news-card-video
Jakarta
imsak
subuh
terbit
dzuhur
ashar
maghrib
isya

Menyaksikan Serunya Festival Gandrung Sewu di Banyuwangi

21 Oktober 2018 9:20 WIB
comment
1
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Festival Gandrung Sewu, Banyuwangi (Foto: Bella Cynthia Ratnasari / kumparan)
zoom-in-whitePerbesar
Festival Gandrung Sewu, Banyuwangi (Foto: Bella Cynthia Ratnasari / kumparan)
ADVERTISEMENT
Sabtu (20/10), kumparanTRAVEL menginjakan kaki di Pantai Marina Boom yang terletak di Banyuwangi, Jawa Timur. Bukan untuk berwisata bahari, namun kedatangan kami kali ini untuk menyaksikan secara langsung Gandrung Sewu.
ADVERTISEMENT
Di tengah matahari yang terik, para penari sudah bersiap di pinggir area dengan kostum lengkap dan wajah penuh riasan. Mula-mula, pertunjukan diawali dengan Hadrah Kuntulan dan salawatan.
Beberapa anak laki-laki masuk ke area pertunjukan sambil membawa rebana dan memainkannya dengan lihai. Kemudian disusul dengan para penari wanita yang menggunakan pakaian dominan berwarna hijau.
Penari di Festival Gandrung Sewu, Banyuwangi (Foto: Bella Cynthia Ratnasari / kumparan)
zoom-in-whitePerbesar
Penari di Festival Gandrung Sewu, Banyuwangi (Foto: Bella Cynthia Ratnasari / kumparan)
Anak muda ini melantunkan bait-bait pujian Islami dengan alunan musik hadrah. Baik penari dan pemain musik semua kompak, membuat suasana diawal begitu menyenangkan.
Setelah pembukaan selesai, barulah kami menyaksikan puncak acara yang ditunggu-tunggu. Kami disuguhkan pertunjukan Gandrung Sewu yang mengangkat tema Layar Kemendung.
Tema kali ini menampilkan kisah heroisme bupati pertama Bayuwangi, Raden Mas Alit. Dikisahkan jika beliau harus gugur saat menjalani ekspedisi pelayaran dan kematiannya meninggalakan kepedihan mendalam untuk masyarakat Bayuwangi.
ADVERTISEMENT
Puncak acara, di awali dengan para wanita yang sebagian besar kostumnya berwarna merah masuk ke area venue. Dengan wajah yang selalu tersenyum, penari berusia kurang dari 18 tahun ini sangat gemulai membawakan tariannya.
Para Penari di Festival Gandrung Sewu, Banyuwangi (Foto: Bella Cynthia Ratnasari / kumparan)
zoom-in-whitePerbesar
Para Penari di Festival Gandrung Sewu, Banyuwangi (Foto: Bella Cynthia Ratnasari / kumparan)
Sedikit demi sedikit, akhirnya seluruh penari perempuan itu sudah masuk ke dalam venue. Mereka menari dengan lemah gemulai, sungguh hebat sekali penampilannya.
Kisah Raden Mas Alit itu diceritakan lewat fragmen dengan melibatkan sekitar 64 orang. Terlihat fragmen ini dilakoni oleh para pria yang berperan sebagai orang pribumi dan penjajah. Dalam pagelarannya, diceritakan dan dibawakan bagaimana kisah Mas Ali saat memerintah, membuat keputusan yang sulit hingga pergi untuk ekspedisi.
Penampilan Kisah Raden Mas Alit di Festival Gandrung Sewu (Foto: Bella Cynthia Ratnasari / kumparan)
zoom-in-whitePerbesar
Penampilan Kisah Raden Mas Alit di Festival Gandrung Sewu (Foto: Bella Cynthia Ratnasari / kumparan)
Selama pertunjukan dimulai kami dibuat tak ada henti-hentinya dibuat takjub oleh para pemain, mereka begitu pandai melakoni perannya. Masyarakat juga begitu antusias menyaksikan festival tahunan itu.
ADVERTISEMENT
Terlihat pula, yang berperan sebagai penjajah seolah menendang tawanannya. Dan sang tawanan itu berpura-pura terjatuh dan seolah sangat tersakiti oleh perlakuan penjajah. Akting yang sangat baik, membawa kami seolah ikut merasakan pedihnya penderitaan sang tawanan.
Gandrung Sewu, Banyuwangi (Foto: Bella Cynthia Ratnasari / kumparan)
zoom-in-whitePerbesar
Gandrung Sewu, Banyuwangi (Foto: Bella Cynthia Ratnasari / kumparan)
Para penari semuanya menampilkan aksi terbaiknya di tengah hamparan pasir dengan latar belakang gugusan pulau dan birunya selat Bali. Sungguh perpaduan yang sangat indah, wajar saja wisatawan dan media luar datang untuk menyaksikan sendiri bagaimana atraksi itu berlangsung.