Kota Ini Daftarkan Tradisi Nongkrong Bareng Tetangga Jadi Warisan Dunia UNESCO

20 Agustus 2021 7:01 WIB
·
waktu baca 2 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Ilustrasi Spanyol Foto: Dok. Wikimedia Commons
zoom-in-whitePerbesar
Ilustrasi Spanyol Foto: Dok. Wikimedia Commons
ADVERTISEMENT
Charlas Al Fresco, sebuah tradisi mengobrol bersama tetangga saat ini menjadi kebiasaan yang hampir punah bagi masyarakat Algar, Spanyol. Untuk mempertahankan tradisi itu, pemerintah setempat mengajukan Charlas Al Fresco untuk ditetapkan sebagai Warisan Dunia UNESCO.
ADVERTISEMENT
Dilansir Reuters, Charlas Al Fresco adalah tradisi di mana setiap musim panas, warga Algar akan berkumpul bersama tetangga untuk berbincang, ngopi bareng, hingga makan bersama. Namun, seiring berjalannya waktu, tradisi itu semakin jarang dilakukan.
Salah satu faktor yang membuat tradisi itu kian menghilang adalah perkembangan internet dan media sosial. Hal ini membuat interaksi dengan tetangga melalui tatap muka atau nongkrong bareng semakin terkikis.
Karena itu, warga Algar berupaya untuk mendaftarkan tradisi unik mereka tersebut ke dalam daftar UNESCO.
Di musim panas, saat matahari mulai terbenam dan udara mulai terasa teduh, biasanya warga Algar mulai membawa kursi dan meja ke luar rumah mereka untuk menerima tamu. Para warga Algar akan menikmati senja dan angin sepoi-sepoi sambil bermain kartu, berkicau, atau sekadar bersantai.
ADVERTISEMENT
Wali Kota Algar, Jose Carlos Sanchez, berharap kondisi akan berubah dan mengimbau agar lebih banyak warga mendukung upaya kota mendaftarkan tradisi itu ke UNESCO.
Ilustarsi kota Algar, Spanyol Foto: Wikimedia Commons
Dua minggu setelah imbauan tersebut, di teras saat musim panas dan bersamaan dengan suhu mendekati rekor tingkat tertinggi di selatan Spanyol, dirinya dia terkejut menemukan keramaian yang dia harapkan.
"Tidak ada seorang pun di dalam rumah, semua orang di jalanan, memperkuat inisiatif ini dan ingin menjadikan Algar sebagai Warisan Tak Benda Kemanusiaan UNESCO," ujar Sanchez.
Idenya adalah untuk mencegah internet mengakhiri tradisi ini. Adapun yang terus diingat Sanchez sejak masa kecilnya, tradisi ini jadi hiburan yang menyenangkan bagi keluarga dan tetangganya di Algar.
"Ketika ledakan jejaring sosial melanda, semua orang ada di media. Sekarang saya pikir orang-orang mulai meninggalkan interaksi tatap muka, untuk berbicara secara langsung ... Apa yang kami coba capai adalah memiliki harmoni dan keramahan dan kembali ke cara tradisional," pungkasnya.
ADVERTISEMENT
(Simak panduan lengkap corona di Pusat Informasi Corona).