Kisah Desa Gampong Nusa Aceh: Dulu Kena Tsunami, Kini Jadi Desa Wisata Terpilih

21 Oktober 2021 10:29 WIB
·
waktu baca 4 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Suasana di Desa Wisata Gampong Nusa, Aceh. Foto: Gitario Vista Inasis/kumparan
zoom-in-whitePerbesar
Suasana di Desa Wisata Gampong Nusa, Aceh. Foto: Gitario Vista Inasis/kumparan
ADVERTISEMENT
Tragedi tsunami yang melanda Aceh 17 tahun lalu tak hanya meninggalkan duka mendalam bagi masyarakat Indonesia, tapi juga cerita mereka yang berhasil bangkit dari keterpurukan. Salah satunya adalah Desa Gampong Nusa yang terletak di Kecamatan Lhoknga, Kabupaten Aceh Besar, Aceh. Sempat luluhlantak terhantam gelombang tsunami, kini Desa Gampong Nusa kian mantap jadi desa wisata unggulan.
ADVERTISEMENT
Pengelola Desa Wisata Gampong Nusa, Rubama, bercerita kepada kumparan bagaimana mulanya desa tersebut bisa bangkit, hingga akhirnya masuk sebagai salah satu dari "50 Besar Desa Wisata Terbaik Indonesia Bangkit" dalam Anugerah Desa Wisata Indonesia (ADWI) 2021 yang digelar Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Kemenparekraf).
Pengelola Desa Gampong Aceh, Rubama. Foto: Gitario Vista Inasis/kumparan
"Sebenarnya bangkit dari keterpurukan tsunami 2004 itu bahwa kita ini enggak boleh duduk diam saja walaupun terkena bencana yang maha dahsyat. Akhirnya pelan-pelan kita bangun. Waktu itu yang kita lakukan adalah pengembangan pengelolaan sampah berbasis masyarakat. Kita kelola sampah karena persoalan pasca-tsunami selain rekonstruksi sedang berjalan, ada persoalan terbesar salah satunya sampah," ujar Rubama.
Suasana di Desa Wisata Gampong Nusa, Aceh. Foto: Gitario Vista Inasis/kumparan
Sebelum menjadi desa wisata seperti sekarang, Rubama mengatakan bahwa butuh waktu bertahun-tahun untuk mematangkan konsep desa wisata.
ADVERTISEMENT
"Pada 2007 kita buat Nusa Creation Community sebuah kelompok yang fokus dengan pengelolaan sampah. Kemudian 2010, Nusa dikunjungi banyak orang tapi belum punya konsep wisata," katanya.
Tak hanya sekadar membangun desa wisata, nyatanya ada beberapa tantangan yang harus dihadapi dalam mengembangkan Desa Gampong Nusa.
"2010 saya utarakan untuk membuat ini-ini. Diketawain saya. Karena saat menyebut wisata ini kerap dipandang negatif, dan kedua wisata, kan, harusnya ada air terjun, pantai, ataupun bangunan cantik dan megah yang modern dan lain sebagainya," ungkapnya.
Suasana di Desa Wisata Gampong Nusa, Aceh. Foto: Gitario Vista Inasis/kumparan
Namun, Rubama tak menyerah hingga akhirnya pada 2012-2013, Desa Nusa kedatangan turis dari Malaysia. Kedatangan turis Malaysia tersebut, salah satunya adalah ingin mengetahui secara langsung peristiwa tsunami Aceh yang terjadi.
ADVERTISEMENT
Saat itu mereka menginap di homestay yang dibuat dari rumah-rumah warga. Ia mengaku saat itu ada 20 rumah warga yang disulap menjadi homestay.
Setelah melihat peluang yang ada dan belajar dari pengalaman tersebut, Rubama pun akhirnya mematangkan konsep desa wisata yang ingin dikembangkan dan meluncurkan konsep desa wisata.
"Akhirnya kita belajar dari 2013 itu, kita susun konsep lagi dan 2015 kita launching sudah ada paket kuliner dan sebagainya. Tapi selama 2 tahun itu kita prepare terus," ungkap Rubama.
"5 tahun kali ya kita menyusun konsep, baru di 2015 kita coba susun-susun itu," lanjutnya.

Keunikan Desa Wisata Gampong Nusa

Suasana di Desa Wisata Gampong Nusa, Aceh. Foto: Gitario Vista Inasis/kumparan
Selain menyuguhkan pesona megahnya Bukit Barisan, Desa Wisata Gampong Nusa juga memiliki keunikan yang tak ditemukan di tempat lain. Salah satunya adalah puluhan rumah warganya yang disulap menjadi homestay.
ADVERTISEMENT
"Keunikan lain, saya belum menemukan selain desa ini yang punya homestay lebih dari 20 atau yang punya 42 homestay. Masyarakat Nusa juga sangat ramah dan menerima segala perbedaan," ujar Rubama.
Bila bicara produk ekonomi kreatifnya, Rubama mengungkapkan ada beberapa suvernir atau oleh-oleh khas Desa Gampong Nusa yang bisa dibawa pulang wisatawan yang datang.
"Kalau bicara kuliner Aceh kaya, ya. Jadi suvenir kita ada salah satu kuliner keripik temuruy daun kari yang hampir setiap rumah punya. Itu yang diminati wisatawan," lanjutnya.
Suasana di Desa Wisata Gampong Nusa, Aceh. Foto: Gitario Vista Inasis/kumparan
Tersedia pula paket-paket wisata bagi mereka yang datang ke desa wisata satu ini.
"Kita ada paket wisatawan, misalnya mau 2 hari di Nusa kita kirim paketnya. Mau belajar memasak ada juga. Permainan tradisional dan sebagainya, pengetahuan lokal yang ditinggali kita gali lagi lewat strategi-strategi paket wisata ini," ujarnya.
ADVERTISEMENT
Tak heran jika sebelum pandemi, Desa Wisata Gampong Nusa bisa dikunjungi ribuan orang setiap tahunnya.
"Misalnya teman-teman dari Malaysia sebelum pandemi totalnya bisa 8 ribu orang per tahun, Thailand, Jerman, dan sebagainya masih puluhan," ungkapnya.

Desa Wisata Kebencanaan Pertama di Indonesia

Suasana di Desa Wisata Gampong Nusa, Aceh. Foto: Gitario Vista Inasis/kumparan
Tak sampai di situ, Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Menparekraf), Sandiaga Uno yang ditemui kumparan dalam kesempatan berbeda menyebut Desa Gampong Nusa juga punya potensi wisata edukasi, khususnya tentang tsunami.
"Gampong Nusa tadi kita lihat begitu memiliki daya tarik baik wisata alam dan indahnya Bukit Barisan. Tapi juga potensi dari pada seni dan budaya ada yang sangat penting, yaitu merupakan desa yang bisa untuk pengembangan wisata edukasi tentang kebencanaan," ujar Sandiaga.
Menparekraf Sandiaga Uno mengunjungi Desa Gampong Nusa, Lhoknga, Aceh Besar, Aceh, Rabu (20/10). Foto: Kemenparekraf RI
Sandiaga Uno mengatakan bahwa Gampong Nusa merupakan desa pertama yang dikembangkan desa wisata edukasi pemahaman kebencanaan.
ADVERTISEMENT
"Dari '50 Desa Wisata Terbaik Desa Wisata Indonesia Bangkit', ini merupakan desa pertama yang dikembangkan sebagai desa wisata edukasi pemahaman kebencanaan. Karena ini punya histori atau sejarah tentang tragedi tsunami 2004," papar Sandiaga.
"Kita ingin belajar dari apa yang terjadi dan kearifan kearifan lokal yang bisa kita edukasikan khususnya kepada sekolah-sekolah. Nanti ini menjadi spot yang rutin dikunjungi sekolah-sekolah, seperti Rinkai Disaster Prevention Park yang ada di Tokyo sehingga masyarakat jadi lebih tau ada gempa potensi tsunami dan lainnya," pungkasnya.
***
(Simak panduan lengkap corona di Pusat Informasi Corona)