikemas secara menarik dan memiliki unsur 3E, yaitu Edukasi, Experience, dan Entertainment yang diperkuat dengan story telling," lanjutnya.
Fasilitas penginapan di desa wisata Desa Kenalan, Kec. Borobudur dibuat setara dengan resort mewah. Foto: Dok. Balkondes Borobudur
Hal senada juga diungkapkan oleh Rizki Handayani, Deputi Bidang Produk Wisata dan Penyelenggara Kegiatan Baparekraf. Menurutnya, saat ini orang-orang hanya menilai Borobudur sebagai candi biasa yang jadi tempat wisata dan foto-foto. padahal, banyak cerita menarik yang ada di dalamnya.
ADVERTISEMENT
"Borobudur adalah peninggalan budaya kita, tapi saat ini banyak masyarakat yang hanya mengenal (Borobudur) sebagai bangunan atau candi, kemudian dinaiki atau foto-foto. Padahal, banyak cerita menarik yang bisa menjadi sebuah pola perjalanan," ujar Rizki, di kesempatan yang sama.
Nantinya, ada sembilan sub tema yang ditawarkan dalam pola perjalanan BToC yang bisa dipilih dan dicoba wisatawan. Kesembilan sub tema itu adalah Waluku Cultivating Civilization yang berlokasi di Desa Karangrejo dan menawarkan aktivitas yang bisa dicoba wisatawan, seperti membajak sawah dan bertani.
Lalu, ada Sudhana Manohara: The Eternal Love Story yang berlokasi di Desa Wanurejo dan Desa Wringin Putih. Di jalur wisata ini, wisatawan bisa melihat pagelaran tari dan mencoba dinner romantis.
ADVERTISEMENT
Ketiga, ada Tropical Flora's Wonderland yang berlokasi di Desa Ngadihardjo, Desa Giri Tengah, Desa Kenalan, Desa Bigaran, dan Desa Giri Pumo. Di jalur wisata ini, wisatawan bisa mencoba aktivitas seperti trekking dan mendaki gunung.
Kemudian, wisatawan bisa mencoba sub tema Body & Soul yang berlokasi di Desa Wajaksingi dan Desa Wringin Putih. Yoga, pijat, dan ramuan jamu menjadi aktivitas yang bisa dicoba wisatawan yang memilih tema ini.
Pesona candi Borobudur Foto: Antara/Sigid Kurniawan
Kelima, ada Jataka Fabble Stories yang berlokasi di Desa Ngargogondo dan Desa Kembang Limus. Wisatawan yang memilih sub tema ini bisa mencoba aktivitas seperti bermain wayang serta dongeng hewan.
Selanjutnya, ada pula sub tema Journey of the Stones yang berlokasi di Desa Sambeng dan Desa Ngargogondo. Pahat batu dan wisata gelek bambu menjadi aktivitas yang bisa dicoba wisatawan di tema ini.
ADVERTISEMENT
Ketujuh, ada Skilled Hands yang berlokasi di Desa Karanganyar dan Desa Borobudur. Di sini, wisatawan bisa mencoba membuat gerabah dan membatik.
Kedelapan, Walking with the Stars menjadi sub tema selanjutnya yang bisa dipilih wisatawan. Berlokasi di Desa Giri Tengah dan Desa Kenalan, wisatawan bisa mencoba berbagai aktivitas seperti berkemah dan api unggun.
Terakhir, ada Music and Rhyme yang berlokasi di Desa Wanurejo dan Desa Tuksongo. Di sub tema ini, wisatawan bisa bermain gamelan dan alat musik.
BToC sendiri diharapkan bisa diluncurkan pada tahun 2022 mendatang yang bekerja sama dengan para agen perjalanan setempat. Pola perjalanan baru ini juga diharapkan dapat memberikan pengalaman baru kepada para wisatawan domestik maupun internasional di sekitar Candi Borobudur yang melibatkan pelaku pariwisata dan ekonomi kreatif, serta masyarakat setempat.
ADVERTISEMENT
"Kami harap wisatawan kelak dapat semakin menikmati perjalanan yang mereka lakukan di DSP Borobudur sesuai kearifan lokal, serta meningkatkan kunjungan wisatawan yang berulang dan baru, dan meningkatkan length of stay dan tingkat pengeluaran dari wisatawan. Kami yakin melalui BToC akan memberikan manfaat dan multiplayer effect bagi pelaku umkm dan masyarakat lokal sekitar Candi Borobudur, serta menghadirkan peluang bagi para pelaku parekraf setempat, agar dapat bangkit di tengah pandemi dan turut membangkitkan parekraf Indonesia," tutup Angela.