Kemenparekraf Bangun Kembali Kepercayaan Wisman Lewat Protokol New Normal

6 Juni 2020 16:23 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Wakil Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif Angela Tanoesoedibo, dalam Special Meeting ASEAN Tourism Minister 29 April 2020. Foto: Kemenparekraf
zoom-in-whitePerbesar
Wakil Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif Angela Tanoesoedibo, dalam Special Meeting ASEAN Tourism Minister 29 April 2020. Foto: Kemenparekraf
ADVERTISEMENT
Pandemi COVID-19 membuat wisatawan enggan untuk jalan-jalan, baik di dalam negeri maupun ke luar negeri. Rasa kurang percaya pada kebersihan dan keamanan fasilitas, maupun akomodasi jadi salah satu alasan terbesarnya.
ADVERTISEMENT
Untuk menghadapinya, Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Kemenparekraf), lantas menyusun upaya dan langkah-langkah pemulihan dalam menyambut tatanan normal baru (new normal), di sektor pariwisata dan Ekonomi Kreatif.
Hal ini disampaikan oleh Wakil Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif/Wakil Kepala Badan Pariwisata dan Ekonomi Kreatif, Angela Tanoesoedibjo, ketika membuka kegiatan Webinar Series 3 dengan tema Road Map to Bali Next Normal: What is the State of the Biggest Tourism Market for Bali, Jumat (5/6).
Dalam sambutannya, Wamenparekraf menjelaskan bahwa setidaknya terdapat tiga kunci terkait protokol new normal. Ketiga kunci itu antara lain Kebersihan, Kesehatan, dan Keamanan (Cleanliness, Health, and Safety atau CHS).
Ilustrasi cek suhu sebelum memasuki area hotel. Foto: Kemenparekraf
Protokol new normal ini tidak terbatas pada usaha Pariwisata dan Ekonomi Kreatif yang terdampak saja, seperti penyedia akomodasi, jasa makanan dan minuman, daya tarik wisata, usaha perjalanan wisata.
ADVERTISEMENT
Tetapi, juga diharapkan dapat diterapkan oleh usaha fasilitas seni, dan produksi film, serta usaha-usaha lainnya di seluruh sektor ekonomi kreatif.
Sebab, penerapan protokol new normal yang baik, diharapkan dapat meningkatkan kepercayaan wisatawan. Menurut penuturan Angela Tanoesoedibjo, mendapatkan kepercayaan dari wisatawan akan mempercepat pemulihan pariwisata.
"Gaining trust atau confidence adalah kunci dalam percepatan pemulihan, jadi harus sangat diperhatikan dan diimplementasikan. Jika hanya menjadi promosi tanpa aksi, maka kepercayaan yang dibangun bisa hilang dan akan lebih sulit lagi untuk membangunnya kembali,” ujarnya.
Pegawai hotel membersihkan setiap kamar menggunakan apd lengkap. Foto: Kemenparekraf
Implementasi protokol akan mengacu pada Gugus Tugas dan akan melalui beberapa tahapan 'pra-kondisi'. Mulai dari edukasi, sosialisasi, hingga simulasi.
Dalam pelaksanaannya pun, masing-masing daerah akan menyiapkan manajemen krisis dalam melakukan monitoring dan evaluasi.
ADVERTISEMENT
Wanita yang merupakan wakil menteri termuda di Indonesia itu juga menjelaskan, pihaknya tengah menyiapkan handbook yang mengacu pada standar global. Handbook ini akan menjadi panduan teknis untuk pelaku usaha di sektor pariwisata dan ekonomi kreatif.
Handbook tersebut merupakan turunan yang lebih detail dari protokol yang sedang disusun oleh Kementerian Kesehatan (Kemenkes) berdasarkan masukan dari Kemenparekraf.
Menparekraf Wishnutama saat meninjau protokol normal baru Foto: Dok. Kemenparekraf
Webinar Series 3 diikuti lebih dari 900 peserta dan dihadiri Wakil Gubernur Bali Tjokorda Oka Artha Ardhana Sukawati (Cok Ace), Duta Besar RI untuk Republik Rakyat Tiongkok merangkap Mongolia, Djauhari Oratmangun, dan Duta Besar RI untuk Republik Federal Jerman, Arif Havas Oegroseno.
Lalu ada pula Duta Besar RI untuk Australia merangkap Republik Vanuatu, Yohanes Kristiarto Soeryo Legowo, Duta Besar RI untuk Republik Demokrasi Rakyat Laos, R. P. Pratito Soeharyo, Ketua Gabungan Industri Pariwisata Indonesia (GIPI) Bali, Ida Bagus Agung Partha Adnyana, serta Kepala Perwakilan Bank Indonesia Provinsi Bali, Trisno Nugroho.
ADVERTISEMENT
Pada kesempatan yang sama, Cok Ace menjelaskan bahwa pada 2019, Bali menyumbang 6,3 juta wisman. Negara asal wisman tertinggi secara berurutan adalah Australia, Tiongkok, India, Eropa, dan Amerika.
Diketahui, para wisatawan yang datang ke Bali memiliki minat daya tarik wisata yang beragam. Daya tarik wisata budaya memegang peranan terbesar hingga mencapai 65 persen, alam 30 persen, dan wisata buatan hanya sebesar 5 persen.
Wamen Parekraf Angela Tanoesoedibjo dalam Special Meeting of the ASEAN Tourism Ministers (M-ATM) on Coronavirus Disease 2019 (COVID-19) Foto: Dok. Kemenparekraf
Angela juga menekankan bahwa selayaknya tempat wisata lainnya, Bali juga turut mengalami dampak dari pandemi COVID-19. Walau begitu, Bali merupakan salah satu gerbang utama serta ikon dari pariwisata Indonesia di mata dunia.
Oleh sebab itu, ia optimis bahwa nantinya sektor pariwisata di Bali akan bangkit dengan cepat. Terutama mengingat kesungguhan yang ditunjukkan Pemerintah Provinsi Bali dan pemangku kepentingan untuk bahu-membahu membangkitkan pariwisatanya.
ADVERTISEMENT
Di luar itu, sejalan pula dengan arahan Presiden Jokowi, pemerintah daerah lainnya juga harus memperhatikan betul kondisi laju penyebaran COVID-19 di daerah masing-masing sebelum membuka kembali destinasi wisata.
“Saya optimis Bali akan kembali bangkit, khususnya dalam upaya membangkitkan industri pariwisata Bali. Selain adanya penerapan protokol yang baik oleh para pelaku industri, dibutuhkan sinergi antara pemerintah pusat, pemerintah daerah, perwakilan Indonesia di luar negeri, media, dan seluruh stakeholder lainnya," tutupnya.
(Simak panduan lengkap corona di Pusat Informasi Corona)
***
Yuk! bantu donasi atasi dampak corona.