news-card-video
Jakarta
imsak
subuh
terbit
dzuhur
ashar
maghrib
isya

Mengintip Museum Sastra Pertama di Indonesia, Kata Andrea Hirata

3 Juli 2019 11:25 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Museum Kata Andrea Hirata, Belitung. Foto: Bella Cynthia/kumparan
zoom-in-whitePerbesar
Museum Kata Andrea Hirata, Belitung. Foto: Bella Cynthia/kumparan
ADVERTISEMENT
Selain pantai dengan air jernih dan bebatuan besar, Belitung juga punya daya tarik lain. Sesuai julukannya, Negeri Laskar Pelangi, Belitung dihiasi berbagai destinasi wisata yang berkaitan dengan film dan novel yang mendulang sukses itu.
ADVERTISEMENT
Salah satunya adalah Museum Kata Andrea Hirata, yang didirikan oleh sang penulis Andrea Hirata. Letaknya sendiri berada di Jalan Laskar Pelangi, Gantong, persis di pinggir jalan.
Museum Kata Andrea Hirata, Belitung. Foto: Bella Cynthia/kumparan
kumparan berkesempatan untuk mengunjungi Museum Kata Andrea Hirata pada Senin (1/7) lalu. Untuk menemukan museum ini bukanlah hal yang sulit, sebab bangunannya cukup mencuri perhatian karena dibuat berwarna-warni, sangat eye catching, dan cukup mencolok bila dibandingkan dengan bangunan lain di sekitarnya.
Dengan merogoh kocek Rp 50 ribu, kami pun masuk ke dalam. Lagi-lagi, bubuhan warna bak pelangi menghiasi seluruh sudut museum. Kesan museum yang kuno dan membosankan rasanya tak berlaku untuk Museum Kata Andrea Hirata.
Museum Kata Andrea Hirata, Belitung. Foto: Bella Cynthia/kumparan
Kami melihat pada salah satu tembok museum terdapat tulisan yang menjelaskan, bahwa Museum Kata Andrea Hirata merupakan museum literasi pertama di Indonesia. Kemudian tepat di depan pintu museum ada peringatan bahwa pengunjung boleh bebas mengambil foto sebanyak-banyaknya, tetapi jangan menyentuh benda-benda koleksi.
ADVERTISEMENT
Tak sabar, kami pun langsung masuk ke dalam museum yang berdiri di sebuah rumah yang sudah berumur 200 tahun. Bentuk museum sendiri layaknya rumah zaman dahulu, dengan ubin berwarna hitam.
Usut punya usut, rupanya Museum Kata Andrea Hirata menyimpan kurang lebih 200 karya sastra dari penulis di dalam maupun luar negeri dari berbagai genre, mulai dari film, literatur musik, hingga seni. Kemudian kami juga melihat berbagai lukisan kontemporer maupun klasik koleksi Andrea Hirata, potongan adegan-adegan yang ada di film Laskar Pelangi dan sebuah rak berisi cover Laskar Pelangi yang diterbitkan di berbagai negara.
Museum Kata Andrea Hirata, Belitung. Foto: Bella Cynthia/kumparan
Tak lupa, yang cukup mencuri perhatian adalah kutipan-kutipan terkenal dari Andrea Hirata, salah satunya “Bermimpilah, karena Tuhan akan memeluk mimpi-mimpimu”. Selain itu, tersebar pula barang-barang vintage, buku-buku dari berbagai genre, dan sebagainnya.
ADVERTISEMENT
Uniknya, tiap ruangan yang ada di Museum Kata Andrea Hirata diberi nama sesuai dengan pemain Laskar Pelangi, yaitu Ruang Lintang, Ruang Ikal, dan Ruang Mahar. Untuk Ruang Ikal, kami melihat sepeda kesayangannya yang dipakai dalam film Laskar Pelangi, sebuah meja belajar dengan kursi dan koper, kemudian cuplikan film yang menggambarkan sosok Ikal, dan foto adegan ketika Ikal berpisah dengan Lintang.
Kemudian, kami lanjut di ruangan di sebelahnya, yakni Ruang Lintang. Di sini kami menemukan foto-foto Lintang yang diambil dari film Laskar Pelangi. Salah satunya saat dirinya bersepeda dengan sepeda kesayangannya hingga foto Lintang saat berboncengan dengan Ikal.
Museum Kata Andrea Hirata, Belitung. Foto: Bella Cynthia/kumparan
Sementara untuk Ruang Mahar yang terkenal sebagai karakter nyentrik, dihiasi berbagai foto dan lukisan dari para seniman lokal yang menginspirasi Mahar. Salah satunya adalah Rhoma Irama, yang juga menjadi idolanya. Terakhir tepat di belakang museum terdapat warung kopi bernama Kupi Kuli.
ADVERTISEMENT
“Namanya Kupi Kuli, karena dulu yang minum kebanyakan kuli,” ujar perempuan yang menjaga warkop tersebut, kepada kumparan.
Museum Kata Andrea Hirata, Belitung. Foto: Bella Cynthia/kumparan
Menurut penuturannya, warkop ini menyajikan kopi hitam khas Belitung. Kami juga melihat secara langsung pembuatan kopi yang diracik di atas tungku. Setelah puas berkeliling museum, kami berjalan ke sebuah ruangan yang tak kalah mencolok, namanya Word Room atau Ruang Kata.
Berbeda dari ruangan-ruangan sebelumnya, untuk Word Room tak memiliki sekat, apalagi pintu. Meski begitu, ruangan ini penuh dengan dekorasi eksentrik, mulai dari cuplikan karya sastra penulis ternama dari sejumlah negara, sampai kerangka jendela yang dipasang di langit-langit.
Museum Kata Andrea Hirata, Belitung. Foto: Bella Cynthia/kumparan
Apa kamu sudah pernah mengunjungi Museum Kata Andrea Hirata?