Kunjungan Wisman Meningkat, Investasi di Sektor Pariwisata Tumbuh 31%
ADVERTISEMENT
ADVERTISEMENT
Maka tak heran Kementerian Pariwisata (Kemenpar) terus mengembangkan, bahkan merintis destinasi wisata baru. Deputi Bidang Pengembangan Destinasi Pariwisata Kemenpar , Dadang Rizki Ratman, menyatakan bahwa strategi pengembangan destinasi harus didukung dengan promosi investasi di sektor pariwisata.
“Data pada 2017 menunjukkan semakin banyak kunjungan dari wisatawan mancanegara, maka investasi yang masuk pada suatu daerah juga semakin banyak. Yang paling tinggi Bali, DKI Jakarta, lalu Kepulauan Riau,” papar Dadang, ketika ditemui kumparanTRAVEL di Red Top Hotel and Convention Center, Jakarta, Senin (4/6).
ADVERTISEMENT
Menariknya, tak hanya investor asing yang berminat menanamkan modal di sektor pariwisata . Investor domestik juga tak malah kalah berkontribusi.
“Investasi di sektor pariwisata rata-rata mengalami pertumbuhan hingga 20 persen per tahun, dan tahun 2017 tercatat mencapai 31 persen atau USD 1,7 miliar,” kata Dadang mengutip data BPKPM.
Tingginya minat investor pada sektor pariwisata terlihat dalam forum pertemuan para investor pariwisata atau Regional Investment Forum 2018 (RIF) yang berlangsung di Yogyakarta baru-baru ini.
Dalam forum tersebut, dilaporkan investor asing yang tertarik menanamkan modalnya di sektor pariwisata Indonesia berasal dari Timur Tengah, Korea Selatan, AS, Jepang, Singapura, Taiwan, Malaysia, Australia, Tiongkok, Inggris , India, dan Rusia.
Kini Kemenpar fokus mengembangkan pembangunan pariwisata di 50 destinasi pariwisata nasional, 88 Kawasan Strategis Pariwisata Nasional (KSPN), dan 222 Kawasan Pengembangan Pariwisata Nasional (KPPN).
Penyebaran atraksi wisata di Indonesia terdiri atas alam (35%), budaya (60%), dan buatan (5%). Produk wisata alam meliputi wisata bahari (35%), ekowisata (45%), dan wisata petualangan (20%). Wisata budaya meliputi wisata warisan budaya dan sejarah (20%), wisata belanja dan kuliner (45%), serta wisata kota dan desa (35%).
ADVERTISEMENT
“Destinasi itu justru ujung tombaknya pariwisata. Ada yg suka alam, ada yg suka wisata buatan, budaya, atau suka semua. Untuk mengembangkan destinasi itu, diperlukan pelaku usaha yang mendukung dan mengelola, salah satunya investor,” imbuh Dadang.