Kota Kuno Hegra di Arab Saudi Dibuka untuk Umum Usai Ditutup 2.000 Tahun

10 Desember 2020 7:01 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
SItus Al-Ula Arab Saudi  Foto: Wikimedia Commons
zoom-in-whitePerbesar
SItus Al-Ula Arab Saudi Foto: Wikimedia Commons
ADVERTISEMENT
Situs arkeologi Hegra di Arab Saudi untuk pertama kalinya dalam 2.000 tahun akan dibuka untuk wisatawan. Menurut laporan Majalah Smithsonian , Hegra yang juga dikenal sebagai Mada'in Saleh atau Al-Hijr, telah menjadi situs arkeologi penting bagi para peneliti yang mencoba untuk membuka misteri sebuah kerajaan kuno.
ADVERTISEMENT
Saat ini, situs tersebut menjadi atraksi utama wisatawan yang berkunjung ke Arab Saudi. Sebelum ditinggalkan selama ribuan tahun oleh penduduknya, Hegra pernah menjadi kota kedua pusat perdagangan Kerajaan Nabataean yang ramai.
Kota itu juga merupakan saudara Kota Petra, Yordania, yang menjadi kota kedua Nabatean, pengembara yang menguasai perdagangan rempah-rempah dan membangun peradaban yang luar biasa di tengah gurun. Suku Nabatea yang ahli dalam hidrolika biasanya menyalurkan air hujan dari pegunungan, sehingga memungkinkan mereka membangun kota-kota yang spektakuler di beberapa lingkungan yang paling tidak ramah di dunia.
SItus Al-Ula Arab Saudi Foto: Wikimedia Commons
Situs ini menampilkan arsitektur menakjubkan yang diukir di tebing yang membuatnya sering dibandingkan dengan kota kuno Petra yang terkenal di Yordania. Namun, Hegra memiliki sisi lain wajib dikunjungi wisatawan. Di lokasi tersebut terdapat 111 makam monumental dengan ukiran rumit dan sumur air yang berasal dari abad ke-1 SM.
ADVERTISEMENT
Gaya dekorasi mencerminkan pengaruh desain dari campuran budaya, termasuk Asiria, Mesir, dan Venesia. Prasasti yang tersebar di sekitar strukturnya juga mengandung beberapa bahasa kuno yang berbeda.
Selain Nabataean, ada jejak epigrafi Lihyanite, Thamudic, Latin, dan Yunani. Setelah bertahun-tahun ditutup untuk umum, Hegra akhirnya dibuka untuk umum pada akhir November 2020 lalu.
"Untuk wisatawan yang pergi ke Hegra, Anda perlu tahu lebih banyak daripada melihat makam dan prasasti dan kemudian pergi tanpa mengetahui siapa yang membangunnya dan kapan (dibangun)," kata David Graf, spesialis Nabataean, arkeolog, dan profesor di Universitas Miami.
SItus Al-Ula Arab Saudi Foto: Wikimedia Common
Zaman dahulu, Suku Nabatae memasok segalanya, mulai dari rempah-rempah hingga jahe, gula, merica, kemenyan, dan mur. Komoditas semacam itu sangat dihargai untuk memasak dan membuat upacara keagamaan pada zaman kuno, menjadikan Nabataean kerajaan yang kaya.
ADVERTISEMENT
Dengan sedikit sisa-sisa arkeologi yang tersisa, Hegra memainkan peran penting dalam mengungkap misteri Nabataean yang terus membingungkan para peneliti.
SItus Al-Ula Arab Saudi Foto: Wikimedia Commons
"Alasan kami tidak tahu banyak tentang mereka adalah karena kami tidak memiliki buku atau sumber yang ditulis oleh mereka, yang memberi tahu kami tentang cara mereka hidup dan mati, serta cara menyembah dewa mereka," kata Laila Nehmé, seorang arkeolog dan wakil direktur Proyek Arkeologi Hegra.
Namun, Hegra kini tidak lagi dibuka untuk penelitian. Pemerintah berencana membangun resor mewah bawah tanah baru di dekatnya.
Pejabat Saudi juga sudah secara aktif bergerak untuk mencapai Visi Saudi 2030 yang diumumkan oleh Putra Mahkota Mohammed bin Salman, yaitu pergeseran negara dari minyak menuju perdagangan dan pariwisata selama 20 tahun ke depan.
ADVERTISEMENT
(Simak panduan lengkap corona di Pusat Informasi Corona).