Mengembalikan Kepercayaan Wisatawan Jadi Kunci Sukses Pemulihan Pariwisata

28 Juni 2020 15:19 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Ilustrasi wisatawan asing. Foto: Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif
zoom-in-whitePerbesar
Ilustrasi wisatawan asing. Foto: Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif
ADVERTISEMENT
Seluruh pemangku kepentingan pariwisata dan ekonomi kreatif harus dapat berkolaborasi dan saling mendukung untuk meningkatkan kembali kepercayaan wisatawan terhadap pariwisata di Tanah Air pascapandemi COVID-19.
ADVERTISEMENT
Sebab, mengembalikan kepercayaan wisatawan dianggap sebagai kunci sukses dalam upaya pemulihan sektor pariwisata di tanah air.
"Indonesia mengalami lack of trust of destination dari wisatawan mancanegara maupun wisatawan domestik, sehingga kita harus berupaya bersama meningkatkan kepercayaan terhadap wisatawan," kata Deputi Bidang Pemasaran Kemenparekraf/Baparekraf, Nia Niscaya, Sabtu (27/6).
Deputi Bidang Pemasaran Badan Pariwisata dan Ekonomi Kreatif, Nia Niscaya. Foto: Kemenparekraf
Dalam bincang bisnis daring ASITA bertajuk "Sinergi ASITA dan Pemerintah Menyikapi Kebijakan New Normal Pariwisata Indonesia", Nia mengungkapkan, penurunan kepercayaan wisatawan akan destinasi wisata akibat COVID-19 sebenarnya terjadi di seluruh negara di dunia.
Di Indonesia, seiring dengan penanganan COVID-19 oleh pemerintah, sentimen dari sejumlah negara terhadap pasar Indonesia sudah mengalami pertumbuhan positif dari yang sebelumnya berada di zona merah atau di bawah nol persen.
Ilustrasi wisatawan berlibur di Indonesia. Foto: Kemenparekraf
"Meski pada periode 9 hingga 16 Juni 2020 berdasarkan Sprinklr Analytic (social listening tools) sentimen sejumlah negara mulai terjadi peningkatan, tapi ini jangan lantas membuat kita cukup puas. Secara umum persepsi mereka masih sekitar 50 persen," kata Nia Niscaya.
ADVERTISEMENT
Untuk dapat meningkatkan kembali kepercayaan wisatawan dan pariwisata nasional pada umumnya, Nia mengatakan Kemenparekraf telah menyusun protokol Cleanliness, Health, and Safety (CHS). Protokol itu dituang dalam bentuk video edukasi dan handbook yang ditujukan kepada para pelaku usaha parekraf.
Kemudian melakukan simulasi dan uji coba penerapan protokol sekaligus mendokumentasikan bahan untuk soft campaign dan tutorial. Juga, sosialiasi/pelatihan serta publikasi kepada para pelaku dan masyarakat domestik serta internasional melalui berbagai channel.
Penari gandrung sewu di Banyuwangi Foto: Dok. Kemenparekraf
"Inilah pokok persoalan kalau bicara wisatawan. Kesuksesan Indonesia dalam penanganan COVID-19 ini bisa menjadi salah satu penilaian dalam pembentukan nation branding. Karena itu perlu sinergi dari ASITA juga perwakilan di negara-negara pasar untuk bagaimana meningkatkan kepercayaan wisatawan," kata Nia.
ADVERTISEMENT
Berkaca dari negara-negara lain yang mampu pulih dari COVID-19, pasar dalam negeri akan berjalan lebih dahulu. Strategi ini juga akan dijalankan Kemenparekraf dengan kampanye #DiIndonesiaAja dengan segmentasi pasar keluarga, pasangan, wisatawan perorangan (FIT), dan pemerintah.
Penari Banyuwangi Foto: Dok. Kemenparekraf
Begitu juga untuk pasar wisatawan mancanegara, yakni dengan menyiapkan strategi kampanye #DreamNowTravelTomorrow sebagai branding protokol CHS. Di antaranya, menyampaikan pesan kepada wisman terkait protokol kesehatan dan inspiring content, tetap menjaga komunikasi dengan partner di organisasi dan destinasi.
"Intinya kita harus bisa hadir di pasar dengan menampilkan konten-konten yang memberi inspirasi pada wisatawan," kata Nia Niscaya.
Duta Besar LBPP RI untuk Singapura, Ngurah Swajaya, sepakat dan siap mendukung strategi yang disiapkan Kemenparekraf.
.Ilustrasi wisatawan Foto: Dok. Kemenparekraf
Ngurah mengatakan, pihaknya akan mendukung dengan turut membuat konten-konten terkait penanganan COVID-19 di Indonesia dan disiarkan melalui seluruh media yang dimiliki.
ADVERTISEMENT
"Pasar domestik di Indonesia berpotensi luar biasa namun hal itu tentu tidak cukup dan perlu ditopang dengan wisatawan mancanegara. Sehingga citra akan pariwisata di Indonesia terus berada di benak wisatawan," kata Ngurah.
Sementara Duta Besar LBPP Indonesia untuk Laos, Pratito Soeharyo, mengatakan, pihaknya juga akan mendorong para diaspora Indonesia, terutama yang berada di Laos, untuk mempromosikan kebijakan pariwisata Indonesia.
Pratito mengatakan, pihaknya juga telah memiliki berbagai program untuk mempromosikan pariwisata Indonesia di Laos. Salah satunya mendorong pembukaan penerbangan langsung dari Luang Prabang ke Bali.
"Kita juga telah memiliki rencana program untuk famtrip Key Opinion Leaders dan jurnalis dari Laos," kata Pratito.
Asisten Deputi Pengembangan Pariwisata Berkelanjutan Kementerian Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi, Kosmas Harefa mengatakan pihaknya memiliki 13 program dalam mendukung sektor pariwisata di masa normal baru atau pascapandemi COVID-19.
ADVERTISEMENT
Di antaranya melakukan sinkronisasi anggaran belanja terkait pariwisata yang tersebar di berbagai kementerian/lembaga juga mendorong anggaran belanja perjalanan dinas dalam negeri (termasuk kegiatan MICE) seluruh K/L agar dialokasikan ke daerah yang bergantung pada sektor pariwisata.
"Jumlah ini tidak sedikit, ini bisa jadi kekuatan perekonomian di destinasi kita," kata Kosmas.
Dalam diskusi tersebut, turut menghadirkan Asisten Deputi Pengembangan Pariwisata Berkelanjutan Kementerian Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi Kosmas Harefa, Duta Besar LBPP RI untuk Singapura Ngurah Swajaya, serta Duta Besar LBPP Indonesia untuk Laos Pratito Soeharyo.