Mengenal Kushe Aunshi, Tradisi Unik Perayaan Hari Ayah di Nepal

12 November 2018 18:58 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Beri ucapan selamat dengan ciuman di Hari Ayah (Foto: Shutterstock)
zoom-in-whitePerbesar
Beri ucapan selamat dengan ciuman di Hari Ayah (Foto: Shutterstock)
ADVERTISEMENT
Tak hanya di Indonesia, Hari Ayah juga dirayakan di berbagai negara di seluruh dunia.
ADVERTISEMENT
Hari Ayah sebetulnya dirayakan pada waktu yang berbeda-beda di setiap negara, tak terkecuali di Nepal.
Di Nepal, Hari Ayah dirayakan pada minggu-minggu kedua pada bulan Agustus atau awal September yang dikenal dengan Kushe Aunshi.
Hari istimewa yang didedikasikan untuk ayah, di mana para putra dan putri mereka pulang untuk bertemu dan menghabiskan waktu berkualitas dengan para ayah mereka.
Dilansir dari Imnepal, Kushe Aunsi atau yang juga dikenal sebagai Gokarna Aunsi adalah festival Hari Ayah di mana orang-orang Nepal memberi pujian kepada ayah mereka dengan memberikan makanan, pakaian, dan hal-hal yang paling disukai ayah mereka.
Dalam budaya Nepal, perayaan Hari Ayah masih sangat erat kaitannya dengan tradisi masyarakat Hindu dan hal ini dirayakan untuk menunjukkan rasa syukur terhadap pengorbanan tak terbatas yang dilakukan oleh ayah terhadap anak-anaknya.
ADVERTISEMENT
Kushe Aunshi di Nepal juga dilakukan dengan berbagai macam cara, seperti dengan membawa sebuah Kush yaitu sebuah rumput yang dianggap sebagai simbol kesucian yang digunakan pada ritual-ritual tertentu.
Rumput Kush di Nepal (Foto: Wikimedia Commons)
zoom-in-whitePerbesar
Rumput Kush di Nepal (Foto: Wikimedia Commons)
Di Hari Ayah tersebut, mereka juga menggunakan rumput Kush dalam semua kesempatan dan biasanya dipakai sepanjang hari. Rumput tersebut dibentuk menyerupai cincin atau yang lainnya.
Tradisi tersebut diperkirakan sudah dilakukan selama ratusan tahun lalu dan sejak saat itu, Hari Ayah di Nepal disebut dengan Kushe Aunshi.
Selain itu, di jalan-jalan di sekitar Nepal juga terlihat anak-anak perempuan yang sudah menikah dengan membawa barang-barang ke rumah ibu mereka untuk bertemu, tidak peduli betapa sibuknya jadwal mereka.
Selain itu, Kushe Aunshi di Nepal juga dilakukan dengan mengunjungi kuil-kuil khusus yang yang ada di sana seperti Kuil Gokarneshwar Mahadev, Betrawati di Rasuwa, Devghat di Tanahun dan Baraha Chhetra di Sunsari. Hal ini biasanya dilakukan bagi mereka yang telah kehilangan sosok ayah.
ADVERTISEMENT
Mereka akan mandi di sungai yang ada di sekitar kuil sebagai simbol kemurnian dan melakukan ritual Shraddha atas nama ayah mereka.
Shraddha adalah sebuah ritual untuk menghormati para leluhur dan mengenang ayah mereka yang telah meninggal.
Pada Hari Ayah, dia yang telah kehilangan ayahnya akan memberikan Sidadaan (Sida adalah perpaduan beras yang sakral dan bahan makanan murni lainnya dengan pakaian) ke pandit atau sorang petapa.
Terlepas dari perbedaan perayaan Hari Ayah yang ada di berbagai belahan dunia, inti dari perayaan hari ayah sendiri adalah sama yaitu untuk mendedikasikan satu hari untuk sosok ayah yang telah mengabdikan seluruh hidupnya untuk masa depan kita.
Satu-satunya tujuan di balik perayaan Hari Ayah ini adalah untuk mengingat mereka dengan cinta, memberi mereka apa yang mereka sukai, dan juga memberi apa yang ingin mereka makan.
ADVERTISEMENT
Tentunya, kita tidak perlu satu hari dalam setahun untuk merayakan orang tua kita. Kita bisa menjadikan setiap hari sebagai perayaan.
Sekali lagi, Selamat Hari Ayah.