Menjejak Sejarah Purba Geopark Merangin, Taman Bumi Tertua di Dunia

6 Desember 2021 16:40 WIB
·
waktu baca 7 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Foto udara Kawasan Geopark Merangin, Jambi, Kamis (2/12).  Foto: Wahdi Septiawan/ANTARA FOTO
zoom-in-whitePerbesar
Foto udara Kawasan Geopark Merangin, Jambi, Kamis (2/12). Foto: Wahdi Septiawan/ANTARA FOTO
ADVERTISEMENT
Bunyi gemuruh air mengiringi perjalanan kumparan kala menjejak Kawasan Geopark Merangin di Desa Air Batu, Kecamatan Renah Pembarap, Kabupaten Merangin, Jambi.
ADVERTISEMENT
Lewat undangan dari Dinas Kebudayaan dan Pariwisata (Disbudpar) Provinsi Jambi, kumparan dan para peserta Geo Fun Rafting 2021 berkesempatan untuk menyusuri keindahan Geopark Merangin yang disebut-sebut sebagai taman bumi (geopark) tertua di dunia.
Para peserta Geo Fun Rafting Geopark Merangin 2021. Foto: Gitario Vista Inasis/kumparan
Ya, tak seperti geopark pada umumnya, Merangin mempunyai ciri khas tersendiri di mana kamu bisa menemukan fosil-fosil purba yang tersebar di sepanjang aliran sungai.
Menurut data dari Dinas Kebudayaan dan Pariwisata (Disbudpar) Provinsi Jambi, di dalam kawasan Geopark Merangin cukup banyak peninggalan fosil kayu, tumbuhan, serta kerang-kerangan yang tercetak membatu di batu endapan lava dan abu vulkanik gunung purba.
Peserta Geo Fun Rafting Merangin 2021 menyusuri Sungai Batang Merangin dalam Kawasan Geopark Merangin di Biuku Tanjung, Merangin, Jambi, Kamis (2/12). Foto: Wahdi Septiawan/ANTARA FOTO
Selain itu, lokasinya yang masih berada di kawasan Taman Nasional Kerinci Seblat, membuat kealamian Geopark Merangin masih amat terjaga. Secara geografis, Geopark Merangin terletak di sepanjang kawasan Sungai Batang Merangin dan Sungai Mengkarang.
ADVERTISEMENT
Setidaknya ada 21 geosite, 18 geo heritage dengan 14 geo heritage bernilai lokal, 1 bernilai nasional, dan 3 bernilai internasional. Serta 3 biosite, 5 cultural site, dan 2 intagible site.
Fosil dan lempengan fragmen bumi tersebut serupa dan bahkan seusia dengan bebatuan yang ada di situs bersejarah di Cina. Fosil bebatuan tersebut diperkirakan berusia lebih dari 300 juta tahun.

Perjalanan Menyusuri Fosil-Fosil Purba

Peserta Geo Fun Rafting Merangin 2021 menyusuri Sungai Batang Merangin dalam Kawasan Geopark Merangin di Biuku Tanjung, Merangin, Jambi, Kamis (2/12). Foto: Wahdi Septiawan/ANTARA FOTO
Perjalanan kumparan menyusuri fosil-fosil purba di Geopark Merangin pun dimulai dari Desa Air Batu. Ada dua cara sebenarnya buat kamu yang ingin melihat langsung fosil-fosil purba ini, yakni trekking dengan membelah hutan atau pun mengarungi Sungai Merangin dengan berarung jeram seperti apa yang dilakukan kumparan beberapa waktu lalu.
ADVERTISEMENT
Dry bag sudah di tangan, alat-alat keselamatan sudah terpasang di badan, kumparan pun langsung mengikuti arahan dari Samsul, skipper berpengalaman dan river guide di Merangin.
Keseruan Geo Fun Rafting 2021 di Geopark Merangin. Foto: Gitario Vista Inasis/kumparan
Menurut Samsul, ada beberapa aspek keselamatan yang harus dipahami sebelum berarung jeram.
"Jika tercebur ke sungai, jangan panik, cari teluk atau tepian sungai yang tenang," ujar Samsul, skipper sekaligus river guide Merangin, beberapa waktu lalu.
Tak sampai di situ, Samsul juga mengajak para peserta untuk melakukan ritual membasuh muka seraya meminta 'izin' kepada yang empunya tempat.
"Disarankan untuk membasuh muka dengan air sungai terlebih dahulu agar bapak/ibu tidak melihat apa yang tidak kami lihat," ucapnya pada peserta.
Selepas briefing satu per satu peserta dipersilakan untuk naik ke kapal karet yang sudah ditentukan dengan titik awal arung jeram berada di Desa Air Batu. Perahu karet kami diisi oleh 6 orang, yaitu 3 orang skipper dan 3 peserta.
Peserta Geo Fun Rafting Merangin 2021 menyusuri Sungai Batang Merangin dalam Kawasan Geopark Merangin di Biuku Tanjung, Merangin, Jambi, Kamis (2/12). Foto: Wahdi Septiawan/ANTARA FOTO
Sekitar pukul 15.00 WIB, perahu karet yang ditumpangi kumparan pun berangkat untuk melibas jeram-jeram yang ada di depan mata.
ADVERTISEMENT
"Jangan lewat jeram yang deras ya, yang fun-fun saja," ungkap Dody, salah satu peserta yang berada di perahu karet yang sama dengan kumparan.
Ya, saat menaiki arung jeram, peserta atau wisatawan akan diberikan pilihan untuk melewati jeram yang menantang atau menghindarinya. Namun, mengingat barang bawaan kami yang harus dijaga, akhirnya kami pun memilih jalur yang ringan saja.
Dalam perjalanan kali ini, kumparan diajak untuk mengunjungi 3 dari beberapa site (situs) yang ada di Geopark Merangin. Dua di antara site tersebut adalah yang bernilai internasional, karena memang menawarkan daya tarik berupa fosil-fosil purba berusia ratusan juta tahun, yakni Gosite Fosil Kayu Teluk Gedang dan Geosite Fosil Daun Muara Karing.

Fosil Berumur Lebih dari 300 Juta Tahun

Kepala Bappeda sekaligus General Manager Geopark Merangin, Agus Zainudin saat menjelaskan Fosil Kayu Teluk Gadang yang jadi ikon Geopark Merangin. Foto: Gitario Vista Inasis/kumparan
Setelah mengarungi Sungai Merangin selama 30 menit, kumparan pun tiba di titik perhentian pertama, yaitu di Geosite Fosil Kayu Telak Gedang.
ADVERTISEMENT
ADVERTISEMENT
Salah satu keunikan dari geosite ini adalah kamu bisa menemukan pohon masa lalu, yakni Araucarioxylon yang telah terfosilkan dengan akar yang juga tampak membatu, serta batang pohon setinggi 2,4 meter. Tidak jauh dari pohon ini terdapat pula kumpulan fosil kerang dan fusulina yang tertanam jelas di lapisan batuan sedimen.
Setelah mengunjungi geosite yang pertama, kumparan melanjutkan perjalanan di geosite berikutnya, yakni Fosil Daun Muara Karing.
Fosil kerang berusia 300 juta tahun lalu yang ada di Geopark Merangin. Foto: Gitario Vista Inasis/kumparan
Saat mengarungi sungai, perhatian kumparan tertuju pada salah seorang skipper yang bernama Azmi, memberitahukan salah satu formasi bebatuan unik yang ada di Kawasan Geopark Merangin.
"Itu, ada batu mirip buaya," ujarnya, sembari menunjuk ke arah batu tersebut.
Salah satu formasi bebatuan unik menyerupai buaya di Geopark Merangin. Foto: Gitario Vista Inasis/kumparan
Ya, jika dilihat sekilas bentuk batu tersebut menyerupai seekor buaya. Tak lama setelahnya kumparan pun tiba di geosite berikutnya.
ADVERTISEMENT
Berbeda dari geosite yang pertama, di sini kamu justru bisa menjumpai fosil daun Macralethopterid, Pecopetrid, dan Cordaites. Ketiga fosil ini ditemukan dalam lapisan serpih hitam tufan terkersikkan dan termasuk dalam formasi Mengkarang.
Staf geologi di Geopark Merangin saat menunjukkan fosil kerang berusia ratusan juta tahun. Foto: Gitario Vista Inasis/kumparan
"Usianya masih Permian 300 juta tahun inilah yang menjadi daya tarik yang geopark kita. Jadi kita punya temanya bahwa Merangin, Jambi itu adalah fosil awal Permian terakhir dan terlengkap itu tema Geopark Merangin. Jadi, bagi yang mau liat sejarah bumi umur-umur Permian silakan datang ke Merangin," ujar, salah satu staf Geologi Merangin, Eko Wahyudi.
Selain fosil purba, di tempat ini kamu juga bisa bersantai sejenak untuk menikmati keindahan aliran Sungai Muara Karing yang unik. Itu dikarenakan formasinya yang bertumpuk seperti sebuah air terjun mini.
ADVERTISEMENT
Adapun, perjalanan arung jeram mengarungi Geopark Merangin ditutup saat kapal karet yang ditumpangi kumparan tiba di Teluk Kuang, yang juga menjadi garis finish acara Geo Fun Rafting 2021.
Ada hal menarik yang bisa ditemui di dekat Teluk Kuang, di mana kamu bisa mengunjungi destinasi unik yang ada di sekitarnya, yakni Kolam Jodoh.
Kolam Jodoh, salah satu tempat unik di Geopark Merangin Foto: Gitario Vista Inasis/kumparan
Selain pemandangannya yang unik, Air Terjun Kolam Jodoh konon dipercaya mampu melancarkan jodoh bagi para pengunjungnya. Tak heran jika banyak yang mengunjungi tempat ini bersama pasangan mereka.
Tak hanya dipercaya memudahkan jodoh, Air Terjun Kolam Jodoh juga menyajikan sebuah air terjun yang eksotis. Air terjun mungil lengkap dengan kolam kecil di bawahnya menjadi daya tarik tersendiri bagi wisatawan.
Foto udara penumpukan pasir di Teluk Wang Sakti, Kawasan Geopark Merangin, Jambi, Kamis (2/12). Foto: Wahdi Septiawan/ANTARA FOTO
Setelah berarung jeram selama kurang lebih satu setengah jam, kumparan tiba di Teluk Kuang yang menjadi penutup petualangan menjelajahi keindahan Geopark Merangin. Setelah rafting, kumparan pun diajak untuk menikmati salah satu kuliner khas Merangin, yakni bubur ayak.
ADVERTISEMENT
Bubur ayak adalah jenis makanan tambahan sebagai selingan yang biasa dinikmati oleh masyarakat Batin Merangin. Bubur ayak ini disebut juga dengan bubur sumsum. Dinamakan bubur ayak, karena bahan utamanya adalah tepung beras yang telah diayak (ditapis) menjadi halus yang kemudian diuli seperti cendol.
Buat yang ingin mengunjungi Geopark Merangin, kamu bisa melakukan perjalanan dari Kota Jambi.

Cara dan Akses Menuju Geopark Merangin

Suasana di Geopark Merangin. Foto: Gitario Vista Inasis/kumparan
Kamu setidaknya harus menempuh perjalanan selama kurang lebih 6-8 jam dari Kota Jambi. Salah satu akses menuju Geopark Merangin adalah dengan menyewa travel dari bandara. Adapun, harga trip untuk sekali jalan dipatok mulai dari Rp 130 ribu per orang.
Kemudian kamu bisa menuju Desa Air Batu terletak di Kecamatan Renah Pembarap, Kabupaten Merangin yang berjarak lebih kurang 30 KM dari Kota Bangko yang merupakan Ibu Kota Kabupaten Merangin.
Sungai Karing, salah satu site geologi di Geopark Merangin. Foto: Gitario Vista Inasis/kumparan
Jika ingin menyusuri Sungai Merangin dengan berarung jeram, kamu bisa menyewa perahu seharga Rp 600-700 ribu. Harga tersebut sudah termasuk sewa perahu untuk empat orang dan tiga orang guide.
ADVERTISEMENT
Bicara kekayaan alam Indonesia seolah tak pernah ada habisnya, seperti halnya saat berkunjung ke Geopark Merangin. Bak permata yang menunggu untuk ditemukan, Geopark Merangin menawarkan keindahan yang sayang dilewatkan.
Bagaimana, tertarik untuk mengunjungi ke Geopark Merangin?
***
(Simak panduan lengkap corona di Pusat Informasi Corona)