Merawat Kekayaan Banyuwangi di Bandara Blimbingsari

16 Oktober 2017 19:29 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
ADVERTISEMENT
Bukan hanya sebagai pintu masuk pariwisata Banyuwangi, Bandara Blimbingsari kini berkembang menjadi ikon baru sekaligus penunjang perkembangan pariwisata kabupaten di ujung timur Pulau Jawa tersebut.
ADVERTISEMENT
Apa pasal Bandara Blimbingsari layak menjadi ikon baru Banyuwangi? Setidaknya ada tiga hal yang membuat Bandara Blimbingsari sebagai ikon baru Banyuwangi.
Yang pertama, bandara ini dilengkapi dengan terminal berkonsep arsitektur hijau yang ramah lingkungan. Bandara Blimbingsari merupakan satu-satunya bandara di Indonesia yang memiliki konsep arsitektur hijau.
Bandara Blimbingsari, Banyuwangi (Foto: Ulfa/kumparan)
Salah satu contohnya adalah, pengunjung tidak akan menjumpai pendingin ruangan. Hal ini sebagai bukti, Bandara Blimbingsari berkonsep ramah lingkungan. Sebagai gantinya, dinding-dinding terminal bandara memiliki banyak bukaan (kisi-kisi) sehingga udara segar dapat mengalir ke dalam bangunan dan mengeluarkan udara panas. Ditambah dengan penempatan beberapa kipas angin untuk membantu pendinginan udara.
Selain itu, bandara yang didesain oleh arsitek Andra Matin ini memiliki kolam air dan kebun bunga sehingga dapat menjadi objek wisata tersendiri.
ADVERTISEMENT
Kedua, gaya arsitektur yang mengangkat budaya lokal. Atap terminal mengadopsi rumah Suku Osing (masyarakat asli Banyuwangi) yang menyerupai Udeng, ikat kepala khas Banyuwangi. Kearifan lokal sengaja diadopsi dalam arsitektur bangunan untuk membentuk kesadaran masyarakat agar senantiasa merawat kekayaan budaya asli Banyuwangi. Bangunan dengan arsitektur yang khas tentu menjadi landmark yang menarik perhatian wisatawan.
Bandara Blimbingsari, Banyuwangi (Foto: Ulfa/kumparan)
Bukan itu saja, inovasi dalam desain bandara, sejalan dengan program SDGs (Sustainable Development Goals, yang meruapakan agenda dunia menuju 2030) yang menekankan pada inovasi infrastruktur.
Ketiga, prinsip efisiensi dari konsep arsitektur hijau, antara lain, kesesuaian dengan iklim tropis di Indonesia, efisien dalam pengelolaan dan pemeliharaan, mengoptimalkan sumber daya lokal dan material ramah lingkunga, memanfaatkan vegetasi untuk meminimalisasi panas, dan kemampuan mengelola limbah untuk keberlanjutan sumber daya.
Mengenal Bandara Blimbingsari Banyuwangi (Foto: Faisal Nu'man/kumparan)
ADVERTISEMENT