Mau Masuk Museum Gratis di Wina? Pakai Sepeda Saja

5 Maret 2020 9:18 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Orang-orang memadati Kota Wina dengan berjalan kaki dan bersepeda Foto: Shutter Stock
zoom-in-whitePerbesar
Orang-orang memadati Kota Wina dengan berjalan kaki dan bersepeda Foto: Shutter Stock
ADVERTISEMENT
sosmed-whatsapp-green
kumparan Hadir di WhatsApp Channel
Follow
Pemanasan global memang menjadi concern banyak pihak termasuk Pemerintah Kota Wina. Untuk mengurangi emisi karbon dioksida di kotanya, pemerintah setempat memberikan akses gratis masuk ke dalam beberapa museum bagi warga negaranya yang memilih tidak menggunakan kendaraan bermotor.
ADVERTISEMENT
Misalnya saja dengan menggunakan sepeda atau berjalan kaki. Orang-orang yang mengendarai sepeda atau berjalan kaki akan mendapat token yang bisa ditukarkan dengan tiket museum.
Sistem yang disebut sebagai Kultur-Token itu akan bekerja melalui aplikasi yang melacak setiap pergerakan para penggunanya. Apabila mereka berhasil menghemat karbon selama kurang lebih 20 kilogram atau setara dengan dua minggu bersepeda, maka mereka akan mendapat token.
Wiener Konzerthaus dibangun pada 1870. Gedung konser ini memiliki kawasan parkir yang bisa digunakan oleh pesepeda Foto: Shutter Stock
Token itu kemudian dapat digunakan ke beberapa museum, seperti Vienna Museum, Kunsthalle Wien, Volkstheater, dan Wiener Konzerthaus. Keempat museum itu masuk ke dalam daftar museum yang diuji coba selama enam bulan.
Nantinya, apabila ada museum lain yang berminat untuk bergabung, skema token ini akan diperluas. Masa uji coba tersebut dimulai pada 2 Februari 2020 dengan jumlah peserta seribu orang.
Seorang pengunjung memandangi lukisan yang dipamerkan di Museum of Art History, Wina Foto: Shutter Stock
Jika uji coba itu berhasil, maka sistem ini akan beroperasi secara penuh pada musim gugur. Tidak ada batasan jumlah token yang bisa diperoleh melalui program itu, hanya saja jumlah maksimal token yang boleh disimpan dalam satu waktu hanya lima potong saja.
ADVERTISEMENT
Nantinya, sistem Kultur-Token akan diperluas. Sehingga tak hanya bisa mengatasi masalah lingkungan saja. Misalnya saja sebagai tolok ukur pemberian penghargaan bagi orang-orang yang mau menjadi sukarelawan.
Wah, keren, ya. Jadi bisa melihat karya seni sambil mengurangi pemanasan global.